Pecundang Yang Tidak Setuju Ahok Di Pertamina, Silahkan Mundur!!!
Santer isu tentang Ahok yang akan bergabung dengan salah satu BUMN. Well, sebenarnya bukan isu lagi, namun telah menjadi berita yang terkonfirmasi, terkonfirmasi oleh Erick Thohir yang menjadi Menteri BUMN, pun terkonfirmasi oleh Jokowi.
Yang belum terkonfirmasi mungkin jabatan apa yang akan ia emban di BUMN, apakah sebagai komisaris utama atau direktur utama? Juga kemana beliau akan ditempatkan, belum diketahui, setidaknya untuk saat ini.
Yang ramai terdengar adalah di Pertamina, ada juga yang menyebut PLN, nama BUMN Inalum, pun sekilas ada dikaitkan ke Ahok.
Walau belum dipastikan Ahok akan masuk ke BUMN yang mana, namun gelombang penolakan sudah mulai muncul. Yang menolak ya yang itu itu saja, kelompok Panjero (Panjang Jenggot Otak Separoh), demikian teman saya menyebutnya. Padahal entah apa kaitannya Ahok masuk BUMN dengan kelompok hobi demo tersebut. Toh BUMN juga bukan milik mereka.
BUMN yang lain seperti PLN dan Inalum, adem ayem saja. Kecuali yang dari Pertamina, melalui Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu ( FSPPB), penolakan itu muncul. Selidik punya selidik, ternyata ketuanya Arie Gumilar aktif di Gerakan 212, yang terkenal karena menyebarkan isu SARA dalam gerakan politik.
Penelusuran lebih jauh menunjukkan bila pecundang yang terlihat agamis namun berbau amis ini ternyata punya track record buruk sebagai pemuja selangkangan. Kelakuannya malah dibongkar habis sampai ke area yang sangat personal alias pribadi oleh netizen.
Mulai dari keterlibatannya dengan dua wanita yang disebut Popi dan Sandra, uang lembur saat aborsi yang belum dibayar, hingga ke soal utang ke klub karaoke di Cilacap yang ternyata juga belum dibayar.
Malah kabar terbaru menyebutkan bila si Arie ini sedang terlibat pertengkaran dengan istrinya serta telah menutup ig-nya di medsos akibat terkuak kelakuan bejatnya dengan cewek Cilacap.
Apa mau dikata? Menuduh Ahok bermulut kotor namun kelakuannya ternyata jauh lebih kotor, menuduh Ahok tidak terpuji ternyata dirinya pengejar birahi.
Orang-orang seperti inilah yang selama ini menjadi benalu di BUMN. Mereka menerima gaji dan fasilitas dari negara, namun dengan tidak tahu malu menghujat pemerintah baik di medsos maupun di kehidupan nyata. Baik sebagai pendonor maupun terjun langsung ke lapangan, melakukan demo anti pemerintah.
Sudah waktunya pemerintah bersikap tegas, jangan mau didikte oleh kelompok-kelompok yang selama ini menjadi parasit di pemerintahan.
Keputusan Erick Thohir melakukan perombakan besar-besaran pada internal Kementerian BUMN merupakan langkah yang tepat. Namun hendaknya perombakan ini jangan hanya terbatas pada pencopotan sekretaris kementerian (sesmen) dan semua deputi, tapi juga mencakup hingga jajaran karyawan selevel Arie Gumilar ini.
Bukan apa-apa, pasalnya bila benar Ahok masuk Pertamina, karyawan model Arie pasti akan keteteran. Menilik dari apa yang pernah dilakukan Ahok semasa di Pemprov DKI Jakarta dulu.
Saat menjabat gubernur DKI, Ahok mampu membangun sistem performa manajemen, standar operasional prosedur, dan penerapan sistem digital.
Bukan itu saja, Ahok juga membangun budaya berbasis kinerja. Selama memimpin Pemprov DKI Jakarta, Ahok mendorong bawahannya berperilaku berdasarkan budaya tersebut.
Sistem dan kinerja yang dibangun Ahok bahkan menuai apresiasi positif dari publik. Hal ini terbukti dari Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Oktober 2016 yang menunjukkan 61% masyarakat DKI Jakarta menilai pemerintahan berjalan baik dan sangat baik.
Tingkat kepuasan warga terhadap kinerja keseluruhan Ahok mencapai 75%. Pelayanan di kecamatan dan kelurahan bahkan memuaskan 90% warga DKI Jakarta.
Walau demikian, seperti sudah tercatat dalam sejarah, akibat politik identitas yang berlandaskan ayat dan mayat dari kelompok Panjero, Ahok harus menelan pil pahit. Dirinya hanya dipilih oleh 42 persen warga DKI, yang masih waras.
Nah kembali ke soal membangun budaya berbasis kinerja. Bila hal ini diterapkan Ahok di Pertamina, apa iya, model karyawan semacam Arie mampu mengikutinya?
Melihat disela-sela penugasannya ke Cilacap namun masih sempat-sempatnya mencari hiburan di selangkangan Popi dan Sandra, hanya menunjukkan bila yang bersangkutan bukanlah karyawan yang punya keseriusan dalam bekerja.
Bila bertahan, pada gilirannya ia hanya akan menjadi benalu di dalam Pertamina. Mungkin orang-orang seperti Arie sudah harus berpikir untuk mundur saja daripada menjadi pecundang yang kelak akan dimundurkan oleh sistem yang dibuat Ahok.