Indovoices.com– Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Direktorat P2PTM) menyelenggarakan acara Temu Blogger di Aula Siwabessy, Kemenkes, Jakarta.
Hadir sebagai narasumber, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putrie Arianie mengatakan bahwa diabetes bisa ditanggulangi dengan melakukan deteksi awal.
“Untuk penyakit tidak menular cukup tiga ini saja yang dikerjakan dengan deteksi dini seperti cek tekanan darah, gula darah, dan Indeks Massa Tubuh (IMT)/lingkar perut secara rutin kalau anda memiliki faktor risiko seperti merokok, malas gerak, makan sembarangan dan obesitas. Minimal satu bulan sekali. Buat apa? Minimal kalau tidak bisa mengurangi jangan menambah,” terang Cut Putrie.
Perlu diketahui bahwa 3 dari 10 orang Indonesia yang tahu dirinya menderita PTM, selebihnya tidak mengetahui jika dirinya terjangkit penyakit tidak menular (PTM) karena tidak ada gejala dan tanda sampai terjadi komplikasi. Dari 3 orang tersebut hanya ada 1 orang yang berobat secara teratur. Karenanya pencegahan dini merupakan upaya antisipasi agar tidak terjadi komplikasi yang semakin buruk, yang berakibat pada produktivitas dan pendapatan berkurang, sehingga daya saing sumber daya manusia (SDM) pun juga akan rendah.
Selain pencegahan dini, Cut Putrie Arianie juga mengajak masyarakat untuk membudayakan gerakan hidup sehat. Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) bisa dilakukan dengan cara-cara yang sederhana dan mudah dilakukan.
“Bagaimana cara mencegah PTM? Simpel saja. Menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, seperti aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, jangan hari Jumat saja, kalau bingung jalan kaki saja minimal 10.000 langkah sehari, manfaatkan Car Free Day (CFD) dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dr. Cut Putrie Arianie.
Lebih lanjut, Cut mengatakan bahwa kendati pencegahannya cukup mudah namun masyarakat sulit untuk melakukan upaya-upaya pencegahan faktor risiko diabetes. Hal ini dikarenakan ada aspek kebiasaan yang sudah tertanam sangat lama, kemudian diubah dengan kebiasaan yang baru, yang pada akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan.
“Sulit mungkin bagi yang sudah addict, tapi harus kalau dia masih mau menjaga kesehatan dan tidak menjadi penderita PTM. Lalu aktivitas fisik, dari yang biasanya parkir dekat, terus harus parkir jauh pasti enggak mau. Yang biasanya naik motor atau mobil lalu diminta pakai kaki untuk jalan supaya beraktivitas fisik, pasti enggak mau. Tentu ini ngak mudah, karena berkaitan dengan lifestyle, makanya butuh komitmen untuk berubah,” ungkapnya.
Kementerian Kesehatan terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah diabetes yakni melakukan edukasi dan informasi kesehatan kepada masyarakat tentang cara hidup sehat, menghimbau pengendalian konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL), mendorong konsumsi tinggi serat seperti buah dan sayur, jaga keseimbangan kalori, perlindungan khusus dengan perlindungan terhadap bahaya (imunisasi, pengendalian Gula, Garam dan Lemak, dan KTR), kemudian yang terakhir pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar. Langkah tersebut, diharapkan mampu mengurangi faktor risiko penyakit diabetes sehingga derajat kesehatan masyarkat yang setinggi-tingginya bisa tercapai.(jpp)