Ketahuilah, seburuk-buruknya Rawaya (pembawa berita) adalah orang yang membawakan berita bohong. Ketahuilah, sesungguhnya bohong itu tidak layak dilakukan, baik ketika serius maupun bercanda – Mutiara dan Hikmah : Ibnu Qayyim al-Jauziyyah –
Saya yakin, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak sedang bercanda saat berpidato dihadapan ratusan kadernya (diunggah di akun Facebook Partai Gerindra, 19 Maret 2018). Pun, saya percaya beliau tidak berbohong saat menyampaikan (ada) ramalan yang mengatakan bahwa pada tahun 2030 nanti lndonesia dipastikan tidak ada lagi, alias bubar. Jangan serius. Kita anggap saja beliau sedang resah, lelah mencari inspirasi sejak pencapresannya tahun 2014 lalu.
Hasil dari pencarian yang mendalam selama empat tahun ini berbuah pemikiran yang simetris dengan novel fiksi ilmiah karya PN Singer dan August Cole tahun 2015, ‘Ghost Fleet : A Novel Of The Next World War’. Maka keluarlah pidato beliau yang berbau mistis. Luar biasa. Saya kira cuma mbah Mijan saja yang pintar meramal, tidak tau ternyata ada juga orang asing yang bisa melihat masa depan tanpa semedi dulu.
Indonesia bubar? Sejak dinyatakan merdeka tahun 1945, perjalanan bangsa ini ‘bermandikan darah’. Tercatat sedikitnya tiga kali terjadi pertempuran ditahun 1945, antara tentara Indonesia melawan Jepang, Inggris, dan Belanda. Pertempuran 10 November adalah yang terberat dalam sejarah Revolusi Nasional. Bahkan sampai tahun 1962 masih terjadi pertempuran melawan Belanda di Laut Aru, Maluku. Soekarno, sang Proklamator, Presiden pertama Republik Indonesia, juga tidak luput dari serangan musuh, setidaknya tujuh kali percobaan pembunuhan terjadi atas dirinya. Ini membuktikan bahwa sejak dulu pihak asing sangat bernafsu menguasai negeri yang kaya dengan hasil bumi ini. Tapi saya bersyukur, sampai detik ini Indonesia tetap eksis.
Jangan ikuti jalan pikiran Fadli Zon ditwitt nya, itu terlalu naif. Penguasaan asset negara oleh pihak asing jangan dijadikan indikasi negara itu bakal bubar suatu hari. Freeport Amerika, yang sudah 50 tahun bercokol dibumi Papua untuk mengeksplorasi hasil tambangnya memang perlu mendapat perhatian khusus. Dan untuk Freeport, presiden Jokowi sudah melepas sinyal ” Mari Bung Rebut Kembali “. Bukan mustahil proyek-proyek asing lainnya akan segera menyusul.
Tahun 2002, atas putusan Mahkamah Internasional, dua pulau sengketa, Sipadan dan Ligitan (terletak diselat Makassar) diserahkan pada Malaysia. Kita pasrah dan terpaksa menerima. Tapi sekarang, coba saja sekali lagi, rebut Ambalat dari wilayah NKRI, seketika jiwa patriotisme rakyat Indonesia akan bangkit dan mengikuti jalurnya; perang! Jangan membangunkan macan tidur. Indonesia negara yang kuat dan berdaulat, aman dalam lindungan masyarakatnya yang berkarakter.
Tapi, sebagai orang yang baperan, saya agak khawatir juga, jangan-jangan yang disampaikan Prabowo Subianto ini benar adanya. Akan jadi warga negara apa saya dua belas tahun mendatang? Prabowo harusnya sekalian memikirkan nama yang akan dipakai jika Indonesia benar-benar bubar dan menjadi pecahan-pecahan kecil seperti Unisoviet. Karena tinggal di pulau Jawa, apa saya akan jadi warga negara Jawanesia? Teman saya yang bermukim di Bali akan jadi warga negara Balinesia, dan yang lahir di Sumatera akan jadi warga negara Sumateranesia? Lantas, kalau ingin berkunjung kita harus lapor imigrasi dan mengeluarkan pasport dulu?