Indovoices.com- Peserta Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) di Solo Jawa Tengah tidak hanya berkompetisi, namun juga mengunjungi sekolah-sekolah untuk mempromosikan serunya penelitian. Kegiatan ini merupakan hal yang baru dalam penyelenggaraan OPSI. Penanggungjawab OPSI 2019, Rizal Alfian menjelaskan, kebaruan OPSI tahun ini adalah diadakannya program “OPSI goes to school”.
Selain mengikuti kegiatan pameran, presentasi, dan wawancara, para peserta yang didaulat sebagai duta-duta peneliti muda Indonesia (duta-duta OPSI) melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Ada 18 sekolah negeri dan swasta yang akan dikunjungi para finalis OPSI, yaitu ; SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8, SMA Muhammadiyah 1, SMA Muhammadiyah 2, SMA Batik 1, SMA Batik 2, SMA MTA, SMA St. Yosef, SMA AL-Islam 1, SMA ABBS, SMA Warga, dan SMA Regina Pacis Surakarta.
Kehadiran para duta-duta OPSI ke sekolah diharapkan dapat menumbuhkan semangat meneliti di kalangan para siswa. Para duta OPSI bercerita tentang pengalaman mereka melakukan penelitian. Meneliti bukan hal yang sulit, namun bisa menyenangkan.
Dalam OPSI tahun ini, sebanyak 106 karya penelitian dan 201 finalis lolos seleksi ke tingkat nasional untuk berkompetisi dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) ke-11. OPSI tahun 2019 ini digelar di Hotel Sunan Solo, Jawa Tengah, 14-19 Oktober 2019. Para finalis yang terpilih ini, merupakan hasil dari seleksi ketat 2.510 peserta dan 1.214 naskah penelitian tingkat SMA/MA yang masuk.
Bidang yang dilombakan dalam OPSI 2019 dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: Matematika, Sains, dan Teknologi (MST), Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR), Ilmu Sosial dan Humaniora. Mekanisme penilaian oleh juri akan melalui beberapa tahapan, yaitu pameran poster, presentasi, dan wawancara. Proses penjurian akan mempertimbangkan banyak hal, mulai dari konten, bobot dari segi inovasinya, dari segi penulisan, pemanfaatan untuk masyarakat, serta potensi pengembangannya ke depan.
Para peserta OPSI akan memperebutkan sebanyak 27 medali dan 9 penghargaan. Para pemenang nantinya juga akan mengikuti tahap pembinaan dan seleksi untuk diikutsertakan pada kompetisi penelitian tingkat internasional tahun 2020.
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Kemendikbud, Purwadi Sutanto, mengatakan OPSI bukan hanya sekadar lomba, tapi menciptakan ide agar generasi milineal saat ini selalu bisa berpikir dan bersikap ilmiah. “Seorang peneliti sepatutnya memiliki sikap-sikap ilmiah agar karyanya dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat maupun diri sendiri, memahami dan merealisasikan sikap-sikap ilmiahnya sehingga dia dan karyanya menjadi semakin berkualitas,” kata Purwadi Sutanto. (kemendikbud)