Wakil ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon kompak membuat polling calon presiden ( Capres ) 2019 di Twitter, Sabtu, 24 Februari 2018 dan ditutup Minggu, 25 Februari 2018. Polling dibuat untuk melihat siapa capres paling diinginkan ditahun 2019_ 2024 nanti.
Hasilnya, polling yang digelar Fahri menjaring sebanyak 3.886 netizen, 74% diantaranya menginginkan Presiden baru, 23% memilih capres petahana dan 3% masih ragu-ragu. Sedang Fadli, dari 7.210 netizen, 75% menginginkan Presiden baru, 23% memilih capres petahana dan 2% masih ragu-ragu ( Dikutip dari detiknews, Minggu 25 Februari 2018 )
Jelas Fadli Zon orang yang paling senang dengan hasil polling tersebut, karena harapan untuk kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai capres masih terbuka lebar, bahkan berpeluang menang. Tapi apakah 75% netizen yang menginginkan capres baru di Twitter mewakili pemilih seluruh Indonesia, masih perlu pembuktian.
Jalan masih panjang. Memang polling bisa jadi indikasi untuk melihat siapa yang bakal menang dikontestasi Pilkada atau Pilpres, tapi yang namanya polling, mau dianggap serius, boleh, mau dilihat sambil bercanda, tidak apa-apa juga.
Polling yang dilakukan Fahri dan Fadli adanya di Twitter, bisa jadi pemilih dominan ini adalah para penentang Presiden Jokowi sejak awal, atau minimal mereka adalah pengagum Fahri dan Fadli, yang mengikuti saja apa yang jadi pilihan idola mereka. Tapi ini masih perlu pembuktian juga.
Kedua hasil polling tersebut masih perlu pembuktian. Cuma ada satu bukti yang tidak perlu diragukan lagi; Dua orang ini, Fahri dan Fadli, benci pak Jokowi. Lihat saja di media-media, ucapan mereka penuh celaan, apatis dan cenderung menuding-nuding pemerintah jika dirasa ada yang salah. Padahal belum tentu semua orang sepemikiran, menganggap setiap kebijakan yang dikeluarkan atau apa yang dikerjakan pemerintah adalah salah.
Bagi mereka, Jokowi it’s nothing, nihil. Jokowi sudah pasti salah disana-sini. Pokoknya, tidak ada yang asyik dimata duo F ini. Malah, untuk menunjukan kebenciannya, Fadli pakai repot bikin-bikin puisi segala. Puisi indah buat dirinya sendiri, dan orang-orang yang sehaluan dengannya, tentu saja.