Indovoices.com- Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Proyek ini (Bandar Udara Kediri-red) adalah Proyek Strategis Nasional (PSN), tidak ada pikiran macam-macam, kecuali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menko Luhut saat melakukan temu wicara dengan masyarakat yang tinggal di kawasan yang akan dijadikan area Bandara.
Ditambahkannya, “Prinsipnya semua harus sama-sama untung. Harga yang kami bayarkan untuk pembebasan tanah pun sudah kami naikkan delapan hingga 10 kali lebih tinggi dari NJOP. Kami tidak akan mencederai rakyat.”
Dalam kunjungan ke Kediri, Menko Luhut didampingi oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.
Dalam dialog dengan penduduk yang tanahnya terkena proyek Bandara, Menko Luhut meyakinkan mereka bahwa selain harga yang dibayarkan sudah sangat layak masyarakat juga bisa mendapat manfaat dari pembangunan proyek ini seperti terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat, lalu mereka juga bisa membangun koperasi atau usaha kecil yang bisa menunjang operasi Bandara seperti usaha makanan atau souvenir.
“Bahkan, seperti yang terjadi di Bandara Kulon Progo, ada putra daerahnya yang menjadi awak kabin. Mungkin juga putra-putri Kediri ada yang menjadi awak kabin pesawat atau bahkan menjadi pilotnya,” kata Menko Luhut.
Di Kediri Menko Luhut disambut oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa serta Bupati Kediri Haryanti Sutrisno. Dalam sambutannya Bupati Haryanti berharap Bandara ini bisa meningkatkan perekonomian di Jawa Timur bagian barat dan Kediri.
“Semoga kesejahteraan masyarakat kami bisa lebih meningkat dengan adanya proyek ini, Kediri dulunya adalah daerah minus bahkan untuk mendapat air tanah yang layak pun saat itu sulit,” kata Bupati Kediri.
Bandara Kediri akan dibangun dengan landas pacu sepanjang 3,200 meter di atas area seluas 457 hektar. Dalam temu pidatonya Menko Luhut mengatakan, rencananya Bandara ini juga akan menjadi tempat pemberangkatan jemaah Haji sehingga akan dibangun pula fasilitas Asrama Haji yang lokasinya berdekatan dengan Bandara.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, ini adalah proyek untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kediri, bukan proyek Gudang Garam,” katanya menjawab pertanyaan media bahwa banyak masyarakat khawatir tanah mereka yang dialihfungsikan untuk Bandara, nantinya akan digunakan hanya untuk kepentingan perusahaan tersebut.
Pembangunan Bandara Kediri ini menggunakan skema KPBU, kerja sama PT Gudang Garam sebagai pemilik lahan dengan PT Angkasa Pura I sebagai operator bandara. Pembangunan bandara ini merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kita sudah terlambat dari jadwal dalam pembangunannya, rencana awalnya Bandara ini akan dimulai awal tahun 2019 akhirnya diputuskan harus bisa mulai pada awal tahun depan dan paling tidak, akhir tahun 2021 Bandara ini sudah rampung,” ujarnya. (jpp)