Awalnya menarik menyaksikan diskusi ILC di tv One malam tadi. Pertama karena temanya up to date, yang kedua kualitas nara sumber yang dihadirkan juga cukup berimbang.
Dimana diskusi menghadirkan Rocky Gerung maka harus ada lawan sepadan sekelas Adian Napitupulu, disitulah diskusi bisa dikategorikan berimbang. dan kebetulan kedua syarat ini terpenuhi di ILC tadi malam.
Namun entah kenapa dalam perjalanannya diskusi ini terasa hambar. Tidak ada perdebatan sengit diantara keduanya seperti yang biasa kita saksikan dalam acara-acara diskusi yang lain.
Entah bang Karni yang sengaja tidak memberikan peluang mereka berdebat entah juga karena alasan waktu mengingat banyak nara sumber lain yang juga menunggu giliran memberikan pandangan. Selain itu komentar para pengamat juga normatif, tidak lepas dan terkesan berhati-hati, tidak ada yang mengkritik keras kinerja Anies. Payah!!
Dan situasi ini bertambah lengkap setelah gubernur Anies yang ditunggu-tunggu tiba di studio di penghujung acara ketika malam sudah larut, peserta sudah capek dan ngantuk.
Dan sudah bisa ditebak, akhirnya ILC berakhir syahdu. Diskusi yang biasanya berakhir dengan peleraian perdebatan sengit antara nara sumber kali ini malah ditutup dengan sebuah dongeng, dongeng yang dibawakan olek kak Ridwan Saidi dan kak Anies Baswedan. Antiklimaks!
Lucu juga menurut saya, ketika hampir seluruh nara sumber mengkritik dan sepakat bahwa kinerja gubernur Anies masih jauh dari harapan, tiba-tiba gudbener hadir dan mendongengkan prestasinya…
Bahkan dengan bangganya ia bercerita sempat menolak untuk dicapreskan demi komitmennya untuk Jakarta. Dia lupa bahwa Sandiaga melakukan itu dan dia merestuinya. Bukankah Anies-Sandi satu paket? Kok tidak malu ya!
Gudbener bicara prestasi setelah sebelumnya Rian Ernest bicara kemunduran Jakarta, Adian Napitupulu mengatakan bahwa yang dikerjakan Anies baru 4%, Irma Suryani menilai kemampuan Anies baru 5 dari 10 sementara mantan konsultan Anies, Eep Safullah dengan jujur mengakui bahwa Anies barulah gubernur biasa dan belum luar biasa.
Namun demikian pada akhirnya tidak ada lagi bantahan atau sanggahan untuk gudbener karena sudah lewat jam 12 malam dan semua narasumber juga sudah ngantuk. Jadilah dongeng dari kak Anies berjudul “Narasi, Gagasan dan Karya” menjadi kesimpulan dari diskusi ini…
Sekarang entah seperti apa publik menilai kinerja gudbener tetapi bagi saya dongengnya di ILC tadi malam malah semakin mempertegas 3 misi saya ditahun 2022 : Italy juara dunia Qatar, Jakarta ganti gubernur dan pindah ibukota.
Makasih dongengnya kaka…
Selamat tidur
Dan Setiawan
———————
Die hard Jokowi-Ahok sejak 2012 sampai selamanya