Indovoices.com – Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko (Dirjen PPR) Luky Alfirman mengatakan bahwa saat ini Indonesia butuh melakukan banyak hal, namun terkendala waktu dan budget yang terbatas. Oleh karena itu, diperlukan pembiayaan yang inovatif seperti salah satunya yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Salah satu hasil dari SBSN ini akan digunakan untuk membangun gedung perkuliahan UIN Sunan Gunung Djati yaitu Gedung Ruang Kuliah Bersama dan Gedung Laboratorium Terintegrasi MIPA.
“Indonesia saat ini ada keterbatasan budget, ada urgensi untuk membangun infrastruktur, ada kebutuhan pembangunan yang sangat banyak. Perlu adanya creative and innovative financing seperi SBSN proyek ini,” jelasnya saat melakukan Ground Breaking atau peletakan batu pertama di Bandung pada Rabu, (17/07).
Menurutnya, salah satu keistimewaan SBSN ini antara lain akuntabilitas yang selalu dijaga dengan baik, dimana produk harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan syariah.
Ia menambahkan, dengan SBSN, pembangunan-pembangunan seperti gedung perkuliahan ini harus diselesaikan tepat waktu, dijaga kualitasnya sehingga bisa digunakan dengan baik.
Ia berharap, dengan peningkatan fasilitas pendidikan seperti ini, mahasiswa jadi lebih produktif, tidak sampai masuk ke dalam lingkaran penyebaran hoax, membaca-membaca isu yang belum tentu benar dan sebagainya. (kemenkeu)