Indovoices.com – Sebanyak delapan orang belum ditemukan dalam musibah tenggelamnya KM Nusa Kenari di Tanjung Margeta Alor, Nusa Tenggara Timur. Peristiwa itu terjadi pagi ini sekitar pukul 05.00 WITA.
Kepala Basarnas Maumere I Putu Sudayana mengatakan belum diketahui penyebab tenggelamnya kapal motor itu. “Kami menerima laporan pada pukul 08.20 dan 08.32 WITA. Tim sudah bergerak menuju lokasi,” katanya.
Dari laporan sementara, sebanyak 20 penumpang, nahkoda, dan satu anak buah kapal (ABK) berhasil menyelamatkan diri setelah berenang menuju pantai. “Jadi, ada 22 orang yang selamat. Dua ditemukan dalam kondisi meninggal dan delapan orang masih pencarian,” ujarnya.
Sampai saat ini Basarnas belum bisa memastikan jumlah ABK dan penumpal dalam kapal motor itu. Penyebabnya, kapal berangkat tanpa mendapat izin dari Kantor Kesyhabandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Alor. Menurut pengakuan nahkodanya, KM Nusa Kenari mengangkut sebanyak 30 penumpang tujuan Desa Poreman.
Basarnas mengerahkan seluruh tim penyelamat beserta peralatan ke lokasi tenggelamnya kapal. “Semua telah kami kerahkan. Dari Maumere, Alor, sudah di lokasi,” kata Sudayana. Ia juga meminta bantuan Basarnas Kupang untuk mengirim kapal beserta tim pendukung.
Basarnas Maumere saat ini hanya memiliki satu kapal patroli berukuran panjang 36 meter. Namun, kapal ini tidak bisa menembus gelombang laut dari empat meter seperti di perairan Flores.
“Laut Flores sangat luas dan pada saat terjadi cuaca ekstrem gelombang tinggi kami kesulitan dalam melakukan operasi SAR. Kami sangat butuh kapal patroli yang lebih besar,” kata Sudayana kemarin.
Ia mengatakan kawasan perairan Pulau Flores dari Larantuka hingga Labuan Bajo serta Alor dan Lembata serta Adonara merupakan daerah rawan dengan kecelakaan laut. Apabila sudah memiliki kapal patroli yang lebih besar maka Basarnas Maumere lebih cepat dalam melakukan pencarian dan pertolongan korban saat kecelakaan terjadi di laut. (antaranews)