Terjawab sudah teka-teki tentang siapa dalang demo yang berakhir ricuh tanggal 21-22 Mei 2019 yang lalu. Semua berkat penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian yang cukup intense selama beberapa minggu terakhir ini.
Berdasarkan pemeriksaan terhadap bukti-bukti dan berbagai pelaku kerusuhan yang berhasil ditangkap serta beberapa tokoh terduga makar. Dan yang terakhir adalah penetapan eks Kapolda Metro Jaya, Irjen (Purn) Sofyan Jacob sebagai tersangka kasus dugaan makar oleh Polda Metro Jaya kemarin tanggal 10 Juni 2019. Semakin menguatkan dugaan bila kerusuhan yang terjadi adalah by design.
Berawal dari penangkapan terhadap Soenarko atas dugaan makar dan kepemilikan senjata api. Polisi berhasil membuktikan dengan video saat ujicoba senjata api, bahwa senjata laras panjang yang menyerupai M4 Carbine buatan Amerika Serikat (AS) dapat berfungsi dengan baik dan dapat ditembakkan. Senjata api ini senjata api aktif dan dapat membinasakan makhluk hidup.
Dua magasin yang disita bersama senjata api ini termasuk satu buah peredam atau silencer juga cocok dengan senjata api yang dimaksud.
Penyelidikan kepolisian kepada 6 tersangka terkait kepemilikan senpi ilegal, termasuk yang terlibat rencana pembunuhan tokoh nasional berinisial HK alias Iwan, AZ, IF, TJ, AD, dan AF alias Fifi mengerucut pada nama Kivlan Zein.
Para tersangka berbagi peran sebagai leader, pencari eksekutor, eksekutor, pencari senjata api, dan orang yang menjual senjata api ilegal.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap adanya rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional yakni Menkopolhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, dan purnawirawan Polri, Gories Mere, serta Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Polri bahkan telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki peristiwa yang memakan 8 korban jiwa ini. Tim Investigasi ini bekerja dalam pengawasan Kompolnas dan Ombudsman. Tak urung Polisi juga mengusut keterlibatan Tim Mawar dalam Kerusuhan 22 Mei, pasalnya sempat beredar isyu Fauka Noor Farid bekas anak buah Prabowo di Kopassus disebut-sebut berada di belakang aksi kerusuhan dalam unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019.
Menariknya lagi, ternyata yang melakukan penyelidikan bukan hanya dari pihak kepolisian saja. Penyelidikan juga dilakukan oleh Tempo, salah satu pers nasional. Berbeda dengan pihak kepolisian yang terkesan malu-malu, dalam penyelidikannya, Tempo tidak ragu menyebut berbagai nama yang diduga terlibat dalam aksi makar tersebut.
Mulai dari nama Fauka Noor Farid, Fauka adalah anak buah Prabowo Subianto di Komando Pasukan Khusus. Ia juga anggota Tim Mawar yang terlibat penculikan aktivis 1998. Hingga nama politisi nama politisi PPP, Habil Marati. Habil masuk dalam daftar nama yang diperiksa polisi atas kasus kerusuhan yang terjadi 21 dan 22 Mei lalu.
Terbukti hasil penyelidikan Tempo ternyata terkonfirmasi dengan apa yang disampaikan polisi, bahwa Habil diduga memberikan dana bagi calon eksekutor untuk membunuh 4 pejabat negara terkait dengan rencana makar.
Dalam rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional, Habil Marati berperan sebagai pemberi uang sebanyak SGD 15 ribu (sekitar Rp 150 juta) kepada Kivlan Zen. Kivlan Zen lalu mencari eksekutor dan memberi target pembunuhan 4 tokoh nasional. Selain itu, Habil Marati juga memberikan uang Rp 60 juta kepada H Kurniawan alias Iwan.
Habil Marati sudah ditangkap di rumahnya pada Rabu, 29 Mei 2019. Habil juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Saat menangkap, polisi menyita HP yang digunakan Habil Marati untuk berkomunikasi. Ada pula printout rekening bank yang disita.
Laporan Tempo juga mengungkap keterlibatan sejumlah personel Garda Prabowo, organisasi yang didirikan dan dipimpin Fauka, dalam demonstrasi. Salah satunya Abdul Gani Ngabalin, yang memiliki banyak nama alias. Ia bekas anak buah Rozario Marshal alias Hercules, preman Tanah Abang, dan kini sudah ditahan polisi. Tapi Fauka menyangkal memerintahkan Abdul Gani ikut berunjuk rasa.
Akankah penyangkalan Fauka akan terkonfirmasi nantinya? Walaupun peran Kivlan Zein, Tajudin, Iwan, Habil Marati dan beberapa tersangka lainnya telah dibuka oleh polisi. Namun masih banyak misteri yang belum terungkap. Sebut saja misalnya peran Irjen (Purn) Sofyan Jacob yang baru ditetapkan sebagai tersangka makar kemarin. Lalu apa peran Eggy Sudjana yang masa penahanannya diperpanjang 40 hari ke depan, dalam komplotan makar tersebut?
Belum lagi tentang Ambulan Gerindra yang tertangkap membawa batu dan amplop uang serta Ambulan Gerindra lainnya yang tertangkap CCTV Bali Tower terlihat membagi-bagikan amplop kepada perusuh. Atas suruhan siapa? Uang siapa?. Jangan-jangan masih ada dalang di belakang dalang yang belum terungkap, dalang sesungguhnya yang memperoleh keuntungan terbesar bila rencana makar ini berhasil, dalang yang sangat berkepentingan terhadap makar ini. Di mana posisi Prabowo dalam hal ini? Apakah sebagai orang yang mengetahui atau tidak mengetahui rencana makar ini? Adakah keterlibatan klan Cendana atau tokoh-tokoh Gerindra lainnya?
Akankah Polisi berani mengungkap tuntas dalang demo hingga ke aktor intelektualnya? Ibarat menyusun puzzle, kepingan demi kepingan diletakkan satu persatu, akankah kepingan itu akan tersusun tuntas dan membentuk gambaran sesungguhnya? Mari kita tunggu saja, semoga dapat terjawab segera dalam waktu dekat ini.