Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengibaratkan demokrasi seperti pertandingan Sepakbola. Pernyataan itu disampaikan di depan para buruh dalam acara May Day 2019 di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta.
“Demokrasi membutuhkan suatu sikap patuh kepada aturan main. Kalau kita mau main sepak bola di tingkat kampung saja pasti ada aturan, tiap kesebelasan enggak boleh pegang pakai tangan,” kata Prabowo, Jakarta, Rabu (1/5).Dia pun menjelaskan, seorang wasit dalam suatu pertandingan harus bisa bersifat jujur dan adil.”Banyak aturannya, kalau offside enggak boleh, hakim garis dan wasit harus jujur. Kalau aturan main tidak dipatuhi biasanya tidak diakui hasil pertandingan itu, itu sepak bola tingkat kampung,” jelasnya.
Uniknya bahkan Prabowo membawa Pertandingan sepakbola dalam isi kampanyenya.
“Sepakbola peringkat kita 160 dari 211 di bawah Fillipina dan Thailand. Masih agak di atas Singapura dan Malaysia. Tapi harus hati-hati,” kata Prabowo saat pidato di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Kota Bandung, Jawa Barat Jumat malam 8 Maret 2019.
Menurut Prabowo, sepakbola adalah harga diri bangsa. Oleh karenanya, mantan Danjen Kopassus tersebut ingin menggalakkan kualitas sepakbola Indonesia.
“Tekad saya Indonesia harus masuk piala dunia. Nanti kalau saya terima mandat saya akan awasi langsung tim nasional sepakbola. Kalau perlu saya akan tungguin latihan mereka,” tegas Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku bakal merekrut putra terbaik bangsa untuk mengharumkan sepakbola Indonesia di kancah dunia.
Entah Prabowo paham ataupun tidak paham soal Fair Play sesungguhnya, tetapi dia nyata nyatanya tidak melakukannya karena kecurangan dalam Pilpres ini justru dilakukan oleh kubunya sendiri.
Liverpool secara dramatis menembus partai final Liga Champions untuk dua musim secara beruntun setelah mengalahkan FC Barcelona dengan skor telak 4-0 (agregat 4-3) di Stadion Anfield, Selasa (7/5) waktu setempat atau Rabu (8/5) dini hari WIB.
Empat gol Liverpool dicetak masing-masing oleh Divock Origi (menit ke-7 dan ke-79) dan Georginio Wijnaldum (menit ke-54 dan ke-56).
Lionel Messi, yang tampil memukau pada pertemuan pertama di Stadion Camp Nou dengan memborong dua gol, tak bisa berbuat banyak dalam duel kedua.
Namun pertandingan kali ini, Messi ditinggalkan Bis Tim karena kecewa dengan permainannya. Apa jadinya jika Barcelona memiliki Manajer yang ngawur?
Sudah dipastikan Barcelona akan turun ke jalan jalan di Eropa dan menuntut UEFA untuk mendiskualifikasi Liverpool. Barcelona akan meneriakkan bahwa kemenangan Liverpool 4-0 atas Barcelona adalah kecurangan yang Terstruktur, Sistematis dan Masif. Beruntunglah Barcelona memiliki Ernesto Valverde yang bijaksana.
“Gol selalu merupakan kesalahan seseorang, satu kesalahan atau lainnya. Jika anda meluangkan waktu untuk melihat setiap gol, anda akan menyadari ada kesalahan di sana. Mereka mengejutkan kami dengan gol keempat – sepertinya pemain-pemain saya sedang tidak melihat.”
“Liverpool cerdik, dan mereka berhasil mencetak gol,” tandas Valverde.
Apa jadinya jika Valverde tidak bijaksana dan memfitnah Liverpool curang, bisa jadi dia akan meminta UEFA menganulir Gol yang sudah ditorehkan oleh Divock Origi dan Georginio Wijnaldum.
Lucu juga jika akhirnya Valverde kekanak kanakkan dan meminta seluruh masyarakat Barcelona melakukan People Power meneriakkan yel yel kecurangan Liverpool dan meminta UEFA untuk mendiskualifikasi Liverpool dan Liga Champions selama 2 musim berturut turut hanya karena Barcelona dihancurkan di pertandingan ini.
Kita sebagai Warga Indonesia turut berbahagia bahwa keriuhan Demokrasi di Indonesia tidak menular sampai ke Liga Champion. Miris rasanya jika Paslon mengibaratkan demokrasi seperti permainan Sepakbola tetapi dia sendiri tidak memiliki jiwa seperti pemain sepakbola, tetapi hanya memiliki jiwa seperti seorang anak kecil yang teriak teriak curang ketika kawannya berhasil menangkap dia saat dikejar.
Dan kita sebagai warga Indonesia akan menjadi sangat malu jika memiliki Paslon yang bercita cita membawa Timnas ke kancah internasional, tetapi dia tidak bisa mencontohkan sebagai pemimpin yang berjiwa Fair Play dan Sportif.