Badan Nasional Penanggulangan Bencana memberikan bantuan uang sebesar 2,25 Miliar kepada pemerintah daerah Bengkulu untuk menangani dampak bencana banjir dan longsor. Dana bantuan diterima Gubernur Bengkulu dan akan diberikan kepada BPBD kabupaten/kota sesuai tingkat kerusakan akibat bencana, sesuai diberitakan Liputan6. Untuk diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu telah mendirikan posko pengungsian di 12 titik lokasi. Dengan dibantu oleh aparatur keamanan dan relawan, BPBD bergerak cepat membantu para kprban terdampak bencana.“Pengerahan tenaga aparat Pemda, POLDA, TNI/Polri, Lanal, BASARNAS, Tagana, ACT, PKPU, MDMC, mahasiswa, Perkumpulan Organisasi Tionghoa Bengkulu, dan organisasi lainnya,” ujar Kepala Pusatdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
BNPB sebagai Perpanjangan dari Pemerintah bekerjasama dengan Gubernur Bengkulu dan Relawan lainnya, tanpa melihat hitungan matematis politik dimana Jokowi Maruf kalah di Provinsi itu. Mereka gerak cepat saat Bencana itu tiba. Pasangan Prabowo-Sandiaga meraih 585.521 suara atau 50,12 persen. Raihan ini sedikit berada di atas pasangan Jokowi-Ma’ruf dengan perolehan 582.587 suara atau 49,88 persen. Suara 100 persen mencakup 6.165 TPS yang ada di wilayah tersebut.
Hasil ini diketahui berbeda dari sejumlah prediksi yang dibuat sejumlah lembaga survei melalui hitung cepat. Lembaga survei Indikator, misalnya, mencatat Jokowi-Ma’ruf meraih 52,61 persen sedangkan Prabowo-Sandi 47,39 persen. Indo Barometer merilis Jokowi-Ma’ruf mendapat 51,40 persen dan Prabowo-Sandi 48,60 persen.
Ini sangat miris, karena Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto hanya menjadikan Provinsi Bengkulu hanya sebagai tolak ukur bahwa Quick Count keliru. Tetapi tidak ada sedikitpun perhatian kepada Provinsi Bengkulu yang telah memenangkannya, setidaknya untuk hari ini, disaat Provinsi itu sedang mengalami Bencana Banjir, Longsor dan Gempa secara bersamaan.
Hal yang sama juga terjadi di NTB baru baru ini, Maret 2019, NTB diguncang gempa 5.8 S.R.
Provinsi Nusa Tenggara Barat diguncang gempa 5,8 Skala Richter, Minggu (17/3/2019) pukul 14.07 WIB atau 15.07 WITA. Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menunjukkan pusat gempa terletak pada koordinat 8,30 lintang selatan dan 116,60 bujur timur dengan kedalaman 10 kilo meter (km).
Identitas dua korban meninggal dunia yang diketahui, yakni Tomy (14) warga Senaru, Kabupaten Lombok Utara, dan wisatawan asing dari Malaysia bernama Tai Sieu Kim (56). Sementara korban meninggal dunia yang belum teridentifikasi dipastikan adalah wisatawan asal Malaysia.”Ada satu korban lagi yang ditemukan dalam kondisi terjepit batu berukuran besar di sekitar lokasi air terjun Tiu Kelep. Tapi identitasnya belum diketahui,” kata Humas Kantor SAR Mataram, I Gusti Lanang Wisnuwandana, ketika dihubungi di Mataram, Minggu malam.
Apakah Prabowo datang ke NTB? Ya, Pak Prabowo datang ke NTB tapi tidak setelah bencana, tetapi sebelum bencana datang dan disaat kampanye. Saat Bencana datang, hanya perwakilan pemerintah saja yang hadir untuk membantu memberikan dana untuk pembangunan atas kerusakan yang disebabkan gempa.
Ya, memang benar Pemerintah harus hadir untuk rakyat. Itu jika dipimpin oleh seorang Presiden yang tidak mendendam dan tulus kepada rakyatnya. Jika ada dendam, maka NTB dan Bengkulu bisa saja ditunda atau pemerintah beralasan fokus kepada Pemilu di pusat, tetapi dengan rasa kasihnya, perwakilan tetap dihadirkan untuk membantu dari bencana alam, sehingga mereka bisa melanjutkan kehidupan.
Bagaimana dengan Kontestan Capres satu lagi yakni Bapak Prabowo Subianto saat kalah di 2014? Ya, setidaknya sampai detik ini, saya belum pernah menemukan ada berita aktivitas yang tersorot wartawan dalam periode 2014-2019, bapak ini seperti seakan akan menghilang dari sorot berita dan masyarakat, bahkan tidak diketemukan sedikitpun kunjungan Prabowo ke pusat bencana atau setidaknya sowan ke masyarakat saat belum diberikan Nomor urut Pilpres.
Dan sebagai catatan pembaca, NTB dan Bengkulu adalah Provinsi yang sudah memberikan suara untuk Prabowo Sandi paling banyak, sehingga mereka unggul di kedua Provinsi ini, tetapi ketika kedua Provinsi ini dilanda bencana mulai dari Bencana itu datang sampai masa pemulihan, belum ada berita mereka hadir di kedua provinsi ini atau setidaknya perwakilan mereka dari pusat.