“Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus mendorong pengembangan dan pemanfaatan AMMDes secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga menggenjot produktivitas dan kesejahteraan masyarakat desa dalam upaya menciptakan kemandirian industri dan ketahanan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (18/4).
Menurut Menperin, sejak diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus 2018, pengembangan AMMDes mencapai perkembangan yang luar biasa dan telah memasuki tahap produksi massal serta terbukti mampu memenuhi berbagai kebutuhan produksi dan peningkatan ekonomi masyarakat di pedesaan.
“AMMDes telah diproduksi massal dengan pengembangan beragam aplikasi untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kesehatan, hingga tanggap darurat bencana. Bahkan, bisa menjadi unit usaha,” tutur Airlangga. Beberapa unit AMMDes sudah diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti yang dilengkapi dengan alat perontok padi, penjernih air, pembuat es serpihan, pengolah kopi, pemoles beras, generator listrik, pascapanen pisang, dan ambulance feeder.
Pada penyelenggaraan The 2nd AMMDes Summit and Exhibition di ICE BSD City, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu, Siti Kamarijah ketika menjadi narasumber mewakili Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan apresiasi terhadap pengembangan AMMDes yang dapat dimanfaatkan oleh para nelayan.
“Kami melihat AMMDes sangat mendukung kegiatan nelayan, seperti untuk penangkapan ikan. Sebab, mereka membutuhkan perbekalan air bersih dan es. Ini merupakan kebutuhan vital yang biasanya wajib mereka bawa, karena untuk menjaga mutu hasil tangkapannya,” papar Siti.
Adanya AMMDes yang dilengkapi aplikasi penjernih air dan pembuat es serpihan, diyakini pula akan mendongkrak nilai penjualan ikan karena kualitasnya dapat terjaga dengan baik. “Ini yang tentunya bisa menguntungkan bagi nelayan. Bahkan, AMMDes dapat menumbuhkan unit usaha baru bagi komunitas atau koperasi nelayan,” imbuhnya.
Sementara itu, Fiitri Suciani dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan kebanggaannya tehadap AMMDes sebagai karya anak bangsa yang bisa digunakan ketika kondisi darurat atau pascabencana. Contohnya, AMMDes penjernih air yang telah dimanfaatkan bagi para penyintas gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, pada akhir tahun lalu.
“AMMDes tersebut memang sangat dibutuhkan sekali, khususnya di lokasi-lokasi yang air bersihnya sangat terbatas seperti waktu itu di Palu, Sigi, dan Donggala. Apalagi, air bersih sangat vital untuk menunjang segala aktivitas masyarakat,” ujarnya. Untuk itu, Fitri berharap, Kemenperin dan BNPB berkerja sama dalam pengembangan AMMDes sebagai alat multifungsi untuk tanggap bencana.
Selanjutnya, Muhamad Farid selaku Pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Magaya Pura di Sigi, Sulteng, mengaku telah merasakan manfaat dari kehadiran AMMDes penjernih air. “AMMDes penjernih air sangat bermanfaat bagi kami sebagai masyarakat yang terkena dampak bencana. Dalam kondisi tersebut, masyarakat memang sangat membutuhkan air bersih,” ungkapnya.
Adanya AMMDes penjernih Air, mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk tujuh desa. “Kami memperoleh satu unit dari Kemenperin. Sampai saat ini, masih berproduksi. Jadi, setiap hari keliling untuk tujuh desa. Pengoperasinnya sangat mudah. Karena kami juga sudah mendapatkan pelatihan dari Kemenperin untuk menguasainya,” ucap Farid.
Di samping itu, Nur Soleh dari Koperasi Tani Hijau di Tanggamus, Lampung mengemukakan bahwa AMMDes mampu memudahkan aktivitas kelompok taninya dalam mengirim hasil panen pisang. Sebelumnya, dengan menggunakan sepeda motor hanya bisa membawa tiga tandan pisang, tetapi pakai AMMDes dapat mengangkut 11 tandan pisang ditambah membawa satu karung pupuk.
“Jadi, sekarang lebih efektif dan murah untuk biaya transportasinya, karena bahan bakarnya juga irit. Bahkan, dari kemampuan AMMDes, kami tidak terkendala dengan cuaca hujan atau jalan licin. Sejauh ini, kami belum menemui masalah ketika berada di jalan dengan tingkat kecuraman yang tinggi. Dengan AMMDes, juga dapat mengurangi kerusakan pada pisang saat pengangkutan. Kemudahan ini yang kami percaya akan membawa profit yang besar bagi kami,” paparnya.
Lembaga bantuan Pemerintah Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia, United States Agency for International Development (USAID) menyatakan pula puas dengan performa AMMDes yang diproduksi oleh PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) dan dipasarkan oleh PT Kreasi Mandiri Wintor Distributor, di Indonesia.
USAID sudah menguji coba performa AMMDes aplikasi ambulance feeder untuk membantu mobilisasi warga di lingkungan kampung Baduy, Kabupaten Lebak, yang membutuhkan layanan kesehatan, seperti ibu hamil yang membutuhkan penanganan cepat saat persalinan.
“Kami di USAID udah mengujicoba AMMDes aplikasi ambulance feeder untuk mengangkut ibu hamil terutama di daerah offroad, kita uji coba di Bojongmanik, di daerah Baduy di Kabupaten Lebak yang banyak ibu hamilnya dengan kondisi ekonomi yang rendah dan akses ke Puskesmas sulit,” ungkap DR Harris, Regional Manager USAID Jalin Project Provinsi Banten.
Pada penyelenggaraan Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 di ICE BSD, Tangerang, Banten, pada 15-16 April 2019, Menperin juga turut memperkenalkan sejumlah AMMDes yang ditampilkan pada ajang tersebut kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Walikota Tengerang Selatan Airin Rachmi Diany. Mereka terlihat bangga dan mengapresiasi terhadap multifungsi AMMDes untuk kebutuhan di pedesaan.