Hologram merupakan produk dari teknologi holografi, yakni perekaman citra tiga dimensi yang menggunakan sinar murni (seperti laser). Setelah pemrosesan, penampakan benda akan terlihat berbeda-beda dari berbagai sudut. Aplikasi teknik holografi telah tersebar ke berbagai aspek kehidupan. Yang paling sering kita lihat adalah pengaplikasiannya dalam pembuatan iklan dan film.
Kehadiran dalam bentuk hologram sudah dikenal sejak lama, terutama dalam film-film science-fiction seperti Star Trek atau Star Wars, salah satu contohnya adalah adegan hologram Putri Leia. Di adegan itu, Leia muncul dalam bentuk hologram dan meminta pertolongan Obi Wan Kenobi.
Masih bingung? Mungkin untuk contoh sederhananya dapat saya sampaikan seperti ini. Kita tentu pernah melakukan video call atau teleconference di mana lawan bicara kita hadir dalam bentuk video atau gambar bergerak pada layar atau ponsel kita. Nah Hologram ini lebih kurang sama, yang membedakannya adalah bila pada video call maupun teleconference, gambar “hidup” yang muncul dalam bentuk dua dimensi, maka pada hologram gambar yang muncul berbentuk tiga dimensi.
Dan teknologi inilah yang akan dan telah digunakan oleh Jokowi-Maruf dalam kampanye pilpresnya di tahun 2019 ini. Dalam kampanye yang digelar di Kabupaten Lebak, Banten, Senin 25 Maret 2019. Joko Widodo hadir di lokasi kampanye dalam bentuk hologram.
Yang tidak kalah membanggakannya, ternyata teknologi ini merupakan buatan anak bangsa seperti yang disampaikan oleh Jokowi sendiri.
“Teknologi ini 100 persen buatan anak bangsa, kalau teknologi bisa, enggak ada yang namanya tidak bisa, semua bisa, semuanya,” kata Jokowi mengawali pidato dalam hologram di Lebak.
Sementara Ma’ruf Amin yang hadir langsung di lokasi kampanye, menyebut jika hologram ini diluncurkan pertama kali di Banten sebagai media kampanye terbuka selama 20 hari ke depan.
Artinya dalam 20 hari ke depan kita akan dapat melihat Jokowi maupun Kyai Maruf yang hadir dalam kegiatan kampanyenya tidak hanya di satu tempat, namun beberapa tempat sekaligus pada hari dan waktu yang bersamaan.
Kampanye Hologram merupakan yang pertama kalinya di Indonesia. Di dunia sendiri sebelumnya kampanye hologram ini sudah pernah dilakukan di Malaysia, India dan pilpres Prancis tahun 2017 lampau.
Adalah Jean-Luc Melenchon, salah satu kandidat presiden Prancis yang menerapkan kampanye Hologram ini. Dirinya hadir dalam bentuk Hologram di bulan Februari 2017, ketika berkampanye di hadapan pendukungnya di Paris dalam bentuk Hologram sementara orang aslinya sedang berpidato dalam waktu bersamaan di Lyon yang berjarak 500 kilometer dari Paris.
Melenchon ketika itu mempromosikan penggunaan teknologi baru sebagai bagian dari programnya yang diberi nama revolusi rakyat. Bahkan menjelang akhir masa kampanyenya, dia pernah memproyeksikan dirinya dalam bentuk hologram ke enam kota di seluruh negeri dalam waktu yang bersamaan.
Di India, Narendra Modi malah lebih hebat lagi, dirinya muncul di berbagai kota dalam waktu bersamaan ketika musim kampanye Pemilu India tahun 2014. Untuk meraih suara dari 800 juta pemilih dengan waktu enam pekan kampanye. Modi berpidato langsung selama lebih dari 50 menit, dan disiarkan dalam tayangan 3D di sekitar 50 kota.
Kembali ke Indonesia, pasangan Jokowi-Maruf dalam salah satu rencana kampanyenya akan hadir di sebelas tempat yang berbeda di waktu yang sama, belum diketahui kapan namun perkiraan saya adalah saat penutupan masa kampanye tanggal 14 April 2019 nanti.
Apa makna yang ingin disampaikan oleh paslon 01 terkait pemakaian teknologi Hologram ini? Bila menurut Kyai Maruf, Selain sebagai media kampanye untuk daerah yang tidak bisa didatangi, penggunaan hologram ini juga untuk pembuktian jika pasangan capres-cawapres 01 dekat dengan teknologi.
Namun selain itu menurut saya, ada makna lain yang tersirat, yakni pasangan 01 ini telah siap untuk membawa kita melangkah lebih jauh lagi di masa periode kedua Jokowi nanti. Siap untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, siap mengoptimalkan potensi para generasi muda Indonesia agar dapat bersaing di panggung dunia.
Bila selama ini Indonesia hanya menjadi pasar bagi produk-produk luar negeri, maka sudah saatnya negara-negara luar negeri lah yang menjadi pasar bagi produk-produk Indonesia. Bukan hanya pasar bagi produk-produk pertanian, perkebunan dan hasil hutan, namun juga produk-produk berteknologi tinggi.
Sikap optimis dan penuh keyakinan itu tercermin dari pidato yang disampaikan Jokowi seperti yang saya cantumkan di atas. Beliau menekankan bahwa teknologi Hologram yang digunakannya adalah 100 persen buatan anak bangsa. Kalau teknologi seperti ini saja bisa, untuk teknologi lainnya juga kita harus bisa, demikian kata Jokowi.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita sendiri sudah siap mengiringi langkah Jokowi untuk membawa Indonesia lebih maju lagi ke depannya? Apakah kita sendiri memiliki keinginan untuk membanjiri luar negeri dengan produk-produk “Made In Indonesia“?. Bila kita siap, maka pilihlah pemimpin yang bisa membawa bangsa ini maju dan duduk sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.
Trailer Kampanye Hologram Jokowi