Tanggal 8 Januari 2018 adalah hari yang bersejarah bagi masyarakat yang terdapat di Kepulauan Rote, yaitu sebuah kepulauan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pasalnya ini merupakan kali pertamanya seorang Presiden dalam sejarah kepresidenan di Indonesia yang mengunjungi Kepulauan ini.
Pulau Rote sendiri merupakan wilayah paling selatan Indonesia. Daerah ini terkenal dengan kekhasan budidaya lontar, wisata alam pantai, musik sasando, dan topi adat Ti’i Langga. Kepulauan Rote dengan pulau terbesar, Pulau Rote, beserta pulau-pulau kecil disekitarnya berstatus sebagai kabupaten dengan nama Kabupaten Rote Ndao melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002.
Kedatangan Presiden Joko Widodo, ke pulau Rote setelah sebelumnya dari Kupang adalah dalam rangka kunjungan kerja. Presiden membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Kupang, dan menyerahkan sekitar 2.500 sertifikat tanah untuk rakyat.
Presiden dijadwalkan akan memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional Bara JP (Barisan Relawan Jokowi Presiden) Tahun 2018. Dan keesokan harinya, Presiden akan menyerahkan Kartu Indonesia Pintar dan Program Keluarga Harapan serta sertifikat tanah untuk rakyat untuk wilayah di Kabupaten Rote.
Sebelum kembali ke Jakarta pada Selasa sore, Presiden akan kembali menuju Kupang terlebih dahulu untuk meresmikan pengisian Bendungan Raknamo.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Rote Ndao, pulau paling selatan Indonesia, merupakan kali pertama. Adapun, daerah paling timur, barat, dan utara Indonesia telah dikunjungi sebelumnya.
Jokowi telah mengunjungi Sabang, yang berada di bagian barat Indonesia, pada 10 Maret 2015. Sementara, Miangas, pulau terluar di sebelah utara, didatangi Presiden Jokowi pada 19 Oktober 2016, dan Merauke yang merupakan wilayah yang berada di ujung timur Indonesia dikunjungi pada 30 Desember 2015.
Daerah-daerah terluar Indonesia, apakah itu Miangas, Sabang maupun Merauke, memiliki satu persamaan, yaitu pemandangan yang luar biasa indah, demikian juga dengan pulau Rote.
Mungkin hal ini disebabkan masih sederhananya kehidupan masyarakat disana, polusi dan teknologi belum mencemari keindahan alamnya. Laut yang berwarna biru membentang sejauh mata memandang membuat kita terpukau. Bahkan Bapak Presiden pun memuji keindahan pemandangan di pulau rote.
Walaupun demikian, masih ada kekurangan, yaitu masalah air bersih, namun Presiden optimis masalah tersebut dapat segera diatasi, pasalnya pemerintah telah membangun 74 buah embung-embung untuk menampung air hujan dan sumur bor di Pulau Rote.
Selama di Pulau Rote, Presiden Jokowi menginap di sebuah hotel di kawasan Pantai Nemberala.
Pantai ini terkenal dengan pasirnya yang putih, serta laut dengan ombaknya yang besar dan jadi tempat para wisatawan berselancar dan menyelam.
Jadi bagi para travelers, bila Anda sudah pernah ke Bali dan Raja Ampat, tidak ada salahnya sesekali mengunjungi Pulau Rote.
Selain parawisata, Pulau Rote juga dikenal sebagai asal muasal alat musik khas Sasando yaitu sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan dipetik. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote adalah sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik petik lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa.
Masyarakat Rote biasanya menyebutnya (Sasandu), maksudnya yaitu alat yang berbunyi atau bergetar. Dalam bahasa Kupang sering disebut juga sasando. Alat musik berdawai ini dapat dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jemari tangan kita. Berdasarkan cerita yang ada, alat musik sasando telah digunakan oleh kalangan masyarakat Rote semenjak abad ke-7.
Berdasarkan cerita di masyarkat yang ada, alat musik sasando ini telah ada sejak Pulau Rote masih menjadi bagian dari kerajaan di wilayah tersebut. Konon ceritanya sasando ini adalah sebuah hadiah yang diberikan kepada seorang puteri raja yang menginginkan sebuah alat musik dengan suara yang merdu.
Dengan keindahan alam serta kekayaan budayanya, bila dikelola dengan baik, Pulau Rote dapat menjadi destinasi wisata yang tidak kalah dengan destinasi wisata lainnya yang sudah lebih dahulu populer seperti Bali dan Raja Ampat.