Dalam acara peluncuran platform terbaru dari IDN Times, #MillennialsMemilih pada Rabu (31/10) di Surabaya, hadir pula dua tokoh politik dari partai PDIP yang diwakili oleh Sri Untari dan Mulyadi dari partai PAN. Selain itu acara tersebut juga dihadiri oleh pengamat politik, Airlangga Pribadi, serta dua orang influencer asal Surabaya, Ribka Budiman dan Stefani Gabriela.
Dalam diskusi tersebut, Sri Untari yang mengusung capres nomer urut satu dan Mulyadi yang mengusung capres nomer urut dua, menyampaikan banyak hal mengenai Pilpres 2019.
Mereka juga mengajak para millennials untuk tidak golput dalam pemilu mendatang. Salah satu topik yang seru untuk dibahas dalam diskusi tersebut adalah apakah millennials menjadi salah satu faktor penentu kemenangan dalam Pilpres 2019
Terkait dengan jumlah generasi millennial dalam pemilu 2019 yang totalnya mencapai 40 persen, tentunya hal tersebut menjadi salah satu kunci kemenangan. Terlebih jika dari jumlah 40 persen tersebut, semuanya sadar politik dan menyumbangkan suara dalam pemilu 2019.
Namun selama ini kaum millennial dianggap pasif dalam berpolitik. Seperti yang diungkapkan oleh pengamat politik, Airlangga Pribadi, bahwa tingkat partisipasi kaum millennial terhadap politik hanya sekitar 25 persen. Tidak heran apabila saat ini millennial masih dikaitkan dengan sikap apatis terhadap politik.
Pada debat Pilpres ke-2 mangenai Energi, Pangan, Infrastruktur, Sumber daya alam dan Lingkungan hidup, Sebuah pertanyaan dari Jokowi kepada Prabowo mengenai Unicorn benar benar menghantam ulu hati Prabowo karena Prabowo terlihat bingung seputar Unicorn.
Menurut Hasto, Sekretaris Tim TKN Jokowi Maruf, dengan gagal pahamnya Prabowo dipastikan, para pemuda Indonesia, khususnya generasi milenial pun mempertanyakan komitmen dan visi-misi Prabowo terhadap pengembangan teknologi informasi sebagai syarat penting kemajuan bangsa.
“Prabowo melihat pengembangan teknologi informasi dalam persektif pesimis. Pemimpin harus mencari peluang dan menjawab tantangan, termasuk bagaimana mengambil terobosan untuk merebut masa depan. Dalam kebijakan industri 4.0, di bawah Jokowi, Indonesia membuat prestasi yang membanggakan di mana 7 dari unicorn di Asean, 4 berasal dari Indonesia,” katanya.
Ini juga merupakan ancaman luar biasa untuk anak muda Millenial yang sedang berjibaku dengan Bisnis Unicorn E-Commerce infrastruktur.
Achmad Zaky, pelaku Bukalapak, yang baru saja minta maaf ke Jokowi karena tweetnya yang menyerang Jokowi dan membela Presiden baru, nampaknya harus berpikir keras, apalagi Junjungannya yang dia sebut sebagai Presiden Baru walaupun dia menangkis itu bisa siapa saja yang dia marsud, tidak paham soal Unicorn, bahkan memberikan kritik pedas bahwa Unicorn bisa menjadi ancaman karena bisa membawa uang rakyat ke Luar negeri. Nampaknya, Achmad Zaky dan istrinya yang juga pelaku Unicorn Baju Muslim, HijUP harus berpikir dua kali untuk memilih apakah mendukung Jokowi serius mengkampanyekan Unicorn milik mereka berdua dan Unicorn lainnya yang sejauh ini bersikap netral atau mendukung “Presiden Baru” dalam pikiran suami istri ini yang tidak paham soal Unicorn dan melihat Unicorn sebagai bang kerok membawa uang rakyat ke luar negeri, yang tentu saja ini membahayakan produk mereka karena rakyat yang sudah termakan Hoax Prabowo tidak akan menggunakan jasa Unicorn mereka andaikan Prabowo menang (Semoga jangan sampai).
Ini merupakan kabar baik buat Pak Jokowi dan Kabar buruk buat Pak prabowo karena pemilih Millenial adalah 40% dari total Pemilih dan Debat kedua menjadi indikator untuk para Millenial yang sehari harinya sudah berhubungan dengan E-Transaction, E-Commerce, E-Trading dan E-mail. Seperti yang dikatakan Peneliti Pusat Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Ibnu Nadzir Daraini, bahwa :
“Di tahun 2019, kita punya populasi pemilih millenial ada 40 persen dari populasi Indonesia. Jadi saya belum bandingkan berapa persen dari jumlah pemilih, tapi saya kira mungkin akan di atas 50 persen. Artinya pada tahun 2019, ketika akan ada pemilihan presiden dan partai baru, mereka akan memilih partai baru. Saya kira politisi juga penting sekali memerhatikan bagaimana menangkap aspirasi kaum millenial. Bagaimana mereka bisa menjual diri mereka sebagai calon pemimpin ideal”
Ini bisa dilihat sebagaimana trangginasnya kaum Millenial menggunakan Teknologi di Indonesia, conto bisa dilihat ketika Para Millenial menyebar video Vlog berupa opini, Musik, Permainan editing Video frame satu ke frame lainnya mengenai pencapaian Pemerintah Jokowi dan Parodi menyindir kubu Oposisi. Semakin banyak Video yang beredar itu membuktikan arah dukungan Millenial, misalnya semakin banyak Vlog pendukung Jokowi Maruf yang beredar tentunya akan menyingkirkan kubu Oposisi, sehingga secara tidak langsung, Millenial juga turut partisipasi dalam kampanye pemimpin idola – Jokowi – Maruf Amin.
Kegagalan paham Prabowo akan Unicorn Infrastruktur dalam dunia Teknologi tentunya akan meningkatkan elektabilitas Jokowi yang sangat paham strategi ke depan dalam dunia Teknologi, apalagi seperti yang kita ketahui bersama bahwa Unicorn Infrastruktur akan meningkatkan income pendapatan dari luar ke dalam negeri dan bukan sebaliknya, karena pengguna jasa jasa dalam Unicorn Infrastruktur kan rakyat indonesia juga seperti Go-Jek, Bukalapak, Traveloka, Shopee dan lainnya.
Dengan insfrastruktur ekonomi digital yang lengkap, modern, dan dikelola dengan baik, maka diharapkan Indonesia dapat menjadi negara ekonomi digital terbesar di ASEAN dalam tahun 2020.
Maka sekarang pemilih Millenial pada khususnya disuruh memilih, apakah anda mau mencicipi Kehidupan yang dipenuhi teknologi masa depan yang WOW seperti Internet Koneksi 4G ke 5G, Pengembangan Kabel Optik, Pembangunan di semua Wilayah Indonesia untuk BTS (Base Transceiver Station) hingga Satelit, atau mau Saluran Televisi yang acaranya sama semua dan semuanya mempertontonkan kehidupan Presiden, wakil Presidennya dan kroni kroninya dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi dan teknologi kembali lagi ke zaman Modem yang bunyinya berisik.
Kita harus #2019TetapJokowi agar jangan sampai ketika dunia luar bertanya soal Unicorn, jangan sampai kita menjawab “Yang Online Online itu ya?” sehingga dunia luar akan menjawab dengan tertawa kecil “Bukan, yang 80 Juta”