Indovoices.com – Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti Agus Puji Prasetyono, mengatakan saat ini telah mengalami telah suatu zaman lompatan baru dalam bidang teknologi informasi. “Kalau dulu pada tahun 1918 itu, baru diciptakan pertama kali mesin uap oleh James Watt waktu itu, sekarang tahun 2018 akhir dan masuk 2019 kita sudah terjadi zaman Informatika, zaman yang penuh dengan teknologi yang begitu canggihnya,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam temu kader Alumni Diklat Kader SPSI Lintas Propinsi dan Lintas Federasi di Wisma Tugu Kementerian Agama, Bogor, Sabtu (16/02/2019).
Agus menegaskan, masa 100 tahun dari 1918 sampai sekarang 2018, cepatnya perkembangan teknologi itu menandakan bahwa dunia sudah sangat maju dan berkembang pesat. “Dulu kalau kita pergi ke suatu tempat dalam waktu yang lama dan naik kuda dan bahkan kalau kita lihat 1918 itu masih dalam percobaan-percobaan itu, mesin tersebut diciptakan oleh James Watt tapi sekarang kita sudah meluncur ke luar angkasa. Jadi betapa teknologi itu sangat cepat berkembang,” ucapnya.
Menurut Agus, di jaman teknologi dan informasi sekarang ini, perlu adanya penyelarasan diri terhadap perkembangan teknologi itu. Karena jika tidak, bangsa Indonesia kata dia, akan terpental dan akan terlibas bangsa lain. “Pekerja itu adalah satu-satunya yang akan berada di barisan paling depan untuk memajukan bangsa, membangun Indonesia mandiri, yang sejahtera dan berdaya saing,” jelas Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti.
Staf Ahli Agus juga menyebut, ada empat langkah yang dilakakukan pemenrintah melalui Kemenristekdikti untuk menciptakan SDM berkualitas, yaitu pertama adalah profesionalisme, akurasi, dan juga kompetensi sumber daya manusia. Yang kedua adalah organisasi, yang ketiga adalah branding, accelerating. Kemudian yang keempat adalan manjemen resiko, market. “Jadi ini diluar teknologi meskipun maaing-masing memiliki teknologi sendiri-sendiri. “Sebenarnya teknologi itu hanya 20% dari seluruh sukses yang 100% itu untuk mencapai daya saing dan hasil-hasil pembangunan. Jadi yang 80% itu semuanya di luar teknologi. Teknologi memang satu equipment, satu alat untuk membuat agar hasil produksi itu lebih cepat tetapi bagaimana membuat kualitas hasil produksi itu ditentukan oleh manusia yang ada di dalamnya. Jadi, membangun dan menciptakan sdm tenaga kerja yang handal ini penting,” katanya.
Revolusi Industri 4.0
Terkait revolusi industri 4.0, kata Agus, Indonesia sekarang sudah masuk ke zaman yang disebut smart product, smart process, dan smart market sehingga perlu disikapi apakah industri 4.0 itu robot terus kemudian nanti tenaga kerja manusia ini akan dihapus semua dan kita akan menjadi pengangguran? Tidak! “Misalkan Bukalapak. Sebelum ada Bukalapak berapa pengangguran yang terjadi? Tapi setelah ada bukalapak.com industri kecil tumbuh, bisa bergerak karena mampu bersaing seimbang dengan industri yang lain,” Agus mencontohkan.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, kalau dulu industri itu dikuasai oleh yang namanya kelompok-kelompok tertentu yang memiliki jaringan informasi. Tapi begitu jaringan informasi dibuka seimbang, industri kecil itu bertumbuh. Sekarang duren aja dijual online, terus kemudian akar bahar yang dulu kalau saya mau cari harus mikir kemana ya bisa dapat itu. Tapi sekarang ini, nyari itu semua bisa lewat internet ketemu semua dan betapa mudahnya kita itu mencari suatu produk yang kita inginkan. Itulah industri 4.0.
Tenaga kerja, menurutnya, harus memiliki kemampuan untuk memproduksi barang yang berkualitas tapi kalau kita bicara tentang kualitas maka itu soal teknologi. Tapi kalau kita bicara inovasi tentu ini berbeda lagi. Jika berbicara soal inovasi berarti harus bisa memasarkan karena ada quality dan cost-nya. Sedangkan produksi banyak, dihasilkan karena ada quality, cost, and delivery. Quality itu ditunjukkan oleh teknologi digunakan tetapi semuanya ini yang mengendalikan adalah sumber daya manusia (quality and cost). “Delivery juga harus cepat pengirimannya, semuanya tergantung manusia. tapi jangan khawatir pekerjaan di-delete oleh robot bekerja digunakan oleh robot karena tidak mungkin,” jelas Agus.
Sementara itu, Ketua KSPSI Pusat Jusuf Rizal menerangkan, tujuannya diadakannya temu kader ini guna memberikan manfaat khususnya ketahanan sosial dalam rangka memberdayakan potensi-potensi para pekerja. Selain itu, pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi para pekerja dalam mengahadapi revolusi industri 4.0 sehingga KSPSI ingin meningkatkan kemampuan dari serikat pekerja agar nanti tidak tergerus dari perubahan zaman. “Untuk itu, Komisi Sosial KSPSI Peduli menggagas berdirinya training center, pusat pelatihan untuk membantu semua anggota serikat pekerja,” tuturnya.
Ekonomi Digital 2030
Agus menyatakan, di tahun 2030 nanti menurut PricewaterhouseCoopers (PwC), Indonesia akan menjadi negara 5 dengan total produk domestik bruto (GDP) US$10.502 miliar berdasarkan nilai GDP dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP). Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia dengan perekonomian big emerging market mengingat posisi Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara. “Jepang saja yang sudah maju, pekerja mereka itu masih sangat dibutuhkan. China yang begitu banyak penduduknya, di atas 1 Milliar, itu juga masih membutuhkan manusia untuk memajukan negaranya. Indonesia tentu sama seperti itu,” bebernya.
Karena itu, kata Agus, Indonesia perlu menyiapkan peningkatan kemampuan. Contohnya, bisa melalui sertifikasi, diklat, uji kompetensi. Saat ini, tercatat ada 4.400 Universitas yang siap menciptakan profesionalisme dan di dalamnya itu ada banyak sekali penilian dan banyak sekali produk-produk inovasi yang bisa kita pakai. “Ada alat baru kita pelajari dan kita operasikan secara cepat. Jadi jangan khawatir karena kita adalah yang mempunyai negeri ini, kalau ada sampai pekerja asing masuk kita pasti bisa mengalahkan mereka karena kita tahu kultur bangsa Indonesia dan kita tahu apa yang harus kita lakukan,” pungkasnya.
Selain mengadakan acara temu kader yang dilaksanakan di Cisarua Bogor ini, KSPSI turut meluncurkan website www.kspsinews.com, dan Kartu KSPSI Peduli yang memiliki banyak manfaat, bisa untuk pembayaran dan pembelian. “Kartu KSPSI Peduli ini bisa menangkap potensi ekonomi dari masyarakat pekerja untuk bisa memajukan produk-produknya. Masyarakat bisa membeli produk-produk tersebut dan melakukan pembayaran melalui Kartu Peduli KSPSI sehingga memudahkan mereka membayar telp, listrik dll. Siapapun boleh memiliki kartu ini tdak harus anggota Serikat Pekerja,” tandas Ketua KSPSI Pusat.
Hadir pada acara tersebut, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industri dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemenaker Dra. Haiyani Rumondang, M.A, Agung Maryanto Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Ceger, Pengurus DPP KSPSI, PP SPA-KSPSI, DPD dan DPC KSPSI seluruh Indonesia, Komite Pekerja Muda KSPSI dan Komite Pekerja Perempuan KSPSI, Perwakilan dari aparat TNI dan Polri setempat, serta . Kegiatan ini juga sebagai rangkaian Peringatan HUT ke-46 KSPSI dan Harpekindo (Hari Pekerja Indonesia) 2019 yang diikuti kurang lebih 1000 peserta. (hm.ys)