Soal menggunakan tenaga konsultan asing ini bermula dari ungkapan Jokowi yang menyebut pihak-pihak yang selalu menggaungkan antek asing justru menggunakan konsultan politik asing. Namun dia tak merinci siapa pihak dimaksud yang memakai jasa konsultan politik asing.
Hal ini disampaikan Jokowi di hadapan relawan Sedulur Kayu dan Mebel di Aula De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu 3 Februari 2019.
“Konsultannya konsultan asing. Terus yang antek asing siapa?” kata Jokowi.
Tudingan Jokowi kemudian dibantah oleh kubu Prabowo. Tidak hanya membantah namun BPN Prabowo justru balik menuduh Jokowi yang memakai jasa konsultan politik Amerika Serikat, Stanley Greenberg.
Adalah juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade yang mengirimkan informasi soal website lembaga konsultan politik Amerika Serikat, The Political Strategist. Salah satu kontributor yang disebutkan dalam website itu adalah Stanley Bernard Greenberg.
Dalam daftar klien Greenberg sebagai penyurvei dan ahli strategi politik, nama Presiden RI Joko Widodo tercantum sebagai salah satu kliennya.
Benarkah demikian? TKN Jokowi-Maruf melalui netizen berhasil membuktikan bila website yang dimaksud ternyata adalah website palsu. Website resmi Stanley Greenberg bukan The Political Strategist, melainkan Greenberg Quinlan Rosner. Hal tersebut disampaikan oleh Vice President lembaga Greenberg Quinlan Rosner, Jessica Reis saat ditanya netizen lewat akun twitternya.
Hal ini ditegaskan oleh Jessica yang menyebutkan pihaknya bekerja sama dengan banyak pemimpin dunia, namun tidak termasuk Jokowi. Untuk lebih menyakinkan lagi, dirinya juga menunjukkan website resmi lembaganya yang beralamat di https://www.gqrr.com/
Bahkan salah satu netizen berhasil memperoleh jawaban langsung dari Stanley Greenberg yang membantah secara tegas bahwa dirinya tidak bekerja untuk Jokowi, seperti screenshot yang saya lampirkan di bawah ini.
Lantas bagaimana dengan pihak Prabowo sendiri yang ditengarai menggunakan Rob Allyn sebagai konsultan politiknya? Sebelum memproduksi film, Allyn adalah konsultan politik untuk partai Republik. Di Amerika dia berhasil membuat George W. Bush terpilih kembali sebagai gubernur Texas. Namun prestasi terbesar Allyn adalah membuat Vincente L. Fox terpilih sebagai presiden Mexico tahun 2000.
Hashim Djojohadukusumo, adik Prabowo pun diketahui pernah bekerjasama dalam pembuatan film Indonesia ‘Merah Putih’ tahun 2014. Film ini diproduksi secara kolaborasi antara Media Desa Indonesia (MDI) milik Hashim dan rumah produksi film internasional Margate House milik Rob Allyn dan Jeremy Stewart.
Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily menduga konsultan kampanye politik Prabowo Subianto, Rob Allyn terlibat kembali dalam pilpres 2019 ini berdasarkan jejak digital yang ditemukan dalam pengakuan Rob Allyn yang mengakui menjadi bagian tim pemenangan Prabowo – Hatta pada Pilpres 2014.
“Jejak Rob Allyn tidak hanya pada Pilpres 2014 tapi kuat indikasi dipakai lagi oleh kubu Prabowo pada Pilpres 2019,” kata Ace Hasan saat dihubungi pada Rabu, 6 Januari 2019.
Wajar saja Ace menduga kuat keterlibatan Rob Allyn dipilpres 2019 ini, terbukti ketika anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Fadli Zon menegaskan pada Pilpres pasca 2009, Prabowo tak lagi menggunakan jasa konsultan asing, dengan alasan tak lagi mampu membayar jasa konsultan asing.
Fakta justru berbicara lain, Rob Allyn melalui tulisannya di website New Mandala dengan judul “Every Vote Must Be Counted, Every Voice Must Be Heard” justru mengakui bila dirinya adalah konsultan Prabowo-Hatta Radjasa di Pilpres 2014 yang lalu.
Jadi sudah ketahuan siapa yang berbohong bukan? Bila kehadirannya sebagai konsultan asing di pilpres 2014 saja diingkari, hal yang sama juga bisa terjadi di pilpres 2019 ini.
Satu lagi pembelaan dari Prabowo sendiri yang justru menurut saya semakin memantik kecurigaan adanya pemakaian konsultan asing. Bantahan Prabowo itu disampaikan melalui sebuah video berdurasi satu menit yang beredar luas melalui platform media sosial Whatsapps.
Sebelum memberikan klarifikasi, Dahnil yang dalam video mendampingi Prabowo, bercerita kepada Prabowo mengena adanya tuduhan yang beredar beberapa hari terakhir bahwa mereka menggunakan jasa konsultan dari Rusia. Tentu saja Prabowo menjawab santai pertanyaan tersebut dengan menyangkal menggunakan konsultan Rusia.
Dan saya percaya jawaban Prabowo, karena yang ditanyakan adalah konsultan Rusia. Dan Rob Allyn jelas bukan dari Rusia melainkan Amerika Serikat.
Coba kalau diubah pertanyaannya, kata Rusia diganti dengan kata Asing atau Amerika atau nama Rob Allyn sendiri, belum tentu Prabowo dapat menjawab sejujur itu. Jadi kalau kita cermat, ada upaya menyesatkan (misleading) dengan mencampuradukan kata “Propaganda Rusia” dengan “Konsultan Asing” yang jelas memiliki konteks yang berbeda meski memiliki hubungan.
Dengan mengatakan dirinya tidak memakai konsultan Rusia untuk politik, tidak berarti dirinya secara jujur mengakui tidak memakai jasa Rob Allyn.
Artinya dari bukti-bukti yang saya sampaikan di atas, kita sudah bisa menilai sendiri kualitas kejujuran masing-masing kubu calon presiden. Soal siapa yang jujur dan siapa yang berbohong, biarlah pembaca yang menilai sendiri.