“Perbaikan irigasi primer yang kita targetkan dalam rencana kita kan tiga juta hektare, dan ini salah satunya,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai bersama sejumlah pejabat meninjau irigasi primer Lodoyo, Kamis (3/1) siang.
Menurut Presiden, irigasi primer Lodoyo dibangun tahun 1982 dan setelah itu tidak ada rehabilitasi yang signifikan. Artinya, menurut Presiden, sudah beberapa tahun. Ia menambahkan bahwa irigasi ini direhab agar air yang ada tidak hilang di tengah jalan.
Dalam kesempatan itu, Presiden menanyakan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengenai berapa banyak irigasi yang sudah direhab. Menteri PUPR mengatakan, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) sudah tercapai yang 3 juta itu. “Ini 16 kilometer untuk 12 ribu hektar sawah,” jelas Basuki.
Intinya, lanjut Kepala Negara, Menteri PUPR ingin menunjukkan rehab irigasi, seperti apa. “Ini rehab irigasi. Ada yang membangun irigasi sekundernya, primernya yang baru juga ada tapi ini yang namanya rehab itu ini, artinya dulu sudah ada tapi diperbaiki karena sudah lama tidak ada pemeliharaan,” jelas Kepala Negara.
Saat meninjau irigasi primer itu, Presiden Joko Widodo didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Presiden tiba tepat pada pukul 12.30 dan langsung melihat skema Rehabilitasi Daerah Irigasi Lodoyo (Blitar)-Tulungagung. Kemudian Presiden berjalan menyusuri sungai untuk melihat daerah aliran air.
Pukul 13.00 Presiden melanjutkan perjalanan menuju Proyek Pengendalian Banjir Kali Bogel, Kabupaten Blitar. (RFS/UN/OJI/RAH/ES)