Swiss adalah negara paling aman untuk menyimpan harta kekayaan, karena rahasia Bank di Swiss sangat ketat. Jadi jika pemerintah ingin menyelidiki seseorang yang terlibat dalam kejahatan keuangan tidak akan dapat menembus perbankan Swiss. Sehingga Swiss menjadi “ATLANTIS” bagi para pengusaha yang ingin menyimpan harta kekayaan yang diperoleh dari Kejahatan atau bisnis hitamnya, seperti Korupsi dan Money Laundring alias pencucian uang.
Tapi gelar Swiss sebagai surga bagi koruptor untuk menyimpan harta kekayaannya sebentar lagi akan berubah menjadi neraka. Swiss nanti tidak akan lagi menyembunyikan identitas nasabah perbankannya. Semuanya akan diungkap. Dan siapa-siapa yang menyimpan harta kekayaannya di sana akan segera diketahui. Dan akan ditelusuri dari mana harta kekayaannya tersebut. Kalau terbukti dari hasil korupsi dan money laundring maka harta tersebut akan disita oleh negara.
Jokowi sudah seperti Karakter Arthur Curry dalam AQUAMAN yang tiba tiba masuk ke Dunia Atlantis dan mengganggu Comfort Zone dari Penguasa disana, haiti Prince Ohm / Oceanmaster. Para Pengusaha pengusaha hitam ini ibarat begundal begundalnya Prince Oceanmaster. Mereka merasa terganggu dan mereka mencari cara agar bisa mengusir Presiden Jokowi, entah apakah dengan membuatnya kalah di Pilpres 2019 ataukah dengan cara yang lebih mengerikan lagi.
Namun mereka harus paham, Jokowi sudah memegang “Trisula Kekuatan” – senjata pamungkas untuk melawan mereka. Baru-baru ini pemerintah Indonesia dan Swiss menandatangani joint declaration dalam rangka pelaksanaan pertukaran data keuangan untuk kepentingan perpajakan atau automatic exchange of information.Penandatanganan tersebut dilakukan antara Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Ken Dwijugiasteadi dengan Dubes Swiss untuk Indonesia, Yvonne Baumann.Sri Mulyani yang menyaksikan penandatanganan deklarasi tersebut, mengatakan Indonesia dan Swiss bersepakat untuk saling bertukar informasi rekening keuangan secara otomatis dengan Common Reporting Standar (CRS), terhitung sejak 2018. Dan pertukaran pertama akan dilakukan pada 2019. Sri Mulyani ibarat Princess Mera dalam film AQUAMAN yang menjadi partner kerja Presiden Jokowi untuk mengalahkan Para Pengusaha gelap di “ATLANTIS” Swiss.
“Penandatanganan hari ini simbol sangat penting, sinyal kuat bagi para financial center seluruh dunia, bahwa tempat penyimpanan pajak sudah berakhir, era kerahasiaan berakhir,” kata Sri Mulyani (4/7).
Pertukaran informasi antara Indonesia dan Swiss akan dilindungi dengan jaminan keamanan data sesuai standar internasional. Melalui penandatanganan perjanjian, kedua negara berkomitmen saling memberikan informasi mengenai perkembangan pelaksanaan CRS dalam peraturan perundang-undangan domestik masing-masing negara.
Sebelumnya, pemerintah juga telah menandatangani perjanjian dengan Hong Kong, Tiongkok dan puluhan negara lainnya yang telah menerapkan AEol.
Selanjutnya, pemerintah berharap segera menandatangani kesepakatan akses keterbukaan informasi dengan Singapura.
“Saya yakin mereka (Singapura) syaratnya sama dengan Swiss dan Hong Kong. Kalau Hong Kong siap, Singapura juga harus siap,” tutur Sri Mulyani.
Singapura juga telah sepakat mengikuti kerjasama pertukaran data secara AEol. Namun, pemerintahnya hanya akan menjalankan kerja sama melalui perjanjian bilateral dengan negara-negara yang dianggap memenuhi syarat.
Sedangkan, Singapura sendiri merupakan salah satu negara yang diincar oleh Jokowi untuk perjanjian bilateral AEol. Sebab, banyak juga WNI yang menyembunyikan hartanya di negara Singa tersebut.
Presiden Jokowi tidak hanya menguasai “ATLANTIS” tapi juga wilayah di luar “ATLANTIS”.
Akankah Presiden Jokowi dan Sri Mulyani akan memenangkan pertarungan melawan Pengusaha pengusaha hitam di Wilayah “ATLANTIS” seperti dalam alur cerita AQUAMAN? ataukah berbeda dari storyline film yang sekarang sedang tayang itu? Kita harus percaya bahwa #2019TetapJokowi atau singkatnya Kisah Presiden Jokowi harus memiliki ending seperti Film AQUAMAN yang dibintangi Jason Momoa itu.