Banyak artikel yang memberitakan Jokowi kalah di Polling Online. Hampir di Polling yang dibuat oleh selebriti tertentu ataupun Politikus tertentu, bahkan Artis sekaliber Iwan Fals, Jokowi kalah, mungkin hanya Polling Fadli Zon yang Jokowi menang telak, apakah karena itu murni diisi oleh murni manusia atau lupa dipasang Aplikasi Software Cheating agar Jokowi kalah? entahlah, hanya Fadli Zon yang paham.
Pilpres 2019 menjadi konsumsi berbagai lapisan duniawi, baik dunia nyata maupun dunia maya. Tapi sejak information technology menjadi konsumsi publik seharg hari, maka methode pengumpulan data polling pun turut mengikuti perubahan. Polling hanya diisi berdasarkan electronic mail system, Account Social Media dan Internet Protocol Address (IP).
Dari segi efektivitas, memang Online Polling bisa dibilang sama dengan methode physical yang mengadalkan interaksi Face-to-face, namun demikian Sistem Polling tetaplah disusun oleh Manusia manusia yang memiliki nafsu dan tujuan yang berbeda, ada yang ingin memenangkan pilihannya, ada yang ingin menunjukkan bahwa inilah Pilihan masyarakat yang diwakilkan oleh satu KLIK dari pembuatnya sendiri. Itulah cara curang dari sistem Online Polling yakni Penyelenggara polling melakukan tindakan curang dengan membuat web account sebanyak-banyaknya yang dikendalikan secara systemic melalui software robot (WebBot).
Dalam kondisi yang normal, web account murni milik dari seorang user natural, bukan user yang dikendalikan melalui WebBot. Jika ditelusuri kepemilikan accountnya memang ada kepemilikannya. Tapi dalam kondisi abnormal, web account bisa saja dikendalikan oleh WebBot yang seolah-olah ada user natural -nya dengan tujuan agar hasil polling -nya yang didapatkan melalui kecurangan WebBot telah dipercayai sebagai hasil akurasi poling yang murni.
Jika hasil polling curang yang didapatkan dari hasil kepiawaian WebBot yang telah dimainkan itu kemudian dikonsumsikan untuk publik, sehingga publik mempercayai proses hasil polling tersebut betul-betul murni, maka di sinilah yang menjadi kendalanya karena penyelenggara polling telah membangun data informasi yang sesat kepada masyarakat.
Selain itu dalam dunia yang penuh kemajuan zaman sekarang, Aplikasi BOT sudah bisa diunduh dan dimasukkan ke dalam Media seperti CD-ROM dan diperjualbelikan di pasar bebas. Software Aplikasi inilah yang pernah diisukan dibeli oleh Timses salah seorang calon baik calon Gubernur wilayah tertentu di Indonesia maupun Calon Presiden. Ketika Aplikasi ini sudah dimiliki, maka sistem ini sudah bisa menciptakan apa yang disebutkan dengan Akun Robot.
Akun robot adalah akun yang bekerja berdasarkan program yang dijalankan admin. Admin bisa menjalankan sekira puluhan ribu hingga jutaan akun dengan perintah program bermacam-macam: mulai dari mencuitkan isu, mengulang cuitan (retweet), menyukai cuitan (like), termasuk mempengaruhi hasil polling. Garis besarnya semua perintah itu dilakukan secara massif dan dalam waktu bersamaan atau berdekatan.Khusus untuk polling biasanya akun robot akan bekerja pada masa-masa kritis seperti jelang polling ditutup, dan jangan lupa Hacker dari pengendali Akun Robot biasanya mereka sudah memiliki Catatan database Akun akun medsos saja yang sudah tidak lagi dipergunakan, biasanya banyak pengguna Medsos tidak menggunakan akun medsosnya misalnya karena kesibukan atau lupa password, dan itu yang akan dipergunakan para Hacker dunia maya untuk menggunakan kekosongan Akun medsos mereka untuk seolah olah menjadi pengisi Online Polling tersebut.
Hasil polling yang melibatkan akun robot dapat dicirikan dari beberapa hal. Pertama, hasil polling berubah drastis dalam waktu singkat jelang polling ditutup. Kedua, komplain si pembuat polling atas hasil polling. Menurut Fahmi, komplain pembuat polling penting diperhatikan sebab merekalah orang yang paling tahu kejanggalan hasil polling dari mulai dibuka hingga ditutup.
Apakah Kredibilitas Polling tersebut membahayakan? Membahayakan atau tidak, itu tergantung bagaimana persepsi di masyarakat. Bagi masyarakat Millenials, mereka sudah bisa akses dari sumber lainnya mana Polling yang sudah di HACK dan mana polling yang belum di HACK, yang bahaya adalah bagi masyarakat awam yang baru belajar Internet yang belum tahu kalau Online Polling pun bisa direkayasa dengan menggunakan WEBBOT.