Selamat nagkring.
Di tengah pergantian shift mengawasi banjir yang sedikit banyak sudah berhasil ditanggulangi pasukan pelangi Ahok, saya sang spiderman ndeso mencoba menganalisa lagi mengenai Pilkada 2018. Yah, memang ini spesialis yang diminta si bos untuk menulis. Baiklah cekidot…
Ada berita baru tetapi rasa lama. Karena apa yang akan terjadi sepertinya tidak akan jauh dari dua kutub perpolitikan di Indonesia. Kutub pro Jokowi-Ahok dan satu lagi kutub kontra Jokowi-Ahok. Mengapa saya menyatukan Jokowi-Ahok?? Karena jelas sekali dalam diskusi dengan si bos, saya memahami bahwa mereka ini adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Kalau dulu ada namanya Soekarno-Hatta yang harum namanya walau akhirnya pecah karena ketidaksamaa konsep, sekarang ada namanya Jokowi-Ahok yang dipecahkan oleh lawan politik dengan membawa-bawa agama serta dengan demo besar-besaran menggunakan dana miliaran rupiah.
Nah, kali ini tentu saja tidak akan secara langsung menyerang Jokowi-Ahok, tetapi apapun ceritanya, apa yang menjadi target kubu lawan sudah bisa dipastikan adalah daerah yang perlu kita amankan. Apalagi dalam perhelatan Pilkada serentak 2018. Ada satu daerah yang sangat rawan untuk diSARAkan lagi.
Ya, daerah Jawa Tengah adalah daerah yang akan menjadi target sasaran selanjutnya dari kubu SARA. Hal ini dinyatakan dengan terang-terangan oleh Ketua Majelis Kehormatan PAN, Amien Rais. Amien menyatakan dia akan berduet dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo, untuk mengalahkan Ganjar dan merebut Jateng.
Amien menyadari bahwa Ganjar Pranowo adalah sosok yang kuat untuk dikalahkan di Pilkada Jateng nantinya. Tetapi meski kuat, Amien yakin dengan poros Gerindra, PKS, dan PAN maka mereka akan mengalahkan Ganjar. Dan untuk itu, mereka akan mengusung calon yang capabel. Siapakah orang tersebut??
Ya, calon yang dimaksud siapa lagi kalau bukan Sudirman Said. Kepastian Sudirman Said akan diusung dalam Pilkada Jateng akan dipastikan Gerindra esok hari, Tetapi hal ini sudah bocor diketahui oleh media. Wasekjen Gerindra Andre Rosiade, mengamini bahwa Sudirman Said akan diusung oleh Gerindra.
Hal ini tentu tidak mengejutkan. Karena dalam strategi yang sudah dibuat, Sudirman memang sengaja diplot terlebih dahulu sebagai Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi untuk memberikan ruang kampanye kepada masyarakat luas. Apalagi nama Sudirman Said kurang begitu mentereng kalau dibandingkan Anies Baswedan, meski sama adalah seorang menteri pecatan.
Skenarionya akan sama saja seperti yang di Jakarta. Sosok menteri pecatan Presiden Jokowi, lalu bergabunglah gerbong Gerindra-PKS-PAN ditambah dengan pelaku politisasi Masjid, Eep Saepulloh. Dan untuk mengamankan strategi ini, maka peran Wapres JK juga akan dimainkan. Wapres JK diyakini akan senyap dan tidak melarang Masjid jadi ajang politisasi.
Bisa dikatakan, dari semua Pilkada yang akan dilangsungkan pada tahun 2018, Pilkada Jateng paling pantas dijadikan sekuel kelanjutan Pilkada Jakarta dengan pemeran Sudieman Said sebagai Anies KWnya. Akankah strategi ini berhasil?? Semua kembali kepada strategi PDIP dan Ganjar yang kemungkinan akan diusung oleh mereka. Kalau mau maju, maka kali ini kader-kader militan PDIP harus mau baku hantam.
Jangan seperti di Jakarta PDIP terlihat solid di luar, tetapi di dalamnya malah tidak solid mendukung Ahok. Logikanya saja, kalau solid maka Ahok sudah bisa dipastikan menang. Ini didukung PDIP di Jakarta kok bisa kalah. Tidak ada alasan paling masuk akal kalau PDIP tidak sepenuh hati mendukung.
Lalu apa yang akan jadi sasaran tembak lawan?? Yang pasti Ganjar akan dijadikan sasaran tembak dalam kasus E-KTP. Apakah bisa dilakukan?? Saya curiganya hal ini akan bisa mereka lakukan. Saya ada feeling, masih ada orang mereka yang ada di KPK. Walau Novel sudah berhasil disingkirkan, tetapi ada kekhawatiran bahwa Ganjar akan kena tembak.
Lalu apalagi?? Tentu tidak lain dan bukan adalah soal PDIP adalah PKI. Ampuh mengalahkan PDIP dengan isu ini?? Itulah yang nanti kita tunggu. Tidak akan jauh kok yang mereka pakai isunya. Tetapi yang pasti sekali lagi harus terus diingatkan, warga Jateng jangan jadi orang pengecut kayak di DKI dan akhirnya sengsara terkena banjir.
Jadi, sipa-siaplah warga Jateng..
Demikian analisa saya di tengah hujan yang kembali datangi Jakarta.. Mohon maaf tidak bisa banyak guyon, soalnya sudah ada panggilan menolong yang terkena banjir..
Salam Jaring Laba-laba.