Hal tersebut ditegaskan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengutip buku “The Achievement Habit” karya Professor Bernard Roth dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Vokasi yang dilaksanakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM di Jakarta, Rabu (28/11).
“Professor Bernard Roth dari Stanford University, menurut saya adalah professor yang menginspirasi tumbuhnya industri yang berbasis IT. Dia mengatakan, seharusnya teknologi dalam revolusi 4.0 tidak boleh mematikan lapangan pekerjaan untuk manusia, jadi artificial intelligence atau robotic, itu tidak boleh mematikan pekerjaan untuk manusia,” ujar Arcandra.
Arcandra mengungkapkan, meski terlihat kontrakdiktif, dimana satu sisi menganggap artificial intelligence akan mengurangi pekerjaan manusia, menurut Professor Bernard, revolusi industri 4.0 justru harus ditujukan untuk memudahkan pekerjaan manusia.
“Jika ada proyek yang berkaitan dengan design yang berhubungan dengan automasi, berhubungan dengan artificial intelligence yang akan mematikan pekerjaan manusia, maka Professor Bernard akan menolak pekerjaan itu,” terang Arcandra.
Oleh karena itu, dalam rangka menyambut revolusi industri 4.0, maka diperlukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Lowongan pekerjaan harus lebih banyak dihasilkan dari para professional, bukan hanya ditujukan untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. “Bapak Presiden sudah mencanangkan untuk menggiatkan vocational training, vocational school ini merupakan salah satu cara kita di Kementerian merespon harapan dari Bapak Presiden,” tegas Arcandra.
Dengan adanya revolusi industri 4.0, lanjut Arcandra, nantinya robotic dan artificial intelligence memberikan pekerjaan kepada yang punya sertifikat kompetensi untuk bidang-bidang yang cocok dan juga membuka lowongan pekerjaan untuk para lulusan sekolah vokasi.