“Kota Tarakan ini unik, saya belum pernah meresmikan konkit bersamaan jargasnya sekaligus. Jadi disini bapak-bapak nelayan tidak usah takut karena LPG habis, rebutan LPG di rumah dengan ibu-ibu, karena ibu-ibu sudah memakai jargas. Bapak-bapak (melaut) pakai LPG 3 kg, Ibu-ibu pakai jargasnya,” ujar Arcandra.
Konkit LPG Gratis Dibagikan, Nelayan Hemat Rp 30.000 per Hari
Pembagian 880 unit konverter kit BBM ke LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil merupakan salah satu upaya Pemerintah melakukan diversifikasi energi yaitu menyediakan alternatif energi yang dapat digunakan.
Dengan konverter kit berbahan bakar elpiji, nelayan bisa menghemat biaya operasional penggunaan LPG sampai dengan sekitar 30% dengan asumsi tanpa ada subsidi. Bila dengan subsidi yang berlaku sekarang ini baik untuk bensin maupun LPG, maka penghematan yang diperoleh bisa mencapai sekitar 50%.
“Manfaat konkit untuk nelayan melaut 8-10 jam, bisa hemat 30-50 ribu sehari. Selain itu konkit ini bentuk peduli lingkungan, elpiji ini ramah lingkungan. Polusinya minim. Jadi ada dua manfaat konkit yang pertama manfaat ekonomi dan yang kedua ramah lingkungan. Semoga bermanfaat, ini adalah bentuk kepeduliaan kita kementerian ESDM,” jelas Arcandra
Pembagian paket perdana konverter kit BBM ke elpiji terdiri atas beberapa komponen, yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung elpiji 3 kg, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dll).
Pihak Pertamina siap mendukung kelancaran program ini dengan menyiapkan kebutuhan refill LPG tabung 3 kg. Para Nelayan dapat merasakan manfaat dari program konversi ini dan berkembang pemakaian LPG untuk mesin perahu Nelayan kedepannya.
Adapun kriteria nelayan yang mendapatkan paket konverter kit BBM ke BBG sesuai Perpres No.126 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG untuk Kapal Perikanan bagi Nelayan Kecil antara lain nelayan yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT), berbahan bakar bensin atau solar dan memiliki daya mesin di bawah 13 Horse Power (HP).
Pada tahun 2016 dan 2017 Kementerian ESDM melalui penugasan kepada PT. Pertamina (Persero) telah membagikan sejumlah 5.473 unit di 10 kabupaten/kota dan sejumlah 17.081 unit paket konverter kit di 28 kabupaten/kota. Sementara pada tahun 2018 ini ditaargetkan pembagian sekitar 25.000 unit di 58 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Pembangunan Jaringan Gas Kota Lebih Cepat dari Target
Tahun 2018, pemasangan jargas Tarakan sebanyak 4.695 sambungan rumah (SR) tersebar di 6 lokasi. Keenam lokasi tersebut adalah Kp. Enam, Kp Empat, Mamburungan, Mamburungan Timur, Rusunawa dan Perum Khusus. Pembangunan ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang dibangun tahun 2016 sebanyak 21.000 SR dan tahun 2010 sebanyak 3.366 SR. Seluruh program pembangunan Jargas di Tarakan menggunakan APBN melalui penugasan Pemerintah kepada PGN.
“Kementerian ESDM memprioritaskan. Kota-kota yang ada gasnya. Kota yang tidak ada gasnya harganya tidak semurah dengan kota yang ada gasnya” ujar Arcandra.
Proyek jargas Tarakan tahun 2018 ditargetkan rampung dalam waktu 141 hari sejak dimulai pada Agustus lalu dengan total investasi proyek senilai Rp 48,5 miliar. Hingga akhir Oktober 2018, pembangunan fisik telah mencapai 23,42%. Realisasi itu terbilang cukup cepat, karena target pada Oktober tercatat 12,52%. Adapun pembangunan akan meningkat tajam di akhir proyek (S-curve).
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Dilo Seno Widagdo menyampaikan jargas di Tarakan akan mengalirkan gas bumi yang berasal dari Pertamina EP dan Medco. Pelayanan tersebut akan menyasar pemukiman hingga Rusunawa. “Dengan tambahan infrastruktur ini, PGN bisa membantu warga Tarakan untuk menikmati pasokan energi yang efisien dan aman,” kata Dilo.
Hingga akhir tahun 2018, Pemerintah melalui APBN akan merealisasikan total sambungan jargas hingga 325.710 SR. Dana APBN harus digunakan untuk membangun sesuatu yang memang dibutuhkan oleh masyarakat, salah satunya program pembangunan jaringan gas. Prioritas bagi rumah sederhana, rusun sederhana, dan daerah-daerah yang jauh lebih membutuhkan penghematan.
Pemerintah setiap tahunnya akan terus menambah pembangunan jaringan gas bumi rumah tangga, sehingga semakin banyak masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, merasakan manfaat besar menggunakan gas bumi, mulai dari lebih efisien, mudah, praktis dan mengalir 24 jam penuh tanpa takut kehabisan.