
“Rina Nose nih siapa? Artis? Yang pesek itu? Saya kalau artis-artis jelek kurang minat mengamati. Apa kelebihan dia? Pesek, buruk, itu,” lanjutnya.
Perahu papan diatas awan, kera besar namanya simpanse. Ustadz Abdul Somad yang tampan dan rupawan, kok tega hina Rina Nose – (maaf Karin, pinjam perahu papannya Yach..)
Sungguh sulit dipahami, seorang pemuka agama, seorang yang memiliki tugas mulia untuk membawa jamaahnya lebih dekat kepada Tuhan, justru mengucapkan kata-kata kasar yang melecehkan dan melukai perasaan orang lain. Bukan saja melukai perasaan Rina Nose dan masyarakat tetapi saya juga meyakini bahwa Tuhanpun hati-Nya terluka oleh pernyataan Ustadz Abdul Somad Lc MA tersebut.
Bagaimana tidak terluka, Makhluk ciptaan-Nya yang paling mulia diantara ciptaan-ciptaan yang lain dihina dina dikatain jelek, buruk, pesek, dan dipertanyakan apa kelebihannya? Coba bayangkan! Saya saja kalau tulisan saya dibilang jelek, buruk pasti juga akan sakit hati, apalagi Tuhan Yang Maha sempurna…(mikir keras)
Saya menjadi teringat dengan cerita Bapak Margono,Kepala Sekolah saya dulu ketika saya duduk di bangku kelas 3 SMU sekitar 17 tahun silam. Saat itu ada jam kosong karena guru mata pelajaran yang seharusnya mengajar tidak dapat hadir, sehingga Bapak Kepala Sekolah mengambil sesi tersebut untuk mengisi kekosongan jam pelajaran. Waktu itu seingat saya hari-hari menjelang Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional atau EBTANAS (sekarang UN).
Ketika itu beliau memberikan semangat dan suntikan moral kepada kami anak-anak kelas 3 IPA yang tengah dag dig dug mempersiapkan hati dan pikiran agar lulus Ebtanas dengan nilai yang memuaskan. Dalam satu kesempatan, beliau mengatakan bahwa kita sebagai manusia harus berdoa berserah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT karena tanpa-Nya tidak ada satupun yang dapat kita buat.
Beliau melanjutkan dengan pertanyaan setengah menantang. “Anak-anakku, sekarang Bapak mau tanya, apa yang bisa kalian buat tanpa seijin Allah?”. Sejenak ruang kelas terdiam Sampai kemudian terdengar ada salah satu teman saya yang menjawab dari arah belakang, “buat anak pak! ha..ha..ha”.
Mungkin yang dimaksud teman saya adalah seorang laki-laki bisa membuat anak dengan cara berhubungan sex dengan lawan jenis kemudian yang perempuan hamil lalu lahirlah anak. Beliau yang paham bahwa jawaban tersebut hanya gurauan kemudian melempar pertanyaan sederhana. “Baik, jika kalian bisa membuat anak, tolong buatkan bapak anak yang hidungnya mancung, yang matanya satu dan jari tanganya ada sebelas!”
Seisi kelas kami mendadak hening. Terdiam beberapa saat. Teman saya yang tadi nyeletuk pun hanya bisa tertunduk malu. Karena tidak ada yang mampu menjawab beliau pun akhirnya mengakhiri sesi tersebut dengan mengajak para siswa untuk belajar dan berdoa dalam menyongsong EBTANAS dan kembali menegaskan bahwa tidak ada satupun yang dapat kita buat tanpa seijin Allah SWT.
Sebuah renungan yang seharusnya menjadi tamparan keras untuk kita yang sering sombong dan angkuh. Merendahkan orang lain tanpa menyadari bahwa dirinya sebenarnya tidak dapat berbuat apa-apa. Menghina sesamanya seolah-olah diri kitalah yang paling pantas dan lebih dekat kepada Allah SWT. Padahal, sejujurnya kita begitu hina dan tidak layak untuk dapat bahkan berdiri dihadapan Tuhan. Betul tidak??
Sehingga mohon maaf, saya harus mengatakan bahwa nurani saya terusik tatkala seorang Ustad kondang, Pemuka Agama yang tengah naik daun, disukai ceramahnya, wajahnya tampan dan rupawan, berani menolak undangan Presiden karena jadwal penuh hingga tahun 2018, bayaranya mahal, ilmunya tinggi, sekolahnya hingga ke luar negeri, teganya menghina fisik manusia lain ciptaan Allah SWT yang adalah Tuhan yang ia kumandangkan kebesaran-Nya dalam Setiap ceramahnya. Sebuah tanda tanya besar!!
Hidung pesek jelas bukanlah kehendak dari orang tua Rina Nose karena mereka tidak bisa membuat hidung yang mancung. itu pastilah kehendak dan takdir Tuhan yang mempunyai otoritas penuh atas manusia ciptaanNya. Ustadz Abdul Somad Lc MA tentu paham akan hal ini. Mengapa tega mengolok-olok karya Allah??
Dan lebih parahnya, bukan segera mengakui kesalahan dan meminta maaf, beliau justru mencari pembenaran kalimat hinaannya. Ustad Abdul Somad Lc MA berkilah bahwa dia menghina Rina Nose karena dia telah mempermainkan agama Islam dengan melepas hijabnya. Istigfar Ustad!…Siapakah dia sehingga berhak menjadi hakim atas orang lain? Tidakkah dia sadar bahwa menghina sesamanya sama saja dengan menghina Penciptanya? Bukankah hidung pesek, dan buruk muka sekalipun adalah atas seijin Allah SWT? Bayangkan seandainya perilaku ini ditiru oleh jamaahnya, sangat mengerikan bukan!!
Saya tidak ingin terlalu jauh mengajak kita untuk mempercakapkan pernyataan Ustad Abdul Somad Lc MA. Biarlah dia mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah SWT. Tetapi saya ingin mengajak kita untuk belajar ilmu agama dengan benar tanpa melecehkan dan menghakimi orang lain. Kita mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa agar lebih Arif dan bijaksana dalam berucap dan bertindak. Janganlah kita merendahkan atau menghina orang lain meskipun kita sebenarnya patut untuk itu. karena sesungguhnya tidak ada satupun yang dapat kita buat tanpa seijin Tuhan.
Saya percaya sebagai manusia biasa Ustadz Abdul Somad Lc MA tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Mungkin saja kasus ini merupakan teguran agar dia tidak lagi sombong dengan posisi dan pencapaianya saat ini. Karena orang yang sombong akan diberi tempat paling rendah kelak di neraka nanti.
Sebagai Ustadz yang sudah barang tentu menjadi panutan atau role model bagi jamaahnya jangan sampai preseden buruk ini malah dijadikan pedoman jamaahnya bahwa kita berhak menghina orang lain dengan dalih bahwa agama memperbolehkannya. Sangat berbahaya!!
Jika Cita Citata saja sudah meminta maaf karena telah menghina fisik suku Papua, maka saya berharap ada baiknya Ustadz Abdul Somad Lc MA segera meminta maaf kepada Rina Nose, ciptaan Tuhan yang telah ia nistakan. Bukan apa-apa, setelah videonya viral, saya yakin 1000% dalam hati kecil beliau pastilah mengakui dan menyesal karena dia tahu telah berbuat salah. Tapi itu sih kalau mau jujur…
Selain akan dianggap gentle, meminta maaf juga akan membuat Ustadz Abdul Somad Lc MA menjadi lega dan tidak lagi terbebani dalam Setiap ceramahnya. Apalagi jadwal ceramahnya sudah penuh sampai akhir 2018 dan menolak undangan Presiden. Toh permintaan maaf juga tidak akan mengurangi ketampanan dan kerupawanan beliau.
Dan terakhir, sebagai penutup saya mau kutip kalimat dari bapak rohani saya yang sama-sama mempunyai gelar MA seperti Ustadz Abdul Somad Lc MA yaitu Pendeta Jacob Nahuway MA yang mengatakan :
” Kesombongan bukan saat kau berdiri didepan rumah mewah, duduk di mobil yang mewah, bukan saat kau berkacak pinggang memakai kacamata jas, sepatu dan dasi bermerk, tetapi kesombongan adalah saat kau MELECEHKAN orang lain”
Selamat berceramah kembali, Ustadz Abdul Somad Lc MA!