Masya Allah… saya pikir dia seorang Ustad yang seperti apa ketika saya mendengar orang-orang di group whatsup ribut membicarakan tentang seorang ustad yang menghina Rina Nose secara pisik gara-gara Rina membuka hijabnya.
Lebih tepatnya si ustad ini mengatakan begini:
“…. Rina Nose ini siapa? Artis? Yang pesek itu? Saya kalau artis-artis jelek, kurang berminat saya. Apa kelebihan dia? Pesek bodoh itu loh…. Dia tidak merubah isi hatinya. Yang dirubah hanya tampilan pisik casingnya saja. Maka Islam itu apa? Ketundukkan dan kepatuhan. Hijrah itu harus total. Kalian kalau hijrah harus total. Maka dari itu, ketika kau hijrah, maka perbuatan dan perkataanmu juga hijrah….”
Sampai disana saya sudah ingin tertawa.
Ini Ustad sedang ceramah atau sedang menasehati dirinya? Saya tida meneruskan menulis apa yang ustad ini katakan tentang hijrah total, atau hijrah kaffah. Dari sebegitu panjangnya ucapan dia, saya menangkap kalimatnya yang mengatakan, “kau bersama dengan orang-orang yang pakai rok pendek…. maka hatimu tak tenang”
Saya jadi berpikir, ustad ini omongannya tidak singkron. Coba kita perhatikan ucapan dia diawal tentang Rina Nose yang katanya, “Saya kalau arti-artis jelek, KURANG MINTA saya”. Wah Pak Ustad hanya minat sama arti-arti yang cantik saja rumahnya. Lalu dia bilang, “kau masih bersama dengan orang-orang yang pakai rok pendek, maka hatimu tak tenang!”. berarti anak dan istrimu yang pastinya sudah berjilbab tidak bergaul dengan wanita-wanita yang masih ber-rok pendek ya pak Ustad. Kalau Pak Ustad sendiri masih bersama wanita-wanita yang ber-rok pendek tidak? Saya hanya bertanya ini ya, karena pak Ustad kan laki-laki bukan perempuan.
Yang menarik lainnya dari apa yang dia katakan adalah bahwa Islam itu adalah ketundukan dan kepatuhan. Dan Ustad ini hanya mengatakan dua hal saja ketundukan dan kepatuhan.
Saya jadi ingat pencerahan seorang kawan yang mengatakan bahwa Allah sendiri melarang menggunakan sumber lain sebagai pegangan kecuali al Quran sediri. Ref: al Quran adalah ahsanal hadith QS: 4/87, 7/185, 12/111, 31/6, 39/23, 45/6, 77/50, Yang intinya semua itu memenjarakan karunia Tuhan berupa hati dan akal, yang memang sudah didesain Tuhan sebagai alat bantu kita untuk memahami kandungannya. Orang berpendapat bahwa memahami kandungan al Quran hanyalah hak para ahli tafsir. Padahal di dalam surah al Qamar (54: ayat 17, 22, 32, 40) secara berulang sudah ditegaskan, bahwa al Quran ini mudah untuk dipelajari asal orang mau serius.
Nah, kalau si ustad ini hanya mengatakan bahwa Islam itu hanya ketundukan dan kepatuhan, orang awam akan menyalah artikan dua kata tersebut. Bagi saya pribadi saya paham bahka ketundukan dan kepatuhan itu adalah TERHADAP perintah-perintah Allah. Namun bagi orang awam, mereka bisa saja mengartikan ketundukah dan kepatuhan pada ucapan-ucapan para ulama. Makanya bahwa orang yang tanpa mencerna apalagi mengkaji omongan ulama mereka dan langsung menelan apapun yang dikatakan si ulama mentah-mentah.
Nah, kalau unfortunately mereka medapatkan ustad atau ulama yang secara lahir memilik sifat suka menjelek-jelekan orang lain, seperti Ustad Abdul Somad yang begitu lancar menghina pisik Rina Nose tanpa ada rasa canggung atau ragu-ragu, maka celakalah umat.
Lalu bagaimana kita umat Islam bisa memanfaatkan karunia yang diberika Allah berupa hati dan akal? Kalau si ustad hanya mengatakan ketundukan dan kepatuhan tanpa menjelaskan dan memberikan kesempatan pada umat untuk berpendapat? Mencerna apa yang dia ucapkan?
Ustad Abdul Somad ini adalah seorang ustad yang mengenyam pendidikan S-1 nya di Al- Azhar Mesir dan menyelesaikan S-2nya di Dar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Maroko. Umurnya baru 40 tahun. Jauh sekali kalau kita banding dengan Ulama-ulama tua seperti QS, Buya Syafi’i, Ketua PBNU Said Aqil Siraj dan lain-lain.
Dan semakin banyak saya mendengarkan ceramah-ceramahnya, semakin saya tidak memahami jalan pikirannya. Bagaimana bisa ceramah yang sering dia diselingi lelucon-lelucon yang tidak lucu, yang kadang mengejek pemerintahan atau memanggil atau menyebut nama Presiden Jokowi seperti dia menyebutkan atau memanggil seorang yang tidak berharga, bisa menjadi terkenal dan viral? Sama halnya ceramah dia yang isinya menghina Rina Nose secara pisik, tiba-tiba menjadi viral?
Ah, justru itu kuncinya. Sekarang ini, di jaman NOW ini, kalau mau terkenal dan mau unggahan kita viral, berkata-katalah yang menjelekkan pemerintah atau tokoh terkenal saja. Saya jamin pasti viral. Kenapa? Karena di Indonesia ini sekarang ada sekelompok orang yang sangat dan begitu menggemari status-status atau ceramah-ceramah yang isinya makian atau hujatan terhadap pemerintah atau tokoh-tokoh terkenal. Itu kan yang dilakukan si ustad Abdul Somad yang ganteng dan cakap rupa ini?!
Apalagi ketika dia mengatakan bahwa “Rina Nose itu tidak merubah isi hatinya. Yang dirubah hanya tampilan pisik casingnya saja”, apakah dia sudah berbicara langsung dengan Rina Nose, atau ini hanya praduga dia saja? Bagaimana kalau praduga ini tidak benar? Itu kan bisa menjurus ke fitnah! Apa si ustad ini tidak tahu kalau praduga itu adalah bagian dari dosa?
So wahai Ustad Abdul Somad yang ganteng dan cakap rupa, sebaiknya anda intropeksi diri sebelum menghina pisik orang lain. Dan Kalau anda pertanyakan, apa kelebihan seorang Rina Nose, saya kasih tahu sedikit saja, bahwa MINIMAL Rina Nose tidak pernah mengejek pisik orang lain. Itu kelebihan Rina. Dan siapapun anda, anda tidka berhak untuk menghakimi dia. Ceramah yang umum-umum saja, biat umat anda selamat.