Viral sebuah video dimana pak Prabowo dalam pidatonya mengejek warga miskin dengan “Tampang Boyolali”. Saya sih tidak heran lagi sebab sikap pak Prabowo yang terkesan merendahkan orang lain berdasarkan tampang seperti ini bukanlah kali pertama ia ungkapkan didepan publik.
Kalau kita ingat, pak Prabowo juga pernah menyebut seorang wartawan adalah profesi yang kelihatan miskin dilihat dari tampangnya.
Belum lama ini juga beredar sebuah video yang memperlihatkan pak Prabowo menolak berswafoto dengan seorang pria yang tampangnya kurang menguntungkan. Namun tatkala seorang wanita dengan tampang yang cukup lumayan mendekatinya, pak Prabowo terlihat antusias, inisiatif mengajak berjabat tangan dan bahkan langsung ambil posisi mengajaknya berselfie ria..hehe.
Jujur saja awalnya saya tidak tertarik membahas sikap pak Prabowo ini. Namun ketika beliau menyebut nama hotel Ritz Carlton dan St Regis dan menyebutkan bahwa kemungkinan orang dengan “Tampang Boyolali” akan diusir jika masuk hotel tersebut, maka saya sebagai salah satu karyawan di perusahaan Marriott International merasa perlu untuk meluruskannya.
Sebagai informasi, hotel Ritz Carlton dan St Regis yang disebutkan pak Prabowo adalah salah dua dari sekian banyak nama hotel dibawah bendera Marriott International, perusahaan bisnis hotel terbesar didunia saat ini yang sangat terkenal dengan keramahan pelayanannya.
10 tahun lebih saya bekerja di Marriott grup, belum pernah sekalipun saya mendengar perusahaan ini melakukan diskriminasi, pelecehan atau bahkan pengusiran baik kepada tamu maupun karyawan hanya karena tampangnya Boyolali.
Sejauh yang saya pahami Marriott International adalah perusahaan yang sangat komitmen menghargai setiap perbedaan dan keanekaragaman suku, agama, ras dan juga gender dimana ini juga menjadi salah satu rahasia kesuksesan Marriott yang awalnya hanyalah sebuah kedai root beer dengan 9 tempat duduk pada tahun 1927, hingga kini menjelma menjadi perusahaan bisnis ramah tamah terbesar di dunia dengan lebih dari 6700 properti yang tersebar di 130 negara di dunia.
Bagaimana mungkin Marriott mengusir orang miskin bertampang Boyolali sedangkan hotel ini dikenal sangat peduli kepada karyawan, custumer dan juga komunitas sekitar. Salah satu programnya adalah “Spirit To Serve-Our Community”. Program dimana orang miskin justru didatangkan dan dijamu dengan menu spesial di perusahaan ini, bukannya malah diusir.
Sehingga apa yang dikatakan pak Prabowo bahwa orang miskin kemungkinan diusir jika masuk hotel Ritz Carlton atau St Regis jelaslah keliru dan menyesatkan. Tapi ya maklumlah, mungkin pak Prabowo tidak memahami filosofi Marriott.
Dengan kualitas calon penantang yang suka ngasal dan ngawur seperti ini saya yakin semakin memantapkan hati kita untuk menjatuhkan pilihan pada #JokowiLagi 2019 nanti…
Selamat memilih!