Jam 9.00 pagi pesawat yang kami tumpangi mendarat di Mataram . Kami dijemput oleh seorang pengusaha muda dengan mobil Nissan merah baru. Arief pengusaha muda tersebut tersenyum sambil mengulurkan tangan bersalaman menyambut kami sambil berkata, “selamat berjumpa kembali Pak, bu sudah lama kita tak jumpa”
Berkunjung ke Pabrik
Kami diajak Arief ke kediamannya yang ternyata berdampingan dengan Pabrik Roti milik Arif, yang cukup besar dengan Karyawan 30 orang. Didukung dengan armada mobil untuk mengantar Roti sebanyak 4 unit. Masih dilengkapi dengan14 Unit sepeda motor. Di samping itu,digarasi masih terparkir 2 mobil pribadi. Yang satu untuk keluarga dan satu lagi untuk menjemput tamu.
Asal usul
Arief yang sebenarnya bernama Isroh’ul Arifin berasal dari Bali Sejak kecil dia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya yang almarhum,sehingga dia hidup dibesarkan oleh pamannya. Karena susah menyebut namanya, maka dia mengaku bernama Arief yang dikenal sampai sekarang. Arief pun merantau ke Mataram mengadu nasib. Di Pulau Lombok ini Arief menemukan pasangan hidupnya. Menikah dengan Rohulayati yang dipanggil Roh.Arief memulai kariernya dengan membuat roti serta menjajakan keliling Mataram dengan sepeda bututnya. Tiap hari Arief memadu 5 kg tepung, untuk dijadikan roti.
Ikut Seminar
Suatu hari Arief mendengar di Giriputri akan diadakan “One Day Seminar” atau seminar satu hari. Dengan kontribusi Rp 350.000.- Arief tertarik untuk ikut, dengan harapan, mungkin dalam seminar ini, ia akan menemukan jawaban, bagaimana ia bisa mengubah hidupnya. Tapi sebagai pedagang roti keliling, bagi Arif uang sejumlah itu, cukup besar dan berada diluar jangkauannya. Namun tekadnya untuk belajar dan menemukan jalan untuk memperbaiki nasibnya,mendorongnya menghilangkan rasa malu,dengan meminjam uang dari mertuanya. Achirnya Arief ikut juga seminar dengan pinjaman dari ibu mertuanya.
Titik Balik Kehidupan
Karena bagi Arief, apa yang dibayarkannya untuk dapat mengikuti seminar ini sangat berharga,maka ia ingin mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Setiap kalimat yang disampaikan oleh pembicara dicatatnya dengan seksama. Ia tidak hanya mendengarkan dengan telinga, tapi dengan mata,pikiran dan hatinya. Seluruh indranya bagaikan terpaku mengikuti tahap demi tahap dari seminar tersebut. Hal yang paling merasuk kelubuk hatinya yang terdalam adalah sebuah ungkapan:” Nasib anda ada ditangan anda. Tidak seorangpun dapat mengubah hidup anda,kecuali anda sendiri” Kata kata ini terngiang ngiang terus dalam pikiran dan hatinya yang membuahkan sebuah tekad:” Saya harus mengubah nasib. Saya yakin saya bisa!”
Dengan bermodalkan keyakinan tersebut Arief memulai penjualan roti dengan tekun,sampai dia bisa menghabiskan 10 kg tepung setiap hari. Dalam bulan bulan berikutnya, melonjak jadi 25 kg. Suatu lompatan yang membuat Arief semakin percaya diri bahwa inilah titik balik dari kehidupannya. Keyakinan dan kerja kerasnya semakin menampakkan hasil. Hingga pada suatu hari Arief sudah bisa membeli mobil bekas untuk menjajakan rotinya keliling Mataram.
Pohon yang ditanamnya mulai berbuah.
Ibarat orang menanam pohon, maka seiring dengan berlalunya waktu,kini pohon yang ditanam dan dirawatnya mulai berbuah lebat.
Tiga tahun semenjak Arief mengikuti seminar, kehidupan Arief pun sudah berobah 180 derajat. Kini Arief sudah menjadi seorang Pengusaha roti yang sukses dengan karyawan 30 orang dan yang paling unik, bekas bossnya Arief dulu kini bekerja membantu Arief membuat merek Rotinya Arief. Kini Arief memasukkan rotinya di warung-warung sampai di Mall dan juga di Lombok Tengah. Arief juga membuat roti Boy yang dijual dengan harga Rp 3.500 . Kami Keliiling melihat lihat pabrik roti Arief yang kebetulan waktu sedang istirahat,jadi tidak ada orang dipabrik..Kalau dulu segala proses pembuatan roti dikerjakan secara manual dengan kedua belah tangannya,kini terlihat mesin mesin roti terkini,sudah dioperasikan di pabriknya. Arief berceritera bahwa keberhasilan yang berhasil diraihnya,tidak lepas dari motivasi yang diperolehnya dalam seminar yang diikutinya. Motivasi tersebut,merupakan suatu kekuatan yang telah membangunkannya dari mimpi mimpi buruknya. Pikiran dan hatinya terbuka dan mendapatkan pencerahan,bahwa sebenarnya setiap orang bisa mengubah nasibnya.asal yakin dan mau bekerja keras untuk itu. Dan hasil kerja keras ,serta dukungan istri tercintanya,telah berbuahkan keberhasilan demi keberhasilan.
Minta nama untuk putranya.
Pada waktu istrinya hamil anak kedua. Arief minta agar suami saya memberikan nama untuk calon bayinya. Tentu saja suami saya tidak keberatan. Kini bayi tersebut sudah berusia 3 tahun diberi nama Aditia Arief Saputra. Nama yang diberikan oleh suami saya. Aditya tumbuh dan berkembang dengan pesat dan kini, berlari lari kecil mengelilingi kami dengan gembiranya. Kami berdua ikut merasakan kebahagiaan melihat keberhasilan Arief, tidak hanya dibidang usaha,tetapi juga dilengkapi dengan lahirnya Aditya. Jam menunjukkan jam 14:00, maka Ariefpun mengajak kami untuk menuju restoran Padang untuk makan siang disana.Setelah makan kamipun diantarksn ke Hotel dimana kami akan nginap hari itu. Bahkan Arief melunasi bill hotel dan berpamitan. Secara logika serasa sulit dipercaya,Arief pemuda yang dulu datang dengan wajah lesu dan naik sepeda butut,serta hanya memakai kaos seadanya.kini berdiri tegap di depan kami ,sebelum memasuki sedan yang dibelinya seharga Rp 285 juta. Tapi inilah sebuah kenyataan, bahwa setiap orang sesungguhnya adalah perancang untuk nasibnya sendiri
Begitulah Arief yang dulu dikenal sebagai penjual roti keliling, sudah jadi pengusaha roti yang berhasil. Untuk mencapai kebehasilan harus diawali dengan niat, keyakinan yang teguh dan kerja keras ,yang menghantarkannya untuk menjadikan impiannya suatu kenyataan. Kalau Arief,si penjual roti keliling bisa sukses,mengapa kita tidak?
Setiap orang punya keyakinan dan setiap keyakinan akan diikuti kesuksesan asal mau kerja keras dan mempertahankan keyakinan tersebut.
Semua foto dokumen pribadi
3 Nopember 2018.
Salam saya,
Roselina