Sebuah media buku panduan perjalanan dan penerbit media digital terbesar di dunia, yakni Lonely Planet, memasukkan Indonesia dalam 10 negara terbaik untuk dikunjungi tahun 2019 dan Indonesia berada di peringkat tujuh dunia.
Perusahaan yang dimiliki oleh BBC Worldwide tersebut, menerbitkan daftar 10 negara terbaik untuk dikunjungi tahun 2019 yang direkomendasikan Lonely Planet, diterbitkan dalam buku Best In Travel 2019.
Terbit dengan cover buku Best in Travel 2019 bergambarkan Pura Ulun Danu di Bali. Demikian data yang diperoleh Antara di London, Kamis 25 Oktober 2018.
Tentu saja penerbitan ini dinilai sangat penting sebagai rekomendasi dan referensi bagi wisatawan dan pada gilirannya diharapkan dapat membantu Indonesia mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2019.
“Referensi ini jelas tidak main-main. Karena, keran wisatawan mancanegara ke Indonesia semakin deras mengalir. Alasannya jelas. Lonely Planet adalah panduan bagi wisatawan mancanegara,” ujar menteri pariwisata, Arief Yahya.
Indonesia bahkan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk daftar. Tidak ada nama Thailand atau Malaysia yang selama ini menjadi pesaing. Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri.
Beberapa alasan dari para ahli Lonely Planet yang memasukkan Indonesia dalam daftar Top 10. Kekayaan alam dan budaya Indonesia menjadi alasan pertama. Kekayaan membentang dari Sabang sampai Merauke.
“Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang terdiri atas beragam budaya, kuliner, dan agama. Semua membentang antar pulau, menawarkan segudang pengalaman,” tulis Lonely Planet dalam buku itu.
Di satu sisi, Lonely Planet juga menuliskan kondisi terakhir Indonesia yang sempat terkena musibah gempa. Namun, mereka juga menulis bahwa Indonesia adalah negara yang aman untuk dikunjungi.
“Gempa baru-baru ini terjadi di beberapa bagian Indonesia yang berada di lintasan Ring of Fire. Respon atas bencana alam masih dilakukan, tapi negara ini tetap aman bagi wisatawan,” tulis Lonely Planet.
Tidak hanya kondisi Indonesia yang disorot. Kebijakan Pemerintah Indonesia yang memberikan akses bebas visa kunjungan (BVK) untuk 169 negara di dunia juga menuai pujian.
“Akses bebas visa untuk 169 negara. Tidak pernah lebih mudah untuk berkunjung ke negara tropis ini,” tulis Lonely Planet.
Lonely Planet juga mengimbau semua orang untuk segera liburan ke Indonesia.
“Pergilah sekarang ke Indonesia, sebelum semua rahasianya terekspos!” saran Lonely Planet.
Dalam daftar itu, Sri Lanka menempati peringkat pertama. Diikuti Jerman dan Zimbabwe di posisi dua dan tiga. Sedangkan peringkat empat, lima dan enam berturut-turut diduduki oleh Panama, Kyrgyzstan, dan Jordania. Indonesia berada di peringkat tujuh, di atas Belarusia, Sao Tome and Principe, dan Belize yang dipilih di peringkat delapan, sembilan dan 10.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, rekomendasi dari Lonely Planet juga bisa turut membantu Indonesia mencapai target 20 juta kunjungan wisman tahun 2019. Selain itu, penilaian positif ini bisa mempengaruhi faktor 3C: confidence, credibility, dan calibration.
“Confidence. Award akan menaikkan tingkat kepercayaan (confidence level) kita. Credibility, jika dikomunikasikan dengan baik, award yang kita peroleh dapat menjadi cara marketing yang paling efektif untuk citra,” ucapnya.
Sementara dari sisi Calibration, Menpar mengatakan, penghargaan juga bermanfaat untuk mengetahui dan mengukur posisi Indonesia dibandingkan dengan yang lain.
Bagi Menpar, memenangkan award akan membuat pariwisata di Indonesia akan semakin dikenal dan membuka peluang untuk mendapatkan kesempatan di masa mendatang.
Hal ini sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo yang sejak awal menginginkan pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar, sedangkan saat ini pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa nasional nomor empat terbesar setelah kelapa sawit, migas, dan batu bara.
“Selama ini pemasukan dari sektor pariwisata terbanyak berasal dari tiga daerah yaitu Jakarta, Bali dan Batam, maka ke depannya kita tambah menjadi sepuluh daerah tujuan utama pariwisata bagi para turis lokal maupun luar negeri,” jelas Menpar di sela-sela diskusi pemaparan edisi “4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla” di Jakarta, Selasa 23 Oktober 2018.
Keinginan Presiden tersebut juga didukung oleh capaian dalam peningkatan sumbangan devisa dari sektor pariwisata sejak tahun 2015 sebanyak 12,2 miliar dolar AS, menjadi 13,6 miliar dolar AS pada 2016 dan pada tahun 2017 naik lagi menjadi 15 miliar dollar AS.
“Diharapkan pendapatan pada tahun ini meningkat lagi meraup devisa hingga $17 miliar. AS Sedangkan, proyeksi tahun 2019 sebesar $20 miliar AS,” jelas Menpar.
Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga terus melejit dari tahun 2015 sebanyak 9,7 juta orang, pada tahun 2016 menjadi 11,5 juta, tahun 2017 sebanyak 14 juta. Adapun sampai Agustus 2018, jumlah turis asing sudah mencapai 10,58 juta dari target 17 juta wisman.
Untuk kunjungan pelancong Nusantara juga menunjukkan hal yang menggembirakan. Sejak tahun 2015 sebanyak 255 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264 juta, dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi 271 juta.
Lebih jauh lagi, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia nomor 3 dan nomor 1 di ASEAN.
“Tuhan menciptakan Indonesia saat sedang tersenyum.” Mungkin benar kalau ada yang bilang seperti itu karena negara ini dianugerahi beragam tempat wisata yang sangat elok.
Sebelumnya sebuah situs travel planning and booking, TripAdvisor juga pernah menobatkan Bali sebagai pemenang penghargaan Travellers ‘Choice untuk kategori destinasi terbaik dari seluruh dunia di setiap negara, Bulan Maret Tahun 2017 yang lalu.
Bali sebagai peraih posisi pertama destinasi wisata terbaik, dari 25 destinasi terbaik di seluruh dunia menurut TripAdvisor, mengalahkan London, Paris, Roma dan New York.
Dan di Bulan November 2017, Dive Magazine. Sebuah majalah pariwisata dunia, menobatkan Indonesia sebagai destinasi nomor satu di dunia. Indonesia meraih gelar prestisius ini dua tahun beruntun versi media wisata dari London, Inggris ini.
Tidak dapat dipungkiri bila Indonesia menyimpan potensi pariwisata yang sangat luar biasa. Lihat saja berbagai gambar yang saya lampirkan bersama artikel ini, mampu menunjukkan pesona Indonesia. Namun sayangnya sejak Indonesia merdeka, potensi tersebut tidak pernah dioptimalkan.
Penataan daerah pariwisata terkesan seadanya, bahkan tak jarang kita temui sampah yang berserakan dimana-mana, belum lagi sulitnya menjangkau daerah yang ingin dituju, tidak tersedianya sarana dan prasarana di daerah pariwisata. Akhirnya para wisatawan pun merasa enggan untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Sejak Jokowi memimpin Indonesia, sektor pariwisata mendapat perhatian khusus. Jokowi mampu melihat potensi yang tidak mampu dilihat oleh pemimpin lainnya. Pembangunan bandara, pelabuhan serta infrastruktur lainnya yang dapat mendukung pariwisata ditingkatkan.
Tujuan utamanya adalah agar daerah pariwisata dapat berkembang maksimal. Sektor Pariwisata bahkan digadang-gadang dapat menjadi penghasil devisa terbesar bagi Indonesia di masa yang akan datang.
Jadi tidak heran bila Jokowi sering dianggap sebagai pemimpin yang visioner, pemimpin yang mampu melihat jauh ke depan, memiliki optimisme tinggi dan semangat kerja yang luar biasa untuk membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani, dihormati serta dikagumi oleh berbagai negara lainnya di kancah dunia internasional.
Semua itu menunjukkan bahwa Indonesia telah dipimpin oleh pemimpin yang tepat, jadi tidak heran bila berbagai dukungan baik dari kepala daerah maupun masyarakat terus mengalir dari seluruh Indonesia untuk mendukung #Jokowi1xLagi
Robin
www.Indovoices.com
Jangan lupa saksikan trailer kolam renang kaca di atas tebing, Uluwatu Bali
https://youtu.be/EpJaoovPumA