
Ada-ada saja kelakuan pejabat masa kini. Maksud hati ingin membangun tugu antikorupsi yang bertujuan untuk menyebarkan semangat antikorupsi, eh malah tercyduk KPK karena mengkorupsi dana untuk membangun tugu tersebut.
Aneh memang, tapi kejadian ini terjadi di Pekanbaru, Riau. Dilansir dari Detik.com, tugu antikorupsi ini dibangun oleh Pemprov Riau sebagai simbol perlawanan terhadap korupsi. Bahkan ketua KPK, Agus Rahardjo menjadi salah satu yang meresmikan pembangunan tugu tersebut. Tugu antikorupsi itu dibangun di Jalan Ahmad Yani yang merupakan lahan bekas kantor PU dan lokasinya tepat berada depan rumah dinas Walikota Pekanbaru.
Tugu yang dibangun ini berbentuk pilar-pilar membanjang ke atas. Tugu itu diresmikan pada hari anti korupsi Indonesia oleh Gubernur Riau dan dihadiri juga oleh ketua KPK, jaksa agung, serta beberapa gubernur dari berbagai provinsi yang hadir dalam acara tersebut.
Pembangunan tugu ini menelan dana sebesar 8 miliar rupiah. Namun tak disangka, pembangunan tugu itu tercium aroma korupsi. Kejati Riau pun melakukan penyidikan. Dan hasilnya, ditemukan bahwa ada sekitar 1,2 miliar rupiah dana pembangunan tugu tersebut yang dikorupsi oleh 18 tersangka.
Dari 18 orang tersebut, 13 orang diantaranya berstatus sebagai PNS dan satu diantaranya adalah menantu dari eks Gubernur Riau, Annas Maamun yang kinin sedang menjalani masa hukuman karena tersandung kasus korupsi dan tertangkap tangan oleh KPK. Sedangkan lima tersangka lainnya adalah pihak kontraktor dan konsultan. (Sumber)
Sungguh memalukan, pejabat negara yang seharusnya memberikan teladan baik bagi kita ternyata tidak memberikan teladan itu. Padahal saya yakin sebelum dilantik mereka bersumpah untuk bekerja demi memudahkan masyarakat dan bekerja dengan jujur, adil, serta tidak menggunakan jabatan dengan sewenang-wenang. Namun apa yang terjadi? Sumpah yang mereka ucapkan ternyata dengan mudahnya diingkari dan mereka tanpa berdosa mengambil uang yang bukan haknya.
Dan yang paling miris adalah yang dikorupsi adalah tugu antikorupsi yang tujuannya dibangun tentu untuk mengobarkan semangat antikorupsi kepada seluruh masyarakat bukan hanya di Riau tapi seluruh Indonesia. Bagaimana jika publik luar negeri mengetahui berita ini? Yang ada kita menjadi bahan tertawaan lagi. Sungguh menyedihkan.
Budaya korupsi telah mengakar dan membudaya pada birokrat di Indonesia. Setiap tahun jumlah korupsi di Indonesia tidak pernah menurun, bahkan selalu meningkat tiap tahunnya. Tidak perlu riset ilmiah untuk membuktikan pernyataan tersebut. Coba saja lihat berita di televisi nasional atau media-media mainstream setiap bulan pasti ada operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK kepada pejabat-pejabat kita baik itu tingkat pusat ataupun daerah.
Setelah mereka tertangkap pun rasa penyesalan tak nampak dari wajah mereka. Bahkan dengan cuek dan bangganya mereka melambaikan senyum kepada media dan dengan entengnya berkata bahwa mereka sedang didzolimi dan dikriminalisasi. Sungguh ingin nampol rasanya, tapi untung saya orangnya sabar.
Indonesia tidak akan menjadi negara maju apabila tidak ada hukuman yang lebih tegas dan lebih keras kepada para koruptor. Kekayaan kita akan habis dihisap oleh tikus-tikus berdasi yang rakus dan tak pernah kenal kenyang itu. Jika hal ini terus dibiarkan, maka sampai kapanpun kita tidak akan menjadi negara adidaya. Bukankah ambisi negara kita adalah menjadi negara adidaya menyamai Tiongkok dan Amerika Serikat? Jika ingin mencapai hal itu, berikan hukuman yang lebih keras bagi koruptor di negeri ini.
Tugu antikorupsi yang dikorupsi adalah sebuah ironi yang paling menyedihkan. Tugu yang menggambarkan semangat antikorupsi justru sarat akan korupsi dalam pembangunannya. Entah apa lagi kasus korupsi yang akan terungkap, tapi semakin ke sini perilaku pejabat-pejabat kita sungguh memuakkan dan hanya memperkaya dirinya sendiri.
Hukuman mati bagi para koruptor bagi saya adalah sebuah harga mati, meski saya tahu jika ada undang-undang pasti tidak akan disetujui oleh bapak-bapak yang sangat terhormat dan mulia yang duduk sambil tidur di Senayan itu. Namun yang pasti kita harus terus menuntut hukuman yang lebih tegas bagi para koruptor di negeri ini agar mereka sadar bahwa harta di dunia hanya bersifat sementara dan akan ada balasan setimpal di akherat atas apa yang mereka perbuat di dunia.
Salam satu tanah air Indonesia!