Untuk itu, Presiden Jokowi merasa perlu menggaris bawahi pentingnya sinergi antara organisasi kawasan dan PBB, serta pentingnya pencapaian SDGs (Suistainable Development Goals) juga prioritas Indonesia selama menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan, di tengah berbagai tantangan ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi ASEAN masih di atas rata-rata pertumbuhan dunia. Capaian SDGs di ASEAN juga cukup maju. “Angka kemiskinan ekstrem di ASEAN telah turun sekitar 68% dalam 15 tahun,” ungkapnya.
Presiden Jokowi menekankan, pencapaian SDGs tidak dapat dipenuhi secara isolatif oleh satu negara tanpa bekerja sama dengan negara lain. “Pencapaian SDGs memerlukan global leadership dan shared responsibilities,” tegas Presiden.
Simpati Gempa Sulteng dan Lombok
Dalam pertemuan ASEAN Leaders gathering itu, menurut Presiden Jokowi, para pemimpin ASEAN kembali menyampaikan simpati dan duka cita kepada para korban dan keluarga korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) dan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Atas ucapan simpati dan duka cita para pemimpin negara-negara sahabat itu, menurut Presiden, Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi atas solidaritas yang ditunjukkan oleh dunia, oleh ASEAN kepada Indonesia.
“Kita akan terus bekerja keras dengan optimis untuk mengatasi situasi tanggap darurat dan dilanjutkan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata Presiden Jokowi.
Selain Presiden Jokowi, ASEAN Leaders gathering itu dihadiri oleh PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Brunai Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Malaysia Mahathir Mohammad, PM Kamboja Samdech Techo Hun Sen, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, PM Laos Thongloun Sisoulith, PM Thailand Prayit Chan-o-cha, PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Sekjen PBB Antonio Guteres, Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hui, Managing Director IMF Christine Lagarde, dan Presiden Bank Dunia (World Bank) Jim Yong Kim.