Bumi Terbelah Dan Bagaikan Menelan Ratusan Rumah Berserta Penghuninya
Kiamat, selama ini diartikan sebagai akhir dari keberadaan alam semesta ini. Tapi bagi warga desa Balaroa dan Petobo, sesungguhnya dunia sudah kiamat. Kedua desa ini tidak terkena tsunami, namun perut bumi seakan terbelah dan ratusan rumah lenyap dalam tanah dan yang tersisa hanyalah genangan lumpur. Hal yang secara logika tidak masuk akal, tapi benar-benar telah terjadi. Diperkirakan lebih dari 70 persen warga desa tewas tertimbun tanah dan tidak mungkin bisa digali lagi.
Warga khawatir lebih dari 1.000 orang tewas di satu desa pedesaan. Tsunami tidak mencapai Balaroa dan Petobo, tapi sebagian besar dari rumah-rumah diyakini telah tenggelam karena tanah di perut bumi longsor.
Di Petobo, kebanyakan dari 744 rumah di daerah itu telah lenyap. Desa dengan kemungkinan korban tewas tertinggi di Sulawesi mungkin akan berubah menjadi kuburan massal karena sulitnya menggali mayat. Desa yang terletak beberapa kilometer di luar Palu ini, sebelum gempa, dihuni oleh sekitar 2000 orang penduduk
Banyak dari 1.747 rumah Balaroa nampak tenggelam ke dalam bumi. Semua yang tersisa dari beberapa rumah sedikit lebih dari atap yang mencuat dari tanah. Sekitar 600 orang telah dikonfirmasi tewas di desa, tetapi 1.000 lainnya secara resmi hilang. Sekitar 200 orang diperkirakan selamat, karena hingga saat ini, jumlah korban tewas dan hilang karena tertimbun dalam tanah, terus bertambah.
Banyak Kisah-Kisah Horor Dilokasi
Selain dari kisah seorang remaja, yang berhasil diselamatkan, setelah dua hari terhimpit tiang rumah, sambil memeluk jenazah ibunya, masih ada lagi wanita muda yang berhasil diselamatkan dari lumpur, yang menenggelamkannya hingga sebatas leher
Beda pula kisah wanita muda bernama Nurhayati, dirinya mengatakan dia telah mencari suaminya selama lima hari tetapi tidak dapat menemukannya. Dia masih belum memberitahu putranya bahwa ayahnya mungkin sudah meninggal. Mereka awalnya sama-sama berlari keluar dari rumah ketika gempa mengoyak dinding rumah. Tapi ketika sudah berada di lapangan terbuka, ternyata suaminya tidak ada. Walaupun sudah 5 hari mencari suaminya siang dan malam, namun hingga saat ini belum ditemukan. Ini hanyalah satu dari sekian banyak kisah sedih lainnya.
Rumah Seperti Masuk Dalam Putaran Air
Warga yang selamat menceritakan, bahwa mereka bagaikan bermimpi, ketika melihat rumah berputar-putar dan kemudian lubang raksasa mengangah dan rumah-rumah tersebut bagaikan masuk dalam putaran air dan menghilang. Padahal di sana tidak ada air, hanya bumi yang seakan terbelah dan tanah berubah menjadi lumpur serta menelan apa saja yang ada. Dan kemudian setelah menelan rumah rumah bersama isinya, terus menutup kembali.
Duka Indonesia sudah menjadi duka dunia.
Dalam kedukaan mendalam, kita bersyukur, karena Indonesia tidak sendiri menghadapi petaka ini. Berawal dari Singapore yang telah mengirimkan bantuan awal sebesar 1,5 miliar rupiah, menyusul Autralia sudah mengirimkan sebesar 5 juta dollar atau setara dengan lebih dari 50 miliar rupiah. Dan masih menyusul dengan mengirimkan setidaknya 50 tenaga ahli diberbagai bidang. Bahkan bilamana dibutuhkan tenaga untuk membangun kembali berbagai sarana untuk menunjang kelangsungan hidup warga disana, Australia siap membantu. Hal ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison, lewat telepon kepada Joko Widodo, Presiden RI.
Menyusul hingga saat ini sudah terdaftar sebanyak 26 negara yang menyatakan siap membantu Indonesia, Duka Indonesia, sudah menjadi duka dunia!
Sumber : abc,news dan cnn.com
Tjiptadinata Effendi