Hidup itu unik, ada kalanya kita dapat memilih, namun kadang juga terpaksa menerima. Seorang anak tidak dapat memilih kapan dan dimana ia akan dilahirkan. Ia tidak dapat memilih keluarga mana ia akan ditempatkan. Hal ini berlaku untuk kamu dan saya. Kita tidak pernah dapat memilih akan terlahir sebagai anak dari siapa, sebuah penerimaan dan ungkapan syukur akan membuat perasaan menjadi lebih tenang.
Alam hari ini seakan menceritakan kisahnya kepadaku. Hembusan angin menuntunku untuk menuliskan sebuah kisah kehidupan sederhana yang ada di depan mata, namun tak terjamah nurani. Terduduk di bawah sebuah pohon rindang, aku menatap menyeluruh kepada hamparan tanah dengan banyak bahan bangunan di atasnya. Ya, aku bekerja sebagai salah satu pekerja bangunan.
Hidupku adalah pilihanku, demikian juga dengan pekerjaan ini. Mungkin banyak orang yang berpendidikan memandang miring tentang pekerjaan ini, namun inilah aku, mencoba mengisi waktu untuk mempertahankan hidup. Namun percayalah bahwa hal yang dianggap kurang berkelas dapat memberikan pelajaran berharga dan memiliki nilai tinggi ketika kau memahaminya.
Hari ini aku akan menceritakan tentang sebuah inspirasi dari para pekerja bangunan, sembari menunggu kawan yang sedang pergi membeli makanan. Ya, kami selalu bekerja dalam kelompok kecil. Kebetulan hari ini aku bertugas untuk menyusun tumpukan batu yang akan dibangun tembok penahan. Beberapa teman memiliki tugas masing-masing. Di bawah terik mentari kami saling bekerja dengan keras hingga mengucurkan keringat.
Aku terdiam sesaat memandang teman-teman yang sedang makan di sekitar tempat mereka bekerja. Ada yang pintar menggunakan mesin, ada yang sangat teliti sehingga bertugas untuk mengukur setiap bagian bangunan yang akan berdiri, ada yang bertugas mengangkat beban karena badannya yang besar dan kekar, ada yang bertugas mengatur air dan listrik, bahkan ada juga yang mampu mengerjakan semua hal.
Berbeda-beda pekerjaan, tapi satu tujuan demi menyelesaikan tugas yang telah diterima. Untuk mendirikan sebuah bangunan, setiap kami harus mengerjakan bagian masing-masing dengan maksimal, ketika salah seorang tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya sesuai target, maka akan menghambat pekerjaan semua orang.
Tahukah kamu? Kami terdiri dari banyak orang dengan berbeda latar belakang pun perbedaan kemampuan masing-masing. Namun, justru perbedaan kemampuan itulah yang mendorong kami untuk bersama-sama. Karena berbeda, kami saling melengkapi. Coba bayangkan ketika seluruh anggota hanya mampu mengangkat barang tanpa mengerti susunan dalam suatu bangunan?
Perbedaan itu menjadi suatu yang unik dan indah ketika setiap orang yang mengalaminya saling mendekatkan diri dan menyadari bahwa mereka membutuhkan satu sama lainnya. Pernah lihat gado-gado yang cuma terdiri dari satu jenis sayuran? Coba bayangkan makan gado-gado yang cuma ada kacang panjang dikasih bumbu, iuh.. itu bukan gado-gado namanya, tapi ngegado kacang panjang.
Benarkan kataku? Gado-gado itu diminati banyak orang, meskipun kalau dipikir-pikir tampilannya sungguh acak-acakan, tidak tersusun rapi layaknya makanan mewah di restauran-restauran mahal dengan segala hiasannya. Keberanekaragaman isi di dalamnya menjadi salah satu daya tarik dari gado-gado, kau dapat menikmati sayuran, tahu-tempe, kerupuk, bahkan kadangkala lengkap dengan ikan terinya. Itu adalah sebuah kenikmatan yang sungguh HQQ kalau kata anak jaman sekarang.
Berbeda itu tidak membuat engkau harus bersaing untuk menunjukkan keberadaanmu lebih baik dari yang lain. Mengapa harus saling menjatuhkan jika bersama dapat menghasilkan lebih baik? Mungkin engkau berbeda dengan temanmu, entah latar belakang keluarga ataupun kemampuan, kenapa tidak mencoba menjadikannya sebagai sebuah sarana untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik? Toh negara ini tidak hanya milik satu profesi. Karena berbeda, maka Indonesia menjadi negara yang unik. Banyak profesi, banyak budaya, banyak karya yang indah dapat kita hasilkan dengan mulai melihat perbedaan sebagai anugerah Tuhan.
Secara khusus aku mengingatkan kepada kalian anak-anak muda, generasi penerus yang akan berjuang melanjutkan negara ini, mari bangkit dan jangan biarkan kotak bernama kelompok membutakan nuranimu akan kemajuan bersama. Pendahulu kita telah meletakkan pondasinya puluhan tahun lalu, saat ini adalah giliranmu…
Aku sudah meletakkan batu bagianku melalui tulisan ini. Negara ini membutuhkan karyamu anak muda, mari terus bergerak maju.. Kalaupun harus mundur, ingatlah aku dan anak muda lainnya siap menggenggam tanganmu tanpa peduli latar belakangmu.. Kita satu, kita sama, kita pemuda Indonesia, salam satu hati dalam keberagaman.
Aku akhiri tulisan ini, maklum kawan yang sejak tadi pergi membeli makanan telah tiba. Gado-gado super pedas yang ku pesan akhirnya tiba, hmm.. lho, kok gak ada tahu sama kacang panjangnya? Ah rupanya kehabisan… terpaksa hari ini menikmati gado-gado yang kurang lengkap, huh gado-gadoku tidak beranekaragam, tapi aku cinta keberagaman, dan aku “Berani Bersatu Membela Keberagaman”.
#BeraniBersatuMembelaKeberagaman
Selamat Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-89 tahun 2017. Muda adalah usia dan kedewasaan menyangkut pola pikir.