Mendengar nama: ”Kunanyi” sepintas seperti nama salah satu tempat di Jepang, Korea atau mungkin juga di negeri China.Ternyata dugaan ini tidak tepat, karena Kunanyi adalah gunung yang berlokasi di Mount Wellington, Pulau Tasmania.
Saya dan istri diajak oleh putra kami, untuk berlibur ke Pulau Tasmania. Sebagai orang tua yang sudah pensiun, tentu saja ajakan ini langsung kami sambut dengan senang hati. Karena kesempatan berkumpul, apalagi berlibur bersama anak mantu dan cucu-cucu, serta mantu cucu, sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami berdua.
Dari Hobart, kami menyewa kendaraan dan mengawali perjalanan menuju ke Mount Wellington, yang ketinggiannya mencapai hampir 1,300 meter. Sesuai dengan petunjuk yang bagi para pengujung yang kami dapati dibrosur objek wisata, maka kami mempersiapkan pakaian hangat seperlunya.
Suhu Udara Bisa Tiba Tiba Anjlok Dibawah Nol
Ada peringatan bagi pengunjung disini, bahwa di lokasi ini, kendati dalam musim panas, cuaca bisa berubah tiba-tiba secara drastis. Bahkan dijelaskan juga pengalaman dari para wisatawan terdahulu, yang terjebak salju di puncak gunung ini.karena perubahan cuaca yang ekstrim. Bahkan suhu bisa berubah menjadi di bawah nol.
Pada hampir setiap brosur wisata, yang dapat diperoleh dengan mudah di hotel-hotel dan kantor informasi wisata, khususnya untuk kunjungan ke Gunung Kuranyi Mt.Wellington, selalu dicantumkan peringatan seperti dibawah ini:
Weather warning
Be prepared for all weather conditions and carry wet weather gear on longer walks. Conditions change quickly, and temperatures are regularly below zero on the Pinnacle. Don’t get caught without your coat
Bebas Keluar Masuk
Berbeda dengan kunjungan kami ke Taman Nasional Freynet, dimana per kendaraan dikenakan tiket masuk sebesar nominal 24 dolar,j ustru di sini setiap pengunjung boleh masuk secara gratis. Bahkan tak tampak petugas di pintu gerbang masuk. Selain dari keterangan, bahwa bila turun salju, maka lokasi ini dinyatakan tertutup untuk umum dan pintu pagar akan dikunci.
Selama musim semi dan musim panas (daylight savings) dibuka dari pukul 8.00 pagi hingga jam 8.00 malam. Sedangkan pada musim dingin,hanya sampai jam 04.30 sore.
Terdapat Lautan Batu
Beda total bila kita mendaki perbukitan atau pegunungan, dimana kita akan melintasi dan menikmati pepohonan yang menghijau, di sini justru yang mendominasi adalah batu-batuan raksasa. Sepanjang mata mampu menjangkau, Tak ubahnya bagaikan samudra batu. Dan bila kita membaca literatur tentang terbentuknya benua Australia ini sejak jutaan tahun lalu, ternyata memang dahulu kalanya, hamparan batu-batuan ini berasal pergeseran kulit bumi di jaman es.
Ruangan Penghangat Tubuh
Kendati sudah diberikan peringatan agar setiap pengunjung memperhatikan keselamatan diri dan keluarga. Dengan jalan mempersiapkan kelengkapan pakaian hangat sebelum mendaki.namun di puncak Kunanyi tampak sebuah gedung kaca, yang ternyata merupakan ruang penghangat tubuh, bagi yang tidak tahan menghadapi cuaca dingin di luar.
Dalam ruangan ini selain dari tempat duduk dari besi, yang senantiasa dihangatkan lewat aliran listrik, hanya ada keterangan detail tentang sejarah Kunanyi ini.Sementara bagi yang merasa masih cukup kuat untuk mendaki, masih ada jalan setapak untuk ditelusuri di sela-sela batuan raksasa ini.
Merasa Kecil Berhadapan Dengan Alam
Berada di alam terbuka seperti ini, di antara bebatuan raksasa, sungguh kita merasa diri amat kerdil. Seluruh sisa sisa keangkuhan diri menjadi luruh lantak dan terkikis habis. Satu-satunya kalimat yang terucap dari lubuk hati yang terdalam adalah: ”Sungguh Maha Besarlah Tuhan”
Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di gunung ini. Menikmati pesona alam karya Maha Agung dari Sang Maha Pencipta. Dan tentunya menghadirkan rasa syukur dan tak hentinya dalam hati ,karena dalam usia yang menua,kami diberikan kesempatan untuk menikmati kebahagiaan bersama anak, mantu dan cucu-cucu.
Seperti kata pribahasa: “The most important thing in life, is love and be loved” Kebahagiaan terbesar dalam hidup ini, adalah mencintai dan dicintai.
Tjiptadinata Effendi