Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN – BATAN) menyelenggarakan Wisuda Sarjana Sains Terapan pada hari Selasa, 4 September 2018 di gedung Auditorium STTN. Prosesi wisuda dilaksanakan dengan jumlah 101 wisudawan, yang terdiri dari 32 wisudawan program studi Teknokimia Nuklir, 35 wisudawan program studi Elektronika Instrumentasi dan 34 wisudawan berasal dari program studi Elektro Mekanika.
Sebagai perguruan tinggi diploma, salah satu daya saing sekaligus menjadi keunggulan mahasiswa STTN adalah dibekalinya mahasiswa dengan sertifikasi Surat Izin Bekerja Petugas Proteksi Radiasi (SIB PPR). SIB PPR merupakan sebuah lisensi yang wajib dimiliki oleh pengguna zat radioaktif baik industri maupun lembaga yang memanfaatkan zat radioaktif. Pada tahun 2018, dengan jumlah peserta sebanyak 87 orang, 86 orang dinyatakan lulus dan berhak memiliki SIB PPR oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Hal itu berarti, sebesar 98,85% mahasiswa STTN yang mengikuti kursus SIB PPR dinyatakan lulus.
Ketua STTN, Edy Giri Rahman Putra mengatakan, SDM yang dihasilkan STTN mampu menjawab kebutuhan SDM nuklir di Indonesia. “Penyediaan sumber daya manusia terampil ini sejalan dengan kebijakan dari pemerintah yang menguatkan pendidikan vokasi dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang industri dan jasa dengan keahlian tersertifikasi dan berdaya saing yang akhirnya dapat meningkatkan perekonomian indonesia menuju keamkmuran bangsa,” kata Edy Giri.
Dalam wisuda kali ini juga dilakukan penyerahan secara simbolis lisensi Ultrasonic Testing oleh Sekretaris Utama BATAN, Falconi Margono. Ini merupakan bagian dari upaya penambahan sertifikasi personil selain SIB PPR yang diinisiasi oleh Program Studi Elektro-Mekanika untuk meningkatkan kualitas lulusannya. Sertifikasi Ultrasonic Testing ini mendapat lisensi dari lembaga American Society for Nondestructive Testingdan berlaku secara internasional.
Di sisi akademis tercatat, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi diperoleh Thomas Candra Andrian (Program Studi Elektronika Instrumentasi) dengan perolehan IPK 3,88. Disusul Thera Sahara (Program Studi Elektronika Instrumentasi) dan Annisa (Program Studi Teknokimia Nuklir) dengan perolehan IPK 3,87. Secara keseluruhan, predikat cumlaude diperoleh sebanyak 45 wisudawan, yang terdiri dari 12 orang berasal dari program studi Teknokimia Nuklir, 10 orang program studi Elektronika Instrumentasi dan 15 orang program studi Elektro Mekanika.
Dalam sambutannya, Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, berpesan kepada para wisudawan yang baru lulus, untuk terus mengasah kreativitas dan inovasi. “Latihlah kreativitas dan inovasi, latihlah daya seni anda, karena itu yang membuat anda unggul dibandingkan oleh sistem kecerdasan buatan,” harap Djarot.
Selain itu Djarot menekankan agar para wisudawan menjadi pribadi yang proaktif dalam melaksanakan pekerjaan, selalu tanamkan cita-cita baru dan visi kedepan, dan jalani semua itu dengan sepenuh hati.
Terkait dengan capaian yang telah diraih oleh STTN dalam berbagai kegiatan dan kompetisi, pada tanggal 16 – 27 April, STTN menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan Regional Training Course for Teachers to Introduce Nuclear Sciences in Secondary Schools through Innovative Approaches IAEA yang pertama. Kegiatan tersebut diikuti 28 peserta dari 16 negara (Kamboja, China, Jordania, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Oman, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Indonesia dan Lebanon).
Selain itu juga, STTN tahun ini sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan (OPTK) dengan menggandeng Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta sebagai mitra. Dengan dua puluh cabang pertandingan yang dilaksanakan dan diikuti oleh 1900 peserta dari 23 perguruan tinggi kedinasan di Indonesia. (an)