Melanjutkan tulisan rekan saya yang sebelumnya menuliskan artikel berjudul:
Dulu Obor Rakyat, Kini Independent Observer, Koran Propagandanya Prabowo?
Saya akan mengupas siapa orang belakang media tersebut. Bila pada tulisan rekan saya sebelumnya, rekan saya menggunakan kata “diduga”, maka kali ini saya akan menggunakan “fix” kader Gerindra. Karena berdasarkan data yang saya kumpulkan, mengerucut kepada satu nama, yakni Angga Raka Prabowo (ARP).
Pertama kita akan mengupas hubungan ARP dengan Independent Observer
Pada situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Pusat Dokumentasi Dan Informasi Ilmiah), Independent Observer memiliki nomor ID 1509438331, Pengelola PT Media Pandu Bangsa, Kontak Angga Raka Prabowo, turut saya lampirkan screenshotnya dan silahkan dicek pada link di bawah ini.
u.lipi.go.id/1509438331
Sedangkan penelusuran saya terhadap profil ARP di sosmed menunjukkan bahwa yang bersangkutan bekerja di Gerindra, seperti screenshot di bawah ini. Keterangan lainnya sengaja saya hapus karena kita konsentrasi untuk menelusuri keterkaitan yang bersangkutan dengan Gerindra saja, namun pembaca masih bisa menelusurinya.
Jadi sudah jelas ya pembaca, kalau yang bersangkutan mengaku kalau bekerja di Gerindra. Nah untuk menguatkan lagi keterangan tersebut, karena bisa saja toh yang bersangkutan hanya mengaku-ngaku namun faktanya tidak ada nama tersebut di Gerindra. Maka saya melakukan lagi penelusuran untuk menguatkan bukti yang ada, berikut beberapa link yang saya ketemukan:
Wasekjend DPP Gerindra Angga Raka Prabowo menyebut, turun gunungnya Ketua Umum Prabowo Subianto di Jawa Barat untuk pemenangan Sudrajat-Syaikhu pada Pilkada Jabar 2018 memperkuat tanda-tanda kemenangan cagub dan cawagub pilihan Prabowo makin dekat.
(www.rmoljabar.com/read/2018/05/13/75821/Angga-Raka-Sebut-Tanda-Tanda-Kemenangan-Sudrajat-Syaikhu-Makin-Dekat-)
Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Amien Rais ditegaskan Angga Raka Prabowo, Wasekjen DPP Gerindra merupakan ibadah umroh juga mendoakan Negara dan Rakyat.
(swaraindonesiaraya.com/prabowo-dan-amien-rais-bertemu-di-mekkah)
Menariknya media Swara Indonesia Raya ternyata dikelola oleh PT. MEDIA PANDU BANGSA yang juga mengelola Independent Observer. Berikut saya lampirkan screenshotnya.
Nah, sampai sekarang kita pada kesimpulan,
1. Berdasarkan data LIPI, kita mendapatkan data bahwa Independent Observer dikelola oleh PT Media Pandu Bangsa dengan kontak Angga Raka Prabowo (ARP).
2. Melalui halaman profil di sosmednya, ARP mengaku bekerja di Gerindra.
3. Berdasarkan penelusuran berita yang ada, ternyata ARP menjabat sebagai Wasekjen DPP Gerindra.
4. Independent Observer dan Swara Indonesia Raya dikelola oleh PT yang sama yakni PT Media Pandu Bangsa.
Jadi dari Empat point kesimpulan di atas sudah mampu membantah apa yang disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang menyebutkan koran tersebut sama sekali tidak terafiliasi dengan Partai Gerindra, karena fakta digital menyatakan sebaliknya.
(https://m.kumparan.com/@kumparannews/gerindra-jawab-isu-soal-koran-the-independent-observer-1535711908292394372)
Pemaparan di atas sekaligus juga menguatkan dugaan bahwa koran tersebut menjadi alat yang dimanfaatkan oleh Prabowo agar dapat meraih kemenangan dengan cara mendiskreditkan pemerintahan Jokowi, alias mengulang cara-cara busuk yang pernah dilakukan oleh Obor Rakyat di pilpres 2014 silam.
Saya tidak tahu dengan pembaca, namun saya pribadi jujur saja tidak bisa menerima orang yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan dan kemenangan. Bila dia sanggup berbuat curang untuk memperoleh kemenangan, maka bagi dia, merupakan hal yang biasa pula berbuat curang terhadap rakyatnya sendiri bila sudah menjabat kelak.
Tidak percaya? Lihat saja kota Jakarta, ketika kemenangan yang mengandalkan ayat dan mayat diperoleh, apa hasilnya? Kaum buruh dibohongi, kaum nelayan ditelantarkan. Anggaran yang harusnya bisa dipergunakan untuk membangun rumah susun dan ditempati oleh ratusan kepala keluarga pun dicoret.
Tarif rusunawa dinaikkan, PBB dinaikkan. Dan kabar terbaru, anggaran penanggulangan banjir sebesar 242 miliar rupiah pun terancam dicoret. Mengingat musim hujan yang segera tiba, siap-siap saja warga Jakarta harus terendam banjir seperti dulu lagi. Itu untuk skala Jakarta lho. Kita belum berbicara skala nasional.
Perlu diingat bila banyak proyek infrastruktur yang saat ini dikebut pengerjaannya oleh pemerintahan Jokowi. Mulai dari bendungan, jalan tol, jalan raya, bandara, jembatan, pelabuhan dan lain sebagainya. Berganti presiden tidak menjamin presiden yang baru akan meneruskan semua kebijakan presiden sebelumnya. Bukan saja tidak menjamin, bahkan terancam terhenti. Itukah yang kita inginkan?