Selama 57 tahun, Gerakan Pramuka di Tanah Air telah turut berkarya dalam pembentukan generasi muda Indonesia yang cinta Tanah Air, yang berdarma bakti bagi kejayaan bangsa dan negara. Oleh karena itu, agar tetap relevan dengan kehidupan generasi muda Indonesia saat ini, Gerakan Pramuka harus direvitalisasi.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam amanatnya saat menjadi pembina upacara peringatan Hari Pramuka ke-57 di Lapangan Gajahmada, Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa sore, 14 Agustus 2018.
“Di masa sekarang Gerakan Pramuka harus merevitalisasi dirinya agar terus dapat membentuk manusia-manusia yang tangguh, yang tahan banting, yang berakhlak mulia, yang inovatif. Revitalisasi Gerakan Pramuka diperlukan karena tantangan yang dihadapi generasi muda sekarang sangat berbeda dengan apa yang kita hadapi di masa lalu,” kata Presiden.
Menurut Presiden, Pramuka harus dididik bukan hanya bahasa morse, tetapi juga bahasa dan pengetahuan digital. Hal-hal seperti coding, artificial intelligence, advance robotic, dan internet of thing harus dipahami oleh para Anggota Pramuka.
“Bahasa dan pengetahuan revolusi industri 4.0 yang sudah mulai mengubah wajah peradaban manusia di dunia, kita juga harus tahu,” lanjutnya.
Tidak hanya dari sisi digital, Presiden juga mengatakan telah terjadi perubahan dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Oleh sebab itu, Presiden melanjutkan, Anggota Pramuka harus terus meningkatkan kedisiplinan dan ketekunan.
“Bahwa di balik latihan baris berbaris, latihan mendirikan tenda, latihan membuat simpul tali adalah nilai-nilai unggul kedisiplinan, nilai-nilai unggul ketekunan, dan akhlak yang mulia. Nilai-nilai unggul itu yang dibutuhkan oleh generasi muda Indonesia untuk memenangkan persaingan global di masa kini dan di masa depan,” ujarnya.
Nilai-nilai unggul tersebut, lanjut Presiden, harus ditanamkan oleh Gerakan Pramuka dengan cara-cara yang kreatif, kekinian, dan disenangi serta memikat perhatian generasi Y dan generasi Z. Hal tersebut mengingat karakteristik mereka yang berbeda dengan karakteristik generasi-generasi sebelumnya.
“Mereka adalah generasi yang kritis, yang mau bekerja keras, yang perilaku hidupnya sudah semakin digital. Itulah yang harus diperhatikan oleh Gerakan Pramuka agar tetap relevan dengan kehidupan generasi muda Indonesia saat ini,” imbuhnya.
Di penghujung amanatnya, Kepala Negara memberikan tiga pesan untuk seluruh anggota Gerakan Pramuka. Pertama, agar selalu ingat dan menjaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. “Karena kalian adalah tunas-tunas manusia Pancasila yang menjaga dasar negara kita dan merawat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Kedua, Presiden berpesan agar Anggota Pramuka bisa terus menjadi generasi yang haus akan prestasi dan karya di bidang apapun. “Ketiga, jika tiba saatnya generasi kalian untuk memimpin bangsa ini, saya titip masa depan Indonesia. Bawalah bangsa kita ke masa kejayaan yang sudah lama kita nantikan,” kata Kepala Negara.