Pada saat duduk dibangku sekolah dahulu kita sering diajarkan dan dimotifasi oleh guru-guru di sekolah supaya kita tetap optimis serta tidak berkecil hati karena tidak ada yang mustahil didalam kehidupan ini. Para guru memotifasi supaya anak didik yang dikasihinya dapat membuka cakrawala berpikirnya dan tidak gampang patah semangat dalam meraih cita-citanya.
Kalimat yang sering terngiang di pikiran saya dan mungkin dipikiran sahabat pembaca sekalian dari para pendidik kita dahulu adalah “Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang dilangit dan seperti Padi semakin berisi akan semakin merunduk” dimana kita diajarkan agar membuat ekspektasi tinggi tetapi harus realistis, tidak ambisius dalam meraih sebuah cita-cita dan tetap rendah hati.
Dalam artikel ini saya ingin menyampaikan kebanggaan saya terhadap seorang pemuda cerdas berdarah batak bermarga Nasution yang sebentar lagi sah menjadi menantu seorang Presiden yang sangat dicintai mayoritas Rakyat Indonesia oleh karena ketegasan dalam balutan Kelemahlembutan.
Dalam adat suku batak marga Nasution ini bersaudara juga dengan marga Simanjuntak, Siahaan, Pohan, dll (dalam bahasa batak “dongan tubu“). Jika dikaji secara adat dan budaya suku batak Bobby Nasution calon menantu Presiden Jokowi dan Annisa Pohan adalah bersaudara (Marito) karena mereka berbeda gender (Jenis kelamin). Annisa Pohan merupakan istri dari Agus Harimurti Yudhoyono anak dari presiden ke 6 Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono akrab disapa Bapak SBY.
Selanjutnya dalam artikel ini yang mau saya sampaikan adalah biografi Bobby Nasution calon menantu dari Presiden Jokowi. sebelum memaparkan biografi singkat Bobby, saya ingin menyampaikan terlebih dahulu saya menjadi optimis bahwa bangsa Indonesia kedepannya akan terlepas oleh belenggu sesat isu-isu SARA yang sangat merusak secara psikologis rakyat Indonesia.
Mengapa saya katakan sangat merusak psikologis karena doktrin pengkotak-kotakan itu mengakibatkan pola berpikir rakyat Indonesia primitif, menganggap bahwa mereka yang dalam satu kotak saja yang layak menjadi teman dan layak masuk menjadi bagian dari keluarga.
Pemuda Batak ini bernama Bobby Nasution merupakan anak dari mantan Direktur Utama PTPN IV Bapak Erwin Nasution dan Ibu Ade Hanifah boru Siregar. Ia adalah putra ketiga dari tiga bersaudara ini lahir di Medan pada 5 Juli 1991. Bobby merampungkan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 2 Pontianak pada 2003 lalu, sementara SMP dan SMA ia habiskan di Bandar Lampung.
Setelah lulus SMA, ia memutuskan hijrah ke Jawa, persisnya di Bogor untuk melanjutkan pendidikan di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tak hanya itu, ia juga aktif dalam dunia sepakbola dengan menjadi manajer di klub sepakbola Meda Jaya yang sangat kesohor dan disegani di era Galatama maupun Divisi Utama Liga Indonesia.
Pak Dhe Jokowi yang sebentar lagi akan mendapat panggilan dari masyarakat yang berdarah batak yakni panggilan yang saya sarankan adalah Tulang (Paman) dimana dalam kebudayaan suku batak posisi Tulang ini sangat dihargai dan dihormati. Tulang tidak bisa dilawan serta setiap ucapannya harus dijalankan agar Tuhan mengabulkan setiap cita-cita kita dan Tulang berhak memberikan kita pasu-pasu dalam bahasa Indonesia yaitu berkat.
Tidak hanya saya yang merasa bangga dengan kabar gembira ini. Presiden Jokowi juga menyampaikan dengan kalimat yang terkesan malu-malu tapi mau dan tersirat teka-teki tetapi gampang untuk kita jawab bahwa beliau bangga akan menjadi bagian dari keluarga besar suku batak yang melahirkan banyak tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang berprestasi dan berintegritas.
Berikut Petikan Berita dari www.viva.co.id tersirat kebanggaan Presiden Jokowi akan masuk menjadi bagian keluarga besar suku batak :
Presiden Joko Widodo mengaku akan lebih sering berkunjung ke Sumatera Utara. Namun, seringnya kunjungan Jokowi tersebut bukan karena peresmian tol atau pun infrastruktur.
Hal yang dimaksud Jokowi terkait sebentar lagi dirinya yang akan menjadi besan dengan orang batak. Sebab, putri Jokowi, bernama Kahiyang Ayu akan menikah dalam waktu dekat dengan Bobby Nasution.
“Saya hampir jadi orang batak, sebentar lagi saya jadi keluarga besar orang Batak,” kata Jokowi berkelakar dalam acara Peresmian Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, di Gerbang Tol Kualanamu Medan, Sumatera Utara, Jumat, 13 Oktober 2017.
Kebiasaan Jokowi bercanda disambut riuh tepuk tangan para hadirin. Seketika Jokowi melemparkan kelakarnya, para tamu undangan langsung riuh bertepuk tangan.
“Kalau (tol) ini sudah jadi, saya akan sering ke sini. Tapi bukan karena ini (peresmian) tapi karena yang lain juga,” kata dia.
Diketahui, pernikahan putri Jokowi, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution akan dilangsungkan pada 8 November 2017 yang dilanjutkan dengan acara resepsi. Resepsi akan dihelat di Kota Medan seperti yang disampaikan oleh Gibran Rakabuming Raka, selaku anak tertua Jokowi sekaligus juru bicara keluarga.
Sungguh beruntung memang kedua anak bersuku batak dapat menjadi menantu seorang Presiden dimana mereka akan tercatat dalam sejarah bangsa ini. Selain itu tokoh bangsa yang menjadikan menantu Bobby dan Annisa ini adalah pembuktian bahwa presiden saat ini dan sebelumnya adalah seorang tokoh bangsa yang Nasionalis dan menghargai Kebhinekaan.
Dimana dari dahulu sampai sekarang masih banyak warga negara Indonesia katanya menghargai Kebhinekaan dan Keberagaman tetapi belum terlepas dari sistim adat dan budayanya supaya mencari jodoh yang sama secara Suku maupun Agama. Kedua tokoh bangsa ini yakni Bapak SBY dan Pak Dhe Jokowi mengajarkan kepada kita secara tidak langsung bahwa semua kita adalah sama tidak ada perbedaan jadi siapapun kita berhak menjadi apapun di Negeri ini.
Sudah saatnya kita meninggalkan prinsip lama yang secara kasat mata sangat berpengaruh negatif terhadap Kebhinekaan yang sudah kita bangun sejak bangsa ini merdeka 72 tahun yang lalu. Kedua Tokoh Bangsa ini membuka mata, mengajarkan kita agar menghargai keberagaman yang menjadi salah satu identitas dan membuktikan bahwa beliau-beliau telah tuntas terkait permasalahan Perbedaan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).
Penutup
Melihat Realita bangsa saat ini bahwa tidak ada lagi pagar penghalang bagi siapapun yang bercita-cita tinggi sampai menjadi menantu seorang Presidenpun bukan hal yang mustahil meskipun dari berbeda unsur SARA. Saya hanya ingin sharing dan memberikan masukan bahwa mari kita merawat Kebhinekaan dan Keberagaman ini menjadi sebuah kebanggaan yang membuat negara luar menjadikan kita referensi dan rujukan memperbaiki Negaranya karena melihat kedamaian yang terjadi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sama-sama kita cintai.
Kita jangan mau dipecah belah oleh kelompok-kelompok kecil yang berlagak sudah besar. Isu-isu perpecahan dan ujaran kebencian yang gencar mereka sebarkan dan suarakan mari bersama-sama kita gebuk karena kelompok kecil SARACEN bukan menginginkan bangsa ini berjaya dan rakyatnya makmur tetapi mereka hanya ingin mengabulkan impian dan ambisi dari junjungannya yang ingin menguasai Negara ini dengan menghalalkan segala cara meskipun itu dapat merusak kedamaian.
Jika ada hal-hal yang ingin kita diskusikan ataupun sahabat pembaca ingin Klarifikasi, memberikan saran, serta kritik sahabat pembaca dapat menyampaikannya didalam kolom komentar dan jika sahabat menyukai artikel ini jangan lupa menekan tanda hati (Love) yang berada didalam link artikel Indovoice. TERIMA KASIH.
#BERANIBERSATUMEMBELAKEBERAGAMAN
#HORAS
Sumber :