Indovoices.com –Dua Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia disebut bermanuver menjelang pergantian jabatan Panglima TNI. Mereka ialah Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono.
Yudo Margono dan Andika disebut-sebut menjadi calon kuat untuk memegang komando TNI. Sedangkan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo dinilai tak terlalu berpeluang lantaran berasal dari matra yang sama dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Seorang sumber yang mengetahui manuver Andika bercerita, mantan Panglima Komando Daerah Militer Tanjungpura itu memperkuat tim komunikasi Angkatan Darat. Tugasnya adalah menyebarkan informasi, baik berupa foto maupun video mengenai aktivitas Kepala Staf Angkatan Darat.
Penasihat senior Kantor Staf Presiden, Andi Widjajanto, mengatakan langkah Andika yang aktif menyiarkan kinerjanya di media sosial bisa dinilai sebagai upaya menjadi Panglima TNI. Meski begitu, Andi menilai kepercayaan Presiden kepada Andika tak hanya di media sosial, tapi memang karena kinerjanya baik.
“Pak Andika memiliki pemahaman konsep akademik militer yang kuat,” ujar analis utama politik dan keamanan Laboratorium Indonesia 2045 ini dikutip dari Majalah Tempo edisi 12 Juni 2021.
Selain memperkuat tim komunikasi, Andika juga disebut-sebut gencar berkomunikasi dengan para politikus Senayan terutama legislator dari PDI Perjuangan.
Di sisi lain, Yudo Margono disebut bermanuver dengan cara mendekati para seniornya di Angkatan Laut. Mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Purnawirawan Bernard Kent Sondakh mengatakan, Yudo beserta istrinya berkunjung ke rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Ahad, 23 Mei lalu.
Selama lebih dari dua setengah jam, Kent dan Yudo berbincang banyak hal mengenai kondisi Angkatan Laut di masa lalu dan sekarang. Mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Muda Purnawirawan Iskandar Sitompul mengatakan, Yudo juga beberapa kali bermain golf bersama para seniornya.
Sejumlah narasumber menyebutkan Yudo memiliki catatan minus, yakni tenggelamnya kapal selam Nanggala-402 pada April lalu. Namun menurut Kent dan Iskandar, tenggelamnya KRI Nanggala-402 bukan batu sandungan untuk Yudo.
Andika ogah berkomentar saat ditanyai mengenai kursi Panglima. “Itu bukan kewenangan saya,” ucapnya dikutip dari Majalah Tempo edisi 12 Juni 2021.
Adapun Yudo juga tak menjawab saat dikonfirmasi ihwal pertemuannya dengan para senior Angkatan Laut. “Nanti saja,” tuturnya