Indovoices.com –Bertempat di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggelar rapat bersama KSAD Andika Perkasa, Kepala BPOM Penny Lukito, dan Menteri Kesehatan Budi Sadikin pada Senin, 19 April 2021. Rapat ini membahas polemik vaksin Nusantara.
Dikutip dari Majalah Tempo edisi 24 April 2021, rapat ini diinisiasi Muhadjir setelah mendapat telepon dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Pada 16 April, Pratikno menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Muhadjir. Inti pesannya, polemik vaksin Nusantara harus segera diakhiri.
Vaksin yang dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ini memang menuai polemik. BPOM sudah menyatakan vaksin yang berbasis sel dendritik ini tidak lulus uji klinis I. Namun, beberapa anggota DPR dan tokoh selonong boy dengan menjadi relawan uji klinis II.
Pertemuan di Markas Besar TNI AD ini sempat berjalan alot. Penny kukuh mengatakan riset vaksin Nusantara masih banyak kekurangan dan uji klinis tak bisa dilanjutkan. Penny sebelumnya menyatakan vaksin berbasi sel dendritik—bagian dari sistem imun bawaan yang berpatroli di dalam tubuh untuk mendeteksi penyusup, seperti bakteri atau virus, dan melahapnya—tak lolos uji klinis tahap pertama.
Setelah rapat berlangsung lebih dari dua jam, Andika, Penny, dan Budi akhirnya meneken nota kesepahaman setebal tiga halaman. Dalam dokumen itu, uji klinis vaksin Nusantara disepakati disetop. Tapi penelitian sel dendritik tetap bisa dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta, sebagai riset berbasis pelayanan. Terapi itu juga tak boleh diperdagangkan dan tak butuh izin edar. “Semua pihak menang,” ujar Muhadjir.
Tempo sudah mencoba mengkonfirmasi pertemuan ini kepada Andika Perkasa soal pertemuan ini. Namun, belum dibalas. Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin irit bicara soal pertemuan membahas vaksin Nusantara ini. “Sudah tutup buku,” katanya.