Setelah gagal dengan spanduk bunyikan klakson 3x ganti presiden, kini pihak oposisi melalui web abal-abalnya melakukan framing bahwa tol yang telah selesai, dalam hal ini tol Cipali bukanlah tol Jokowi, melainkan tol Sandiaga Uno.
Sedikit saya kutip tulisan di web hoax tersebut:
“Skema pembiayaan tol Cipali adalah Private Public Partnership. Tahukah kalian, pembangunan jalan tol dilaksanakan oleh PT Lintas Marga Sedaya: 45% sahamnya dimiliki oleh PT Bhaskhara Utama Sedaya yang adalah anak perusahaan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, konsesi selama 35 tahun.
Kalian tahu siapa pemilik PT Saratoga Investama? Dialah Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini.”
Jadi intinya web hoax tersebut ingin mengatakan kalau Jokowi tidak punya tol sedikitpun, tol itu dalam hal ini adalah Tol Cipali merupakan milik Sandiaga Uno.
Benarkah demikian?. Jawaban saya adalah benar. Ups jangan terkejut dulu. Simak penjelasan saya lebih lanjut.
Meskipun Jokowi membangun banyak jalan tol, jembatan, bendungan namun tak sekalipun beliau pernah berucap kalau itu adalah jalan tol miliknya, itu bendungan miliknya atau jembatan miliknya. Hal ini disebabkan karena beliau sadar bahwa semua itu dibangun menggunakan uang pemerintah yang notabenenya bisa dikatakan uang milik seluruh rakyat Indonesia juga.
Lantas kenapa banyak masyarakat yang menyebutnya sebagai tol yang dibangun Jokowi, bendungan Jokowi atau jembatan karya Jokowi?. Hal ini semata-mata merupakan penghargaan rakyat kepada pemimpinnya. Karena berkat kepemimpinan beliaulah semua infrastruktur tersebut dapat diselesaikan dan dipergunakan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat saat ini.
Semua uang yang dikeluarkan dapat dimaksimalkan pemakaiannya, terbukti dari sekian banyaknya infrastruktur yang berhasil dibangun tanpa harus khawatir proyek tersebut menjadi proyek mangkrak. Hmm..Kata mangkrak terdengar akrab dan sejenak mengingatkan saya pada seseorang. Asudahlah.. kalau membahas si baperan itu lagi, nanti artikel kita tidak selesai-selesai.
Baiklah, kita lanjutkan lagi, jadi bila web hoax tersebut mengatakan Jokowi tidak punya tol, secara teknis ya memang tidak salah. Lantas apakah tol tersebut bisa dikatakan milik si Bango Kaget? Belum tentu juga. Maaf, saya menyebutnya Bango kaget karena bawaannya kagetan dan suka memperagakan jurus bango.
Memang benar bila PT Saratoga Investama adalah milik si Sandi, namun yang tidak dituliskan oleh web hoax tersebut adalah ternyata PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sudah menjual 40 persen saham PT Baskhara Utama Sedaya (BUS) yang dimiliki secara tidak langsung oleh Perseroan melalui anak perusahaannya, PT Interra Indo Resources.
Saratoga menjual saham tersebut kepada PT Astratel Nusantara yang merupakan salah satu perusahaan yang tergabung di kelompok usaha Astra.
(https://m.merdeka.com/uang/sandiaga-uno-jual-saham-tol-cipali-ke-grup-astra.html)
Lantas masih layakkah itu disebut sebagai tol Sandiaga Uno?, hahaha. Kalau masih ada yang jawab iya, saya hanya bilang tidak tahu malu alias shame on you.
Sekarang kita asumsikan saja bila saham tersebut belum dijual, apakah layak
diaku-akui sebagai tol Sandiaga Uno?. Lagi-lagi menurut saya tidak layak.
Sama seperti halnya kita bangun rumah, sebagian uang untuk membangun rumah itu kita pinjam dari bank. Apakah setelah rumah tersebut selesai, bisa disebut rumah milik bank?.
Atau karena dikerjakan dan diselesaikan oleh tukang bangunan, apakah bisa dikatakan rumah itu menjadi rumah si tukang bangunan?
Tentu tidak, bukan? Rumah itu tetap menjadi milik si pemilik rumah, meskipun dibangun dengan sebagian pinjaman dari bank dan dikerjakan oleh tukang bangunan.
Demikian halnya juga dengan jalan tol tersebut, ya tetap atas nama pemerintah sebagai pemiliknya, dalam hal ini diwakili oleh Jokowi yang menjadi presiden di Republik Indonesia.
Masalah ada yang memasang spanduk mengucapkan terima kasih kepada Jokowi, itu merupakan perwujudan rasa terima kasih rakyat Indonesia kepada pemimpinnya, apakah salah?
Coba perhatikan, katanya jalan tol tsb sudah dibangun sejak 2004, mungkin kalau bukan Jokowi yg mendorong penyelesaiannya, bisa jadi tahun 2040 pun belum tentu siap. Sehingga dapat dikatakan peran Jokowi dalam mempercepat penyelesaian tol tersebut, sangat besar.
Jadi bila ada web yang menuliskan bahwa tol tersebut adalah milik Sandiaga Uno, bisa jadi itulah portal hoax yang saya maksud. Mungkin judulnya bisa membuat para kampret ejakulasi dini, mengingat nalar mereka yang rendah dan gampang dibohongi.
At the end, Diakui atau tidak, faktanya di masa pemerintahan Jokowi lah pembangunan jalan tol benar-benar masif dijalankan. Pada akhirnya yang menikmati termasuk yang nyinyir selama ini juga.
#TerimaKasihJokowi