Indovoices.com –Mewakili Presiden Jokowi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno membeberkan alasan pergantian nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Tol Layang Japek II) menjadi Jalan Tol Layang MBZ atau Mohamed Bin Zayed.
Menurut dia, pergantian nama tol yang dioperasikan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ini lantaran nama Presiden Jokowi lebih dulu menjadi nama jalan di Abu Dhabi, Ibu kota Uni Emirat Arab (UEA).
“Perlu kami sampaikan juga, sebelumnya nama Jalan Presiden Joko Widodo juga telah dicanangkan di Abu Dhabi, di jalan utama strategis antara Abu Dhabi National Exhibition Center ke arah kompleks kedutaan,” kata Pratikno dalam peresmian pergantian nama yang disiarkan di YouTube Kementerian PUPR, Senin (12/4).
Menurut dia, penamaan Jalan Presiden Jokowi di Abu Dhabi merupakan sebuah kehormatan bangsa bagi Indonesia. Karena itu, Indonesia melakukan hal sama dengan memberikan nama Jalan Tol Layang MBZ Sheikh Mohamed Bin Zayed.
Tak hanya balas budi penamaan jalan, hubungan diplomatik kedua negara juga sudah berlangsung sangat lama. Pratikno menyebut, hubungan Indonesia dan UEA sudah terjadi lebih dari 45 tahun dalam bidang sosial dan ekonomi.
Di bidang ekonomi, UEA banyak memberikan dukungan pada pembangunan Indonesia, termasuk investasi melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang baru dibentuk Jokowi. UEA menjadi konsultan Indonesia dalam pembentukan lembaga Sovereign Wealth Fund itu.
“Jadi itulah latar belakang perubahan nama ini, maka mulai pagi ini saya dan Pak Basuki atas nama Presiden secara resmi mengubah nama Jalan Tol Japek II menjadi Jalan Layang MBZ Sheikh Mohamed Bin Zayed,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdullah Salem Al Dhaheri mengaku senang dengan penamaan jalan tol layang ini untuk MBZ. Apalagi, nama tersebut dipasang di jalan tol yang menjadi jalan vital bagi ekonomi Indonesia.
Dia juga mengungkapkan, hubungan kedua negara semakin erat. Jika dulu, hubungan Indonesia dan UEA lebih banyak pada urusan minyak, gas, dan pelabuhan, saat ini sudah merambah ke sektor lain.
“Kami telah beralih dari minyak, gas, pelabuhan, ke area kolaborasi baru seperti pendidikan, pertanian, kesehatan, investasi, ritel, dan banyak area kolaborasi lainnya yang pasti merupakan yang terbaik untuk Indonesia,” kata Al Dhaheri.
Tol Layang Japek II Terpanjang di Indonesia
Sementara itu, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian melaporkan, Jalan Tol Layang Japek II dibangun pertama kali pada 2017 dan diresmikan Presiden Jokowi pada Desember 2019. Adapun pergantian nama jalan tol sesuai dengan Surat Izin Menteri PUPR No. BM.07.02-Mn/635 tangga 8 April 2021.
Tol Layang Japek II memiliki panjang 36,4 kilometer yang menjadikannya jalan layang terpanjang di Indonesia. Jalan tol ini dibangun untuk mengurai kepadatan dari arah Jakarta ke Cikampek dan sebaliknya.
“Kepadatan lalu lintas di jalur ini adalah 200 ribu kendaran per hari dan merupakan jalur urat nadi perekonomian Indonesia karena berada di kawasan Industri dan pemukiman yang berkembang pesat di timur Jakarta,” katanya di lokasi yang sama.