Sabtu, 9 November 2024

Siapa Pemilik Aisha Weddings? Masih Misterius

RelatedPosts

Indovoices.com –Informasi soal Aisha Weddings masih misterius. Siapa pemiliknya, di mana alamat kantor dan berapa nomor teleponnya tidak tercatat di website ataupun akun Facebook mereka.

Selain memiliki website dan akun Facebook, Aisha Weddings yang mengaku sebagai wedding organizer (WO) itu mempromosikan jasanya dengan menyebarkan pamflet dengan dibungkus lipatan koran yang dimasukkan plastik.

Barang promosi ini antara lain ditemukan di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mereka juga memasang spanduk di pinggir jalan.

Dari semua materi promosi itu, Aisha Weddings tidak mencantumkan nomor telepon dan alamat kantornya. Hal ini memicu kecurigaan pegiat isu Islam dan multikulturalisme di media sosial, Baskoro Aris Sansoko, yang menganalisis konten dan riwayat WO Aisha Weddings tersebut.

“Kalau nomer HP atau contact medsos saja enggak ada, ini niat usaha beneran gak sih?” tulisnya di Twitter.

Ramai-ramai Mengecam: Dari LSM hingga Menteri

Konten yang ditulis Aisha Weddings adalah soal layanan pernikahan siri dan poligami. Yang paling memantik kemarahan netizen adalah anjuran Aisha Wedding bagi perempuan untuk menikah pada usia mulai 12 hingga 21 tahun dengan dalih agama. Tidak boleh lebih dari itu.

Kabar soal Aisha Weddings mulai ramai dibahas di media sosial pada Rabu (10/2) pagi meskipun sebenarnya hari Selasa (9/2) sudah ada perbincangan soal itu.

LSM perempuan dan anak hingga Kementerian PPPA mengecam dan meminta polisi untuk mengusut dugaan pidana yang dilakukan penyelenggara pernikahan itu.

Anjuran menikah muda oleh Aisha Weddings dinilai bertentangan dengan hukum yakni Undang-Undang Perkawinan Nomor 16 tahun 2019 yang menyebutkan Perkawinan diizinkan apabila perempuan dan laki-laki sudah berumur 19 tahun.

Promosi Aisha Weddings juga dianggap telah melanggar dan mengabaikan pemerintah dalam melindungi dan mencegah anak menjadi korban kekerasan dan eksploitasi seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 17 tahun 2016.

Sempat Berkomentar di Facebook Sebelum Hilang

Menanggapi ramainya kritikan itu, Aisha Wedding justru merespons santai. Melalui akun Facebook, mereka mengunggah status pada Rabu (10/2) siang.

“Jangan menilai… 🙏

Jika orang tua mau dan KUA mengeluarkan dispensasi nikah bagi anak…. Kenapa murka??

Beberapa keluarga tidak punya uang untuk anaknya… Lebih baik menikah daripada mati kelaparan…

Namun saat ini Facebook tersebut sudah tidak bisa diakses. Sebelum akun tersebut tidak bisa dibuka, kumparan telah mengirim direct message untuk mengkonfirmasi kabar viral ini. Namun, tidak mendapat respons.

Hal yang sama juga terjadi pada website aishaweddings.com. Ketika situs dibuka, muncul tulisan “Under Construction” atau “Dalam Perbaikan”.

Di situs itu sebelumnya terdapat beberapa pesan yang tertulis seperti:

Semua wanita muslim ingin bertaqwa dan taat kepada Allah SWT dan suaminya. untuk berkenan di mata Allah dan suami, Anda harus menikah pada usia 12=-21 tahun dan tidak lebih.

Keyakinan Kami

Aisha Wedding percaya akan pentingnya Nikah Siri untuk pasangan yang ingin datang bersama untuk memulai keluarga dengan berkah Allah SWT.

Di atas segalanya, kami dengan ketat mengikuti dan mematuhi anjuran Al-Quran sebagai kata suci Allah SWT.

Kejanggalan Aisha Wedding

Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, membeberkan kejanggalan Aisha Weddings. Drone Emprit adalah sistem untuk memonitor serta menganalisis media sosial dan platform online yang berbasis teknologi big data.

Menurut Fahmi, konten Aisha Weddings baru di-update pada Selasa, 9 Februari 2021 atau satu hari sebelum mendapat kecaman sana-sini pada Rabu (10/2).

“Kalau situs http://aishaweddings.com ini pada tahun 2018 dan sebelumnya, semua redirect ke http://aishaevents.com. Lalu lompat diupdate pada 2021. Di tahun 2021, konten baru diupdate tanggal 9 Feb (kemaren banget), dan hari ini 10 Feb. Tampak landing pagenya baru dibandingkan dengan last update tahun 2018 lalu,” analisis Fahmi pada Rabu (10/2).

Konten yang ada di dalam website Aisha Weddings belum semuanya terisi. Selain itu juga sebagian isinya provokatif karena membawa-bawa agama untuk anjuran menikah di usia mulai 12 tahun. Soal isu poligami juga disebut bisa dinikmati semua umat Islam.

Analisis lebih lanjut, diduga konten Aisha Weddings hanya settingan yang sengaja dibuat untuk menimbulkan keresahan di masyarakat.

Fahmi menyarankan publik menghentikan kehebohan karena keberadaan Aisha Weddings yang tidak jelas. Namun, dia mendorong agar polisi mengusutnya agar kasus seperti ini tak terulang lagi.

Daftar lengkap kejanggalan Aisha Wedding bisa dilihat di sini:

Polisi Mengusut: Jejak Digital Takkan Hilang

Bareskrim Polri merespons keresahan sejumlah pihak atas kasus Aisha Weddings yang mempromosikan nikah mulai usia 12 tahun, nikah siri, hingga poligami.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, Aisha Weddings telah dilaporkan ke Bareskrim oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Hal itu pun menjadi perhatian serius kepolisian.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus Foto: Rachman/ANTARA FOTO

 

“Masalah wedding organizer yang sekarang telah dilaporkan oleh KPAI ke Bareskrim Polri. Tentunya Bareskrim Polri akan mendalami permasalahan ini,” kata Rusdi lewat keterangannya, Rabu (10/2).

Rusdi berjanji pihaknya akan menuntaskan kasus tersebut sehingga tak meresahkan masyarakat.

“Untuk kita sama-sama bagaimana masalah yang muncul di masyarakat ini bisa diselesaikan secara tuntas,” ujar Rusdi.

Tidak adanya alamat kontak di website Aisha Weddings dan Facebook yang sudah dihapus tidak menjadi halangan polisi mengusut.

Jejak digital tidak akan pernah hilang sampai kapan pun, mau dihapus, mau ditenggelamkan juga bisa kita dapat.– Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus. (msn)

 

Related Posts

Next Post

Recommended

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Add New Playlist