Indovoices.com –Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan bahwa selama ini strategi testing corona salah secara epidemiologi. Pernyataan Menkes itu viral di berbagai media.
Merespons hal itu, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat ikut berkomentar. Ia menilai pengakuan Menkes itu cukup mengejutkan.
“Bahwa testing COVID-19 yang selama ini kita lakukan salah secara epidemiologi cukup mengejutkan. Tidak perlu ada polemik berkepanjangan, segera lakukan perbaikan agar upaya pengendalian COVID-19 segera membuahkan hasil yang baik,” kata Rerie sapaan akrabnya, Minggu (24/1)
Menurut Rerie, data yang akurat dalam sebuah kebijakan berskala nasional seperti pengendalian penyebaran COVID-19 di Tanah Air, memegang peranan penting terhadap keberhasilan program.
“Pengambilan dan pengolahan sampel yang salah, menghasilkan data yang salah pula. Akibatnya, langkah yang diambil pun tidak sesuai apa yang terjadi di lapangan,” urai Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu.
Apalagi, Rerie berpendapat, pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) di Jawa-Bali yang kini telah diperpanjang belum menunjukkan terkendalinya penyebaran COVID-19.
“Bahkan catatan Satgas COVID-19 menunjukkan positivity rate harian COVID-19 mencapai rekor tertinggi pada Minggu (17/1) yakni 32,83 persen. Rasio positivity rate ini, enam kali lebih tinggi daripada standar ketetapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang hanya 5 persen,” jelas Rerie.
Lebih lanjut, di tengah kerumitan pengendalian COVID-19, Rerie berharap, perbaikan masalah mendasar dalam pengendalian penyebaran COVID-19 harus segera dilakukan.
“Dengan cara dan metodologi yang benar upaya pengendalian penyebaran virus corona di Tanah Air bisa lebih terukur dan membuahkan hasil yang lebih baik,” tutur Rerie.
Rerie berpesan agar pemerintah tak lupa untuk melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap upaya yang dilakukan pada pengendalian penyebaran COVID-19 di Tanah Air.
“Libatkan masyarakat seperti dalam bentuk disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun, dalam keseharian,” tandas Rerie.
Menkes Budi Gunadi sebelumnya menyoroti seringnya orang yang sama dilakukan testing. Menurutnya, hal itu kesalahan testing yang selama ini terjadi.
“Testing dan isolasi itu tambah bocornya, kita testingnya salah. Tesnya banyak tapi kok (kasus) naik terus. Habis yang dites orang kayak saya. Setiap mau ketemu Presiden harus tes. Ini barusan diswab. Seminggu bisa 5 kali swab karena harus ke Istana. Emangnya bener gitu?” kata Budi dalam Dialog Warga ‘Vaksin & Kita’ Komite Pemulihan Ekonomi & Transformasi Jabar yang dilihat kumparan di Youtube PRMN SuCi, Jumat (22/1).(msn)