Indovoices.com –Presiden Jokowi belum mengirimkan surat ke DPR terkait calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis. Hingga saat ini, bursa calon Kapolri terus menghangat.
Sejumlah nama calon Kapolri mulai muncul seperti Kabareskrim Komjen Listyo Sigit, Wakapolri Komjen Gatot Eddy dan Kabaharkam Komjen Agus Andrianto.
Menanggapi itu, Ketum Pengurus Besar Mathla-ul Anwar (PBMA) KH Ahmad Sadeli Karim meminta Jokowi mendengarkan aspirasi masyarakat terkait calon Kapolri.
“Menurut saya itu memang kewenangan presiden, prosedurnya ada kan. Karena presiden mandataris rakyat, presiden harus mendengarkan aspirasi rakyat untuk kemaslahatan ke depan. Itu saya kalau saya,” kata KH Ahmad Sadeli.
Ahmad menuturkan, Jokowi harus bijak dalam memilih sosok Kapolri pengganti Idham Azis. Dia menyebut Kapolri harus mampu menjaga stabilitas keamanan dan menegakkan hukum secara adil.
“Artinya ya tolong presiden bijaklah dalam memilih seorang kapolri. Mudah-mudahan dengan begitu ada kondusifitas bagi keamanan. Itu yang diharapkan. Ada stabilitas ada keamanan. Rakyat tenang, tidak ada gejolak. Itu saja yang kita harapkan,” kata dia.
“Lalu bagaimana menegakkan hukum secara adil. Menegakkan hukum seadil-adilnya, tidak pandang bulu. Saya rasa kriteria kapolri sudah jelas sebagai pengayom, sebagai pelayan bagi seluruh bangsa indonesia yang majemuk dan berbhinneka tunggal ika ini,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia enggan menanggapi sejumlah nama yang disebut menjadi calon Kapolri. Ahmad menyerahkan sepenuhnya keputusan di tangan Jokowi.
“Saya masalah nama no comment. Semua pernah jadi Kapolda Banten, Pak Listyo, Boy Rafli. Itu terserah presiden lah. Kita kan hanya saran saja sebagai rakyat biasa. Saya kira presiden lebih tau lah agar bagaimana suasana negara ini kondusif ke depan. Kita kan inginnya ketenangan,” tandas dia.
Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada Februari 2021. Setelah Jokowi mengirimkan surpres ke DPR terkait calon kapolri, komisi III akan mengadakan uji kelayakan calon Kapolri.(msn)