Indovoices.com –Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka pasar burung dan sentra batu akik di kawasan eks lokalisasi Dolly, di Jalan Kupang Gunung Timur I Nomor 14-16, Surabaya, Jawa Timur.
Pasar tersebut berdiri di bekas wisma dengan luas lahan 840 meter persegi dan memiliki total 37 lapak yang tersebar di dua lantai.
Selain pasar burung dan batu akik, di kawasan ini juga terdapat sentra UMKM lainnya, seperti sandal, batik, hingga kerupuk.
Risma berharap sentra yang dibangun di eks lokalisasi itu bisa membantu perekonomian warga sekitar.
“Terima kasih kepada warga Putat Jaya. Saya juga mohon maaf terpaksa dulu saya harus menutup kawasan ini karena saya melihat masa depan anak-anak akan terganggu kalau kondisinya seperti itu. Meski saat itu berat sekali untuk saya menutup, tapi yakinlah ini untuk masa depan anak-anak, tidak ada hal lain kecuali itu,” ujar Risma dikutip dari Kompas TV.
Untuk diketahui, pada 2014, Risma berhasil menutup Dolly, lokasi prostitusi yang konon pernah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Meski diwarnai penolakan, tetapi lokasi prostitusi itu akhirnya bisa ditutup dan kini sedang diubah menjadi kawasan sentra ekonomi.
Risma kemudian membagi dua jurus sukses menutup Dolly.
Secara umum, sebut dia, hanya ada dua yang tidak boleh ditinggalkan oleh pemerintah dalam upaya penutupan lokalisasi, yakni solusi dan kebersamaan.
Solusi yang dimaksud Risma yaitu pemerintah harus sudah memikirkan solusi, mau dikemanakan warga setelah lokalisasi itu digusur.
Sementara kebersamaan yang dimaksud Risma, penutupan lokalisasi harus melibatkan semua unsur, termasuk penegak hukum dan masyarakat sekitar.
Pemerintah harus menyamakan persepsi dengan masyarakat sekitar bahwa penutupan lokasi prostitusi adalah tanggung jawab bersama.(msn)