Indovoices.com –Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro melirik pengembangan vaksin dari negara Uni Eropa (EU). Hingga saat ini, Indonesia memang belum melakukan kerja sama vaksin dengan negara-negara EU.
“Sampai saat ini memang belum ada yang langsung kerja sama, tapi salah satu potensi vaksin mungkin juga berasal dari salah satu negara EU,” ujar Bambang dalam konferensi virtual EURAXESS ASEAN European Research Days Indonesia.
Dia mengatakan pihaknya ingin membuka pengembangan vaksin dengan negara-negara EU. Untuk langkah pertama pihaknya bakal menghubungi ilmuwan Diaspora di negara-negara EU.
“Dan kemungkinan juga untuk pengembangan obat atau yang lain. Saat ini kita sudah membuaka riset kerjasama dengan Diaspora yang ada di EU,” terangnya.
Baca: Unair Tunggu Arahan Pemerintah Soal Kelanjutan Riset Obat Covid-19
Namun, menurut Bambang, proses itu masih memakan waktu. Untuk itu belum banyak kerja sama yang bisa direalisasikan.
“Tetapi untuk jangka menengah panjang kita perlu membangun kemandirian, baik obat, bahan baku obat, maupun alat kesehatan. Bekerja sama dengan EU, malah ini satu keharusan,” lanjutnya.
Kerja sama itu dimaknai Bambang sebagai satu proses pembelajaran. Setelah mendapat ilmu dari kerja sama, harapannya Indonesia mampu menciptakan berbagai inovasi di bidang kesehatan secara mandiri.
“Dan tentu kita akan lihat lagi apa yang bisa dikembangkan terkait pandemi ini. Karena memang kondisi pandemi berjalan cepat. Dan kalau kita belajar dari EU dan kemudian mengembangkan sendiri, kita tidak perlu import dan ini akan sangat baik,” ujar Bambang.(msn)