Indovoices.com –Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan pemerintah terus melakukan langkah strategis untuk menangani penyebaran virus corona. Upaya tersebut digencarkan seiring dengan pertambahan kasus positif Covid-19 yang telah menembus lebih dari 4.000 per hari.
“Berbagai langkah strategis hasil koordinasi dengan lintas kementerian lembaga telah dilakukan, mulai penambahan kemampuan testing specimen, menyiapkan dan menambah kesediaan tempat tidur di rumah sakit serta ruang isolasi, meningkatkan standarisasi penanganan kasus dan pasokan obat terapi penyembuhan, hingga percepatan ketersediaan vaksin,” ujar Erick Thohir dalam keterangannya, Kamis, 24 September 2020.
Erick mengklaim strategi pemerintah sejauh ini menunjukkan hasil yang baik. Pada Rabu, 23 September 2020, pemeriksaan spesimen di seluruh Indonesia mencapai 38.181 atau melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di samping itu, persentase kesembuhan pasien telah menyentuh 73 persen.
Adapun untuk meningkatkan tren kesembuhan dan mengantisipasi peningkatan kasus, Erick mengatakan pemerintah terus mengupayakan kebutuhan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan terjaga. Pemerintah juga menjaga ketersediaan fasilitas isolasi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala.
Selain Wisma Atlet untuk wilayah DKI Jakarta, pemerintah saat ini bekerja sama dengan hotel-hotel bintang dua dan tiga di daerah untuk menyediakan ruang isolasi mandiri bagi pasien bergejala ringan dan tanpa gejala. Penyediaan ruang tambahan ini untuk meringankan beban rumah sakit.
Di samping itu, pihaknya berkoordinasi dengan BUMN holding rumah sakit untuk mendorong terapi kesembuhan pasien. “Standarisasi manajemen klinis dalam terapi kesembuhan pasien Covid-19 penting dilakukan agar para dokter di wilayah yang jauh dari kota-kota besar bisa mengikuti prosedur medis,” ucapnya.
Komite mendorong kemampuan perusahaan farmasi dalam negeri untuk menyediakan alat kesehatan dan obat-obatan esensial bagi terapi penyembuhan pasien. Beberapa obat antiviral, tutur Erick, memang masih impor. Namun, tutur dia, dua perusahaan farmasi nasional, Indofarma dan Kimia Farma, tengah berupaya memproduksi obat antiviral lokal.
Saat ini, Indofarma memproduksi antiviral oseltamivir, yang sebelumnya masih impor. Sementara itu, Kimia Farma, siap memproduksi favipiravir dan sekarang tengah melalui proses registrasi di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Seiring dengan pengupayaan vaksin, Erick mengatakan pemerintah terus mempercepat ketersediaannya lewat jalur bilateral dan multilateral. Belakangan, Biofarma menjalin kerja sama dengan Sinovac. Kemudian, Kimia Farma dengan perusahaan G42.
Tak hanya itu, penjajakan kerja sama dilakukan dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca. Pemerintah juga mengupayakan kerja sama perusahaan farmasi lainnya, seperti Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax.
“Ditambah mekanisme kerjasama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat,” ucapnya.
Peningkatan kasus corona terjadi di banyak negara per 23 September. Peningkatan kasus di India, misalnya, tercatat mencapai lebih dari 83 ribu kasus. Kemudian di Amerika Serikat 39 ribu kasus. Selanjutnya di Prancis 8.900 kasus dan di Inggris 4.900 kasus.(msn)