Indovoices.com –Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia berpotensi menjadi pemain utama industri farmasi di masa depan. Sebab, Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati.
“Saya yakin Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain utama industri farmasi di masa depan, mengapa kami mempunyai potensi ini? Karena kami memiliki keanekaragaman hayati, bahan-bahan untuk pembuatan obat tradisional dan imunomodulator,” kata Bambang dalam seminar internasional virtual tentang Biodiversitas Indonesia.
Ia menuturkan potensi tersebut didasarkan pada fakta bahwa Indonesia mempunyai biodiversitas yang melimpah, baik yang terdapat di darat maupun di lautan. Masih banyak potensi biodiversitas di Tanah Air yang belum terungkap dan perlu dieksplorasi lebih lanjut.
Saat ini, kata dia, Indonesia masih sangat bergantung pada impor bahan baku obat. Sebab, Indonesia belum memiliki industri kimia yang kuat untuk menunjang bahan baku obat tersebut.
Namun, Bambang menuturkan, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dicap sebagai obat masa depan. Jika memasukkan kekayaan biota laut ke dalam pengembangan obat, maka potensinya malah lebih besar lagi karena banyak orang yang mengira biota laut juga akan menjadi obat masa depan.
Dia menuturkan, agar benar-benar mengoptimalkan obat masa depan dari keanekaragaman hayati laut Indonesia dan menjadikan terminologi obat Indonesia sebagai kata yang mengglobal, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk bio. Termasuk, jamu tradisional, obat tradisional dan juga fitofarmaka dan imunomodulator.
“Ada banyak potensi yang dapat diciptakan dari keanekaragaman hayati kita,” tuturnya.
Seminar itu diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 LIPI dan 25 tahun Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.(msn)