Indovoices.com –Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah menyebutkan pengumuman pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi penyebab saham Indonesia rontok. Bahkan IHSG sempat disuspen pada perdagangan Kamis (10/9) karena melemah di atas 5 persen.
“Kejadian kemarin sangat disesalkan atas pernyataan yang begitu bombastis dan dramatis oleh Gubernur DKI Bapak Anies Baswedan, sehingga menimbulkan hal yang tidak perlu dan membakar ludes Rp 300 triliun saham-saham kita berguguran,” ujar Said dalam Rapat Banggar DPR RI, Jumat (11/9).
Said menuturkan, rontoknya saham Indonesia itu berpotensi menghancurkan banyak korporasi, termasuk juga akan menghancurkan sektor ritel.
“Kalau korporasi hancur maka ritel hancur,” tegasnya.
Menurut dia, rontoknya bursa saham juga merupakan tantangan berat bagi Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat kembali menstabilkan pasar keuangan dan mengembalikan kepercayaan para pelaku pasar.
“Ini lah tantangan berat OJK dan BI,” jata Said.
Selain itu, Said pun meminta agar BI dengan para stakeholder dapat terus berkoordinasi dengan baik dalam menjaga nilai tukar rupiah, yang masih tertekan akibat pandemi COVID-19.
“Kami harap Gubernur BI menjaga stabilitas di sektor keuangan. Kita khawatir upaya yang dilakukan Gubernur BI sisa-sia bagi kita semua kalau tidak di antara kita koordinasi yang baik di semua lini,” jelasnya.
Sebelumnya pada Kamis (10/9), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pernyataan Anies yang akan memberlakukan kembali PSBB total membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam.
“Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI tadi malam, sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000,” ujar Airlangga dalam Rakornas Kadin.
IHSG pada perdagangan Kamis (10/9) anjlok 5,01 persen ke level 4.891,46, setelah sebelumnya perdagangan sempat dihentikan oleh bursa karena turun lebih dari 5 persen.
Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 668 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi menyentuh Rp 10,2 triliun.(msn)